Banjir Bandang Dairi, Gubsu: Tidak Pantas Disebut Bencana karena Tuhan

Selasa, 25 Desember 2018 - 01:10 WIB
Banjir Bandang Dairi, Gubsu: Tidak Pantas Disebut Bencana karena Tuhan
Banjir Bandang Dairi, Gubsu: Tidak Pantas Disebut Bencana karena Tuhan
A A A
DAIRI - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meninjau lokasi bencana banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi, Senin (24/12/2018). Dalam kesempatan itu Gubsu menegaskan bencana ini akibat ulah manusia.

"Saya yakin ini ulah kita juga. Jadi saya minta ini diperiksa, kenapa bisa begini. Tolong diperiksa bagian sana (hulu), jangan-jangan ada yang tidak benar (perusakan hutan)," ujar Gubsu. (Baca juga: Korban Hilang Akibat Banjir Bandang Dairi Bertambah Jadi 7 Orang)

Gubsu menilai kejadian ini tidak pantas disebut bencana karena Tuhan, melainkan ada unsur kelalaian manusia yang kemungkinannya dapat dilihat dari banyaknya kondisi hutan yang rusak di bagian hulu. Hal ini dibuktikan dengan material kayu bercampur lumpur yang tertumpuk di sepanjang aliran sungai dan merusak rumah, sawah serta memakan korban nyawa.

"Tuhan telah berikan kekayaan kita berupa air yang banyak, tetapi kenapa bisa membunuh. Jadi saya minta TNI/Polri, Pemerintah (Kabupaten) Dairi untuk kita menjaga bumi kita ini," tegas Edy.

Kepada pihak terkait Edy minta upaya pencarian korban ditambah hingga dua hari. Menurut Gubsu, standar pekerjaan yang hanya dilakukan tujuh hari dapat ditambah dengan berbagai pertimbangan, seperti permintaan warga serta kemungkinan penemuan korban hilang.

"Bolehlah ditambah dua hari lagi. Tolong yang muslim dikerahkan, karena (petugas) yang beragama Kristen, mereka mau merayakan Natal," pesan Gubsu, sebelum memberikan bantuan kepada korban banjir bandang.

Seperti diketahui, dari 12 korban lima diantaranya selamat, lima dari tujuh yang hilang sudah ditemukan, sehingga menyisakan dua korban lagi. Dalam peninjauan lokasi banjir bandang yang terjadi sepekan lalu itu, Gubsu menyisir dua tempat, yakni Desa Lokkotan (Longkotan) dan Desa Bongkaras.

Gubsu didampingi Wakil Bupati Dairi Irwansyah Pasi, Asisten Pemerintahan Pemprovsu Jumsadi Damanik, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Provsu Arsyad Lubis, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Ilyas Sitorus, unsur Forkopimda Dairi, serta sejumlah warga yang ikut membantu evakuasi.

Di Desa Bongkaras, Edy menyusuri lokasi banjir bandang hingga ratusan meter ke hulu. Dari tempat itu, Edy berdialog bersama Wakil Bupati serta Kepala BPBD Dairi Bahagia Ginting yang hingga hari ke tujuh masih melakukan pencarian menggunakan satu alat berat dan mesin pemotong.

"Kita tidak mau menyalahkan siapapun dalam hal ini. Tetapi ke depan tolong dipastikan perusakan (hutan) jangan lagi terjadi. Tidak setahun, dua tahun, lima tahun lagi, tetapi cucu kita nanti bisa merasakan akibatnya (dari perusakan hutan)," sebutnya.

Gubsu juga menegaskan bahwa kehadirannya di tempat itu adalah semata untuk melihat bagaimana kondisi rakyat. Meskipun diketahui Desa tersebut berada di perbatasan antara Sumut dan Aceh. Lokasinya juga cukup jauh dari perkotaan.

"Kalau bantuan itu tidak sulit, walaupun mungkin tidak banyak, tetapi itu tidak masalah. Persoalannya adalah, bagaimana kita menjaga alam ini untuk anak cucu kita nanti," pesan Gubsu dihadapan ratusan warga yang berkumpul untuk mengambil bantuan air bersih dari pemerintah.

Sementara Kepala BPBD Dairi Bahagia Ginting melaporkan, kondisi medan yang sulit membuat pihaknya hanya bisa mendatangkan satu alat berat yang penempatannya juga terbatas. Mengingat kondisi areal aliran Sungai Sibongkaras tidak memungkinkan untuk dimasuki alat berat.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8009 seconds (0.1#10.140)