Gubernur Banten menerima jajaran Direksi PT Marga Mandala Sakti (MMS)
A
A
A
SERANG - Gubernur Banten Wahidin Halim menerima jajaran Direksi PT Marga Mandala Sakti (MMS), pengelola Jalan Tol Tangerang - Merak di Rumah Dinas Gubernur Banten, Jalan Ahmad Yani No. 161 A Kota Serang (Senin, 8/7/2019). Dalam pertemuan itu, Direksi PT MMS menyampaikan upaya peningkatan layanan Tol Tangerang - Merak.
"Lakukan penelitian dulu, siapa pengguna rest area tol sehingga dapat diketahui apa yang mereka butuhkan," ungkapnya.
PT MMS juga diminta memberikan akses masyarakat sekitar untuk berusaha di rest area. Selain itu, rest area juga dilengkapi dengan pintu belakang untuk akses masyarakat yang akan naik angkutan umum.
Gubernur WH pun mencontohkan rest area Km 14 Jalan Tol Jakarta - Tangerang di Pinang, Kota Tangerang. Rest area itu dilengkapi pintu belakang dan akses jalan di belakang, dan jalur transit angkutan umum sehingga memudahkan akses masyarakat.
Masalah kemacetan di pintu tol dan sekitarnya juga menjadi perhatian Gubernur WH. Penyempitan jalan (fenomena bottle neck) di terowongan bawah tol Jl Raya Kasemen dan Jalan Raya Sawah Luhur Kaligandu serta jembatan fly over Bogeg Kota Serang. Sebagai informasi, kelancaran arus lalu lintas seiring pelebaran Jalan Syeh Nawawi Al-Bantani, sempitnya jembatan fly over Bogeg menjadi penghambat kalancaran arus lalu lintas di jalur ini.
"Pintu tol Cikupa kadang juga tidak lancar. Yang arah Tangerang kadang padat, tapi yang arah Serang lambat. Kadang kita harus menunggu lama," ungkap Gubernur WH.
Dalam pertemuan itu, jajaran direksi PT MMS yang dipimpin oleh Kris Ade Sudiyono menyampaikan upaya peningkatan pelayanan Jalan Tol Tangerang - Merak. Di antaranya: pengajuan penambahan lajur dari arah timur (Pintu Tol Balaraja Barat, red.) hingga Pintu Tol Cilegon Timur yang merupakan fase kedua, pengajuan kebutuhan penambahan tanah untuk fase kedua, penyelesaian Simpang Susun Balaraja Timur, serta pembenahan rest area yang mempermudah akses masyarakat.
PT MMS juga melakukan kajian akses antara Pintu Tol Merak hingga dermaga Pelabuhan Merak yang berjarak 4,5 km untuk mengurai fenomena leher botol (bottle neck) yang menghambat bongkar muat kendaraan di Pelabuhan Merak. Selain itu, pengelola Tol Tangerang - Merak itu juga memiliki program untuk memasang videotron di Cikupa, Serang, dan Selamat Datang di Merak.
"Mudah-mudahan, dengan empat lajur semakin membuat para investor tertarik masuk ke Serang," ungkap Kris Ade.
"Lakukan penelitian dulu, siapa pengguna rest area tol sehingga dapat diketahui apa yang mereka butuhkan," ungkapnya.
PT MMS juga diminta memberikan akses masyarakat sekitar untuk berusaha di rest area. Selain itu, rest area juga dilengkapi dengan pintu belakang untuk akses masyarakat yang akan naik angkutan umum.
Gubernur WH pun mencontohkan rest area Km 14 Jalan Tol Jakarta - Tangerang di Pinang, Kota Tangerang. Rest area itu dilengkapi pintu belakang dan akses jalan di belakang, dan jalur transit angkutan umum sehingga memudahkan akses masyarakat.
Masalah kemacetan di pintu tol dan sekitarnya juga menjadi perhatian Gubernur WH. Penyempitan jalan (fenomena bottle neck) di terowongan bawah tol Jl Raya Kasemen dan Jalan Raya Sawah Luhur Kaligandu serta jembatan fly over Bogeg Kota Serang. Sebagai informasi, kelancaran arus lalu lintas seiring pelebaran Jalan Syeh Nawawi Al-Bantani, sempitnya jembatan fly over Bogeg menjadi penghambat kalancaran arus lalu lintas di jalur ini.
"Pintu tol Cikupa kadang juga tidak lancar. Yang arah Tangerang kadang padat, tapi yang arah Serang lambat. Kadang kita harus menunggu lama," ungkap Gubernur WH.
Dalam pertemuan itu, jajaran direksi PT MMS yang dipimpin oleh Kris Ade Sudiyono menyampaikan upaya peningkatan pelayanan Jalan Tol Tangerang - Merak. Di antaranya: pengajuan penambahan lajur dari arah timur (Pintu Tol Balaraja Barat, red.) hingga Pintu Tol Cilegon Timur yang merupakan fase kedua, pengajuan kebutuhan penambahan tanah untuk fase kedua, penyelesaian Simpang Susun Balaraja Timur, serta pembenahan rest area yang mempermudah akses masyarakat.
PT MMS juga melakukan kajian akses antara Pintu Tol Merak hingga dermaga Pelabuhan Merak yang berjarak 4,5 km untuk mengurai fenomena leher botol (bottle neck) yang menghambat bongkar muat kendaraan di Pelabuhan Merak. Selain itu, pengelola Tol Tangerang - Merak itu juga memiliki program untuk memasang videotron di Cikupa, Serang, dan Selamat Datang di Merak.
"Mudah-mudahan, dengan empat lajur semakin membuat para investor tertarik masuk ke Serang," ungkap Kris Ade.
(atk)