2 Warga Selandia Baru Terdampar di Pesisir Pantai Polewali Mandar
A
A
A
POLEWALI MANDAR - Warga di pesisir Pantai Dusun Teteh, Paku, Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat dikejutkan dengan terdamparnya 2 warga negara Selandia Baru.
Nelayan sekitar lokasi, Puasa mengatakan, saat sedang mencari ikan di perairan pantai Paku, dia melihat dua orang asing. Dia sempat kaget karena model perahunya berbeda dengan jenis perahu nelayan setempat.
Kedua WNA tersebut lalu melambaikan tangannya, lalu Puasa membalasnya. Karena penasaran, dia lalu mendekati perahu WNA tersebut.
Jenis perahu yang digunakan oleh WNA tersebut sama dengan jenis perahu yang digunakan nelayan lokal pada umumnya, jenis perahu bercadik (katinting) lengkap dengan mesin dan pelampungnya, hanya beda pada modelnya saja.
Karena terkendala bahasa, Puasa lalu menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi dengan WNA tersebut. Dia lalu mengajak kedua WNA tersebut ke rumahnya.
"Saya suruh mandi dulu Pak, karena badannya penuh air asin. Saya sudah siapkan makanan tapi tidak mau makan. Mungkin karena tidak terbiasa dengan makanan kita. Hanya kopi saja dia minum," katanya.
Kehadiran kedua bule yang diketahui bernama Wilson Sam, kelahiran Gisborne, 28 Juni 1988 dan Daniel Wilson, kelahiran Levin, 11 April 1986 ini pun menjadi tontonan warga sekitar yang berkerumunan melihatnya. Bahkan beberapa di antaranya mengajak untuk berfoto bersama.
Pihak Imigrasi Polewali Mandar bersama aparat kepolisian dari Pol air, Polsek, pemerintah desa setempat yang tiba di lokasi lalu memeriksa dokumen dari dua WNA tersebut.
Kasi Inteldakim Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Polewali Mandar, Arief Febriansyah Sugiyono mengatakan, setelah menerima laporan dari masyarakat dan aparat kepolisian setempat, pihaknya lalu menuju lokasi.
Dari hasil pemeriksaan, dokumen berupa izin tinggal maupun dokumen perjalanan kedua WNA tersebut masih sah dan berlaku.
"Kami juga sudah koordinasi dengan aparat keamanan terkait keamanannya dan kondisinya masih aman.Tadi (kemarin) kami juga sudah cek tiket perjalanannya sudah ada dibooking nanti tanggal 21 Juli keduanya kembali," ungkapnya.
Dari hasil keterangan kedua WNA tersebut, mereka mau ke Pulau Pasir putih dan berwisata di Polman. Setelah ke Pasir Putih, lalu mengunjungi Tanah Toraja, lalu kembali ke Makassar, Bali dan kembali ke negara asalnya.
"Kami hanya ingin menikmati pemandangan pasir putih Polman dan lautnya,"kata WNA tersebut dalam bahasa inggris yang di translate oleh petugas imigrasi.
Kedua WNA tersebut mengaku dari Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, Sulsel, menuju Polman dengan menyisir daerah pesisir daratan pulau Sulawesi menggunakan perahu katinting. Karena cuca buruk, keduanya lalu menepi untuk menyelamatkan diri.
Mereka tertarik untuk merasakan pesona pasir putih dan ombak perairan Teluk Mandar karena lebih hangat, sementara di negaranya cuaca lebih dingin dan cuaca sedang musim salju.
Sudah hampir dua pekan keduanya berada di Makassar, lalu mereka sudah berlayar, namun hanya singgah di beberapa tempat wisata di sepanjang perairan yang dilaluinya. "Karena perahunya kecil mereka tidak berani terlalu jauh berlayar keluar, jadi hanya menyisir wilayah pesisir saja,"kata Arief.
Pihak Imigrasi melihat tidak ada dugaan ilegal fishing karena melihat dari perahu dan perlengkapan, keduanya hanya membawa alat seadanya untuk bekal mereka sehari-hari untuk bertahan hidup dan bukan untuk mencari ikan.
Sementara itu, Kanit Sat Intelkam Polres Polman Aipda Mokhtar mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan pada perahu WNA tersebut, petugas tidak menemukan barang-barang atau benda yang mencurigakan atau membahayakan.
"Hanya barang-barang keperluan untuk di atas perahu saja, seperti pelampung, baju renang, tas, pakaian ganti, snack dan barang lainnya,"katanya.
Meski tidak membahayakan, namun pihak kepolisian akan tetap memantau pergerakan mereka. Saat ini, kedua WNA tersebut masih berada di rumah salah satu warga setempat untuk beristirahat. Rencananya, jika cuaca telah normal kembali, mereka akan melanjutkan perjalanan wisatanya ke pulau pasir putih.
