Buka Keterisolasian Pulau Enggano, Pemkab Bengkulu Utara Bangun Infrastruktur
A
A
A
BENGKULU UTARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara terus melakukan langkah strategis guna membuka keterisolasian Pulau Enggano. Pembangunan sarana infrastruktur bidang kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, pemberdayaan masyarakat serta ketersediaan sarana transportasi diharapkan berdampak meningkatnya geliat perekonomian masyarakat yang mendiami Pulau terluar di Provinsi Bengkulu tersebut.
"Kita terus melakukan langkah upaya guna membuka keterisolasian Pulau Enggano. Pekan lalu Pemkab meresmikan Puskesmas Enggano," sampai Kepala Bappeda Bengkulu Utara, Siti Qoriah Rosydiana, Senin (8/4/2029).
Siti menjelaskan, pembangunan yang dilakukan ini sejalan dengan semangat Nawacita Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan yang dimulai dari pinggiran diharapkan keberadaan pulau terluar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya menjadi setara dan sejajar dengan yang ada di daratan.
Pembangunan Pulau Enggano salah satunya dilakukan dengan menguatkan sektor ekonomi yang diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, khususnya penguatan sektor pertanian dan perkebunan dengan komuditas unggulan sawah, kakao, pisang dan melinjo.
“Potensi tanaman pisang Pulau Enggano cukup besar, bahkan sudah sampai dikirim ke luar daerah, Sumatera Barat, sampai Lampung. Kalau makan keripik Lampung itu sebenarnya milik Enggano. Lampung punya nama, tetapi sebenarnya pisangnya dari Enggano,” jelasnya.
Ke depan, seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara optimis bahwa produk pertanian dan perkebunan akan menjadi produk unggulan Pulau Enggano.
Disisi lain, sektor kelautan dan perikanan juga menjadi fokus utama pengembangan Pulau Enggano. Hingga tahun 2018, Pemda telah memanfaatkan produksi 42 ton tuna/tahun, 26 ton cakalang/tahun. Padahal Potensi perikanan tangkap mencapai 1.741,30 ton.
Aksesibilitas penghubung antar wilayah menuju Pulau Enggano semakin baik dengan keberadaan dermaga pelabuhan dan bandar udara. Sebelumnya, akses pulau ini hanya dapat ditempuh melalui akses jalur laut sejauh 97-105 mil laut dengan waktu tempuh 11-12 jam dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Namun sejak tahun 2015 sudah ada tambahan akses melalui jalur udara dengan jadwal penerbangan 2 kali dalam satu Minggu dengan penerbanga Susi Airlines. Pemerintah Daerah setempat berharap kedepan lapangan pacu dapat didarati pesawat ATR sekelas Wings ataupun Garuda untuk 70 orang.
Karena dengan semakin banyaknya wisawatan baik lokal dan luar daerah yang berkunjung, akan lebih banyak orang yang mengenal karakteristik khusus Pulau Enggano, dengan kekhasan hutan mangrove, biota laut, dan kondisi ekosistem di sana yang tidak dimiliki pulau lain.
Untuk sarana penunjang komunikasi, saat ini pulau Enggano memiliki 3 unit Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di sejumlah titik. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, sudah dibangun rumah sakit bergerak, bantuan dari Kementerian Kesehatan. Selain itu juga sudah ada fasilitas pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA dengan berbagai sarana penunjang.
Untuk diketahui, Pulau Enggano masuk dalam wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau terluar di Provinsi Bengkulu ini merupakan suatu Kecamatan yang terdiri dari 6 Desa meliputi, Desa Kahyapu, Kaana, Malakoni, Apoho, Meok dan Desa Banjarsari. Wilayah dihuni lebih dari 5000 jiwa ini, dapat ditempuh perjalanan kapal selama 12 jam dari dermaga Pulau Bai Kota Bengkulu, dan 45 menit melalui perjalanan udara.
Kondisi alam dikelilingi laut, membuat Enggano memiliki ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Selain terumbu karang dan ikan tuna sirip biru, penyu hijau (Chelomia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys) melengkapi biota laut di Pulau terluar Provinsi Bengkulu ini.
Pulau Enggano dihuni oleh 5 suku asli dan 1 suku pendatang. Suku asli Enggano meliputi suku Kauno, Kaitora, Kaarubi, Kaharuba dan Kaahoao. Sedangkan suku pendatang di luar penduduk asli dimasukan dalam suku tersendiri yang disebut suku Kamay, masing-masing suku dipimpin oleh kepala suku.
Enggano memiliki sejumlah lokasi wisata bahari unggulan yang siap memanjakan para wisatawan, seperti pantai Pedipo Desa Kahyapu, pantai Pulau Dua Desa Kahyapu, pantai Pulau Merbau Desa Kahyapu, pantai Batu Lobang Desa Banjar Sari, Bak Blau Desa Meok dan pantai Bekwa Desa Malakoni.
