Makassar Masih Butuh 1.7 Ha Lahan Bangun PLTSa
A
A
A
MAKASSAR - Menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman terkait pelaksana proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Sekretaris Kota (Sekkot) Makassar, Ansar, mengadakan rapat kordinasi, di Ruang Rapat Sekda Kota Makassar, Balaikota, Senin (27/5/19).
Rapat kordinasi untuk membicarakan ketersediaan lahan yang akan digunakan untuk mengeksekusi proyek PLTSa tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rusmayani Majid, Camat Manggala Syahruddin, dan dinas terkait lainnya.
“Sekarang itu jalannya sudah ada selain jalan yang dulu ada di TPA Antang. Nanti itu jalannya yang akan menuju tempat PLTSa. Kita harus mempersiapkan sebelum tim soundingnya datang meninjau usai lebaran,” ucap Ansar.
Namun menurutnya, hingga saat ini pihaknya masih kekurangan lahan sebanyak 1,7 Ha dari total yang harusnya disiapkan sebanyak 4 Ha.
“Memang tidak mudah. Anggaran pun harus ada. Tapi ini tetap harus berjalan dan dipersiapkan. Biar bagaimana proses pengadaan lahan harus ada. Jangan tunggu anggaran dulu baru dieksekusi bisa -bisa kita telat sebelum tim mereka datang,” ungkapnya.
Ansar menambahkan proyek PLTSa ini merupakan hasil pre fisibility study yang sudah dilakukan di Kota Makassar pada tahun 2018 lalu oleh perwakilan dari KECC Korea.
Menurutnya, pihak Korea telah sepakat memilih Kota Makassar sebagai tempat pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) karena dianggap telah memiliki sistem pengelolaan sampah yang berjalan baik.
Salah satunya berkat bank sampah, ditambah masyarakat yang aktif terhadap pengolahan sampah.
Rapat kordinasi untuk membicarakan ketersediaan lahan yang akan digunakan untuk mengeksekusi proyek PLTSa tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rusmayani Majid, Camat Manggala Syahruddin, dan dinas terkait lainnya.
“Sekarang itu jalannya sudah ada selain jalan yang dulu ada di TPA Antang. Nanti itu jalannya yang akan menuju tempat PLTSa. Kita harus mempersiapkan sebelum tim soundingnya datang meninjau usai lebaran,” ucap Ansar.
Namun menurutnya, hingga saat ini pihaknya masih kekurangan lahan sebanyak 1,7 Ha dari total yang harusnya disiapkan sebanyak 4 Ha.
“Memang tidak mudah. Anggaran pun harus ada. Tapi ini tetap harus berjalan dan dipersiapkan. Biar bagaimana proses pengadaan lahan harus ada. Jangan tunggu anggaran dulu baru dieksekusi bisa -bisa kita telat sebelum tim mereka datang,” ungkapnya.
Ansar menambahkan proyek PLTSa ini merupakan hasil pre fisibility study yang sudah dilakukan di Kota Makassar pada tahun 2018 lalu oleh perwakilan dari KECC Korea.
Menurutnya, pihak Korea telah sepakat memilih Kota Makassar sebagai tempat pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) karena dianggap telah memiliki sistem pengelolaan sampah yang berjalan baik.
Salah satunya berkat bank sampah, ditambah masyarakat yang aktif terhadap pengolahan sampah.
(akn)