Nelayan sekitar lokasi, Puasa mengatakan, saat sedang mencari ikan di perairan pantai Paku, dia melihat dua orang asing. Dia sempat kaget karena model perahunya berbeda dengan jenis perahu nelayan setempat.
Kedua WNA tersebut lalu melambaikan tangannya, lalu Puasa membalasnya. Karena penasaran, dia lalu mendekati perahu WNA tersebut.
Jenis perahu yang digunakan oleh WNA tersebut sama dengan jenis perahu yang digunakan nelayan lokal pada umumnya, jenis perahu bercadik (katinting) lengkap dengan mesin dan pelampungnya, hanya beda pada modelnya saja.
Karena terkendala bahasa, Puasa lalu menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi dengan WNA tersebut. Dia lalu mengajak kedua WNA tersebut ke rumahnya.
"Saya suruh mandi dulu Pak, karena badannya penuh air asin. Saya sudah siapkan makanan tapi tidak mau makan. Mungkin karena tidak terbiasa dengan makanan kita. Hanya kopi saja dia minum," katanya.
Kehadiran kedua bule yang diketahui bernama Wilson Sam, kelahiran Gisborne, 28 Juni 1988 dan Daniel Wilson, kelahiran Levin, 11 April 1986 ini pun menjadi tontonan warga sekitar yang berkerumunan melihatnya. Bahkan beberapa di antaranya mengajak untuk berfoto bersama.
Pihak Imigrasi Polewali Mandar bersama aparat kepolisian dari Pol air, Polsek, pemerintah desa setempat yang tiba di lokasi lalu memeriksa dokumen dari dua WNA tersebut.
Kasi Inteldakim Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Polewali Mandar, Arief Febriansyah Sugiyono mengatakan, setelah menerima laporan dari masyarakat dan aparat kepolisian setempat, pihaknya lalu menuju lokasi.
Dari hasil pemeriksaan, dokumen berupa izin tinggal maupun dokumen perjalanan kedua WNA tersebut masih sah dan berlaku.
"Kami juga sudah koordinasi dengan aparat keamanan terkait keamanannya dan kondisinya masih aman.Tadi (kemarin) kami juga sudah cek tiket perjalanannya sudah ada dibooking nanti tanggal 21 Juli keduanya kembali," ungkapnya.
Dari hasil keterangan kedua WNA tersebut, mereka mau ke Pulau Pasir putih dan berwisata di Polman. Setelah ke Pasir Putih, lalu mengunjungi Tanah Toraja, lalu kembali ke Makassar, Bali dan kembali ke negara asalnya.
"Kami hanya ingin menikmati pemandangan pasir putih Polman dan lautnya,"kata WNA tersebut dalam bahasa inggris yang di translate oleh petugas imigrasi.
Kedua WNA tersebut mengaku dari Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, Sulsel, menuju Polman dengan menyisir daerah pesisir daratan pulau Sulawesi menggunakan perahu katinting. Karena cuca buruk, keduanya lalu menepi untuk menyelamatkan diri.
Mereka tertarik untuk merasakan pesona pasir putih dan ombak perairan Teluk Mandar karena lebih hangat, sementara di negaranya cuaca lebih dingin dan cuaca sedang musim salju.
Sudah hampir dua pekan keduanya berada di Makassar, lalu mereka sudah berlayar, namun hanya singgah di beberapa tempat wisata di sepanjang perairan yang dilaluinya. "Karena perahunya kecil mereka tidak berani terlalu jauh berlayar keluar, jadi hanya menyisir wilayah pesisir saja,"kata Arief.
Pihak Imigrasi melihat tidak ada dugaan ilegal fishing karena melihat dari perahu dan perlengkapan, keduanya hanya membawa alat seadanya untuk bekal mereka sehari-hari untuk bertahan hidup dan bukan untuk mencari ikan.
Sementara itu, Kanit Sat Intelkam Polres Polman Aipda Mokhtar mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan pada perahu WNA tersebut, petugas tidak menemukan barang-barang atau benda yang mencurigakan atau membahayakan.
"Hanya barang-barang keperluan untuk di atas perahu saja, seperti pelampung, baju renang, tas, pakaian ganti, snack dan barang lainnya,"katanya.
Meski tidak membahayakan, namun pihak kepolisian akan tetap memantau pergerakan mereka. Saat ini, kedua WNA tersebut masih berada di rumah salah satu warga setempat untuk beristirahat. Rencananya, jika cuaca telah normal kembali, mereka akan melanjutkan perjalanan wisatanya ke pulau pasir putih.
(shf)