Mengali potensi, Pemerintah Daerah Bengkulu Utara terus menggembangkan berbagai sektor yang menjadi potensi unggulan, salah satunya sektor pariwisata. Dalam tema "Even Enggano Fiesta" Pemkab Bengkulu Utara mengelar acara Festival Seni Budaya Enggano, Penyajian Makanan Serba Enggano dan Mancing Mania.
"Kita terus melakukan langkah upaya guna membuka keterisolasian Pulau Enggano. Pekan lalu Pemkab meresmikan Puskesmas Enggano," sampai Kepala Bappeda Bengkulu Utara, Siti Qoriah Rosydiana, Senin (8/4/2029).
Siti menjelaskan, pembangunan yang dilakukan ini sejalan dengan semangat Nawacita Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan yang dimulai dari pinggiran diharapkan keberadaan pulau terluar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya menjadi setara dan sejajar dengan yang ada di daratan.
Pembangunan Pulau Enggano salah satunya dilakukan dengan menguatkan sektor ekonomi yang diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, khususnya penguatan sektor pertanian dan perkebunan dengan komuditas unggulan sawah, kakao, pisang dan melinjo.
“Potensi tanaman pisang Pulau Enggano cukup besar, bahkan sudah sampai dikirim ke luar daerah, Sumatera Barat, sampai Lampung. Kalau makan keripik Lampung itu sebenarnya milik Enggano. Lampung punya nama, tetapi sebenarnya pisangnya dari Enggano,” jelasnya.
Ke depan, seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara optimis bahwa produk pertanian dan perkebunan akan menjadi produk unggulan Pulau Enggano.
Disisi lain, sektor kelautan dan perikanan juga menjadi fokus utama pengembangan Pulau Enggano. Hingga tahun 2018, Pemda telah memanfaatkan produksi 42 ton tuna/tahun, 26 ton cakalang/tahun. Padahal Potensi perikanan tangkap mencapai 1.741,30 ton.
Aksesibilitas penghubung antar wilayah menuju Pulau Enggano semakin baik dengan keberadaan dermaga pelabuhan dan bandar udara. Sebelumnya, akses pulau ini hanya dapat ditempuh melalui akses jalur laut sejauh 97-105 mil laut dengan waktu tempuh 11-12 jam dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Namun sejak tahun 2015 sudah ada tambahan akses melalui jalur udara dengan jadwal penerbangan 2 kali dalam satu Minggu dengan penerbanga Susi Airlines. Pemerintah Daerah setempat berharap kedepan lapangan pacu dapat didarati pesawat ATR sekelas Wings ataupun Garuda untuk 70 orang.
Karena dengan semakin banyaknya wisawatan baik lokal dan luar daerah yang berkunjung, akan lebih banyak orang yang mengenal karakteristik khusus Pulau Enggano, dengan kekhasan hutan mangrove, biota laut, dan kondisi ekosistem di sana yang tidak dimiliki pulau lain.
Untuk sarana penunjang komunikasi, saat ini pulau Enggano memiliki 3 unit Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di sejumlah titik. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, sudah dibangun rumah sakit bergerak, bantuan dari Kementerian Kesehatan. Selain itu juga sudah ada fasilitas pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA dengan berbagai sarana penunjang.
Untuk diketahui, Pulau Enggano masuk dalam wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau terluar di Provinsi Bengkulu ini merupakan suatu Kecamatan yang terdiri dari 6 Desa meliputi, Desa Kahyapu, Kaana, Malakoni, Apoho, Meok dan Desa Banjarsari. Wilayah dihuni lebih dari 5000 jiwa ini, dapat ditempuh perjalanan kapal selama 12 jam dari dermaga Pulau Bai Kota Bengkulu, dan 45 menit melalui perjalanan udara.
Kondisi alam dikelilingi laut, membuat Enggano memiliki ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Selain terumbu karang dan ikan tuna sirip biru, penyu hijau (Chelomia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys) melengkapi biota laut di Pulau terluar Provinsi Bengkulu ini.
Pulau Enggano dihuni oleh 5 suku asli dan 1 suku pendatang. Suku asli Enggano meliputi suku Kauno, Kaitora, Kaarubi, Kaharuba dan Kaahoao. Sedangkan suku pendatang di luar penduduk asli dimasukan dalam suku tersendiri yang disebut suku Kamay, masing-masing suku dipimpin oleh kepala suku.
Enggano memiliki sejumlah lokasi wisata bahari unggulan yang siap memanjakan para wisatawan, seperti pantai Pedipo Desa Kahyapu, pantai Pulau Dua Desa Kahyapu, pantai Pulau Merbau Desa Kahyapu, pantai Batu Lobang Desa Banjar Sari, Bak Blau Desa Meok dan pantai Bekwa Desa Malakoni.
Mengali potensi, Pemerintah Daerah Bengkulu Utara terus menggembangkan berbagai sektor yang menjadi potensi unggulan, salah satunya sektor pariwisata. Dalam tema "Even Enggano Fiesta" Pemkab Bengkulu Utara mengelar acara Festival Seni Budaya Enggano, Penyajian Makanan Serba Enggano dan Mancing Mania.
(akn)