Goa Madlani, Situs Jawara Pangandaran yang Bisa Menjadi Dua Wujud
A
A
A
KABUPATEN Pangandaran, Jawa Barat memiliki banyak situs bersejarah berupa goa. Tempat ini biasanya digunakan sebagai lokasi menjalani tirakat, tafakur ulama atau tokoh hebat lainnya.
Salah satu yang cukup dikenal masyarakat adalah Goa Madlani. Lokasinya masih satu wilayah dengan Goa Cijaringo atau Tanjung Barat, tempat istirahat dan bertafakur ulama penyebar agama Islam KH Choer Affandi, yakni di Kecamatan Cigugur.
Berdasarkan keterangan warga, goa tersebut dinamakan Madlani lantaran lokasinya berada di kebun milik Aki Madlani, seorang jawara yang memiliki kesaktian dan ilmu kanuragan. Salah satunya adalah ilmu menjadi dua wujud di tempat berbeda.
Salah satu keturunan Aki Madlani, Aki Ading (64) mengungkapkan, kebun seluas 8 hektare milik Aki Madlani didapat dari seorang tawanan Belanda sebelum kemerdekaan Republik Indonesia sekitar 1940-1945. Orang tersebut dihukum selama setahun tapi kemudian Aki Madlani yang menggantikannya.
"Sebagai konpensasinya, tawanan itu memberi upah ke Aki Madlani sebidang kebun sebagai tanda barter hukuman yang dijalani Aki Madlani," tutur Aki Ading, beberapa waktu lalu.
Konon saat menjalani hukuman di dalam terali besi, fisik Aki Madlani juga berada di rumahnya di Dusun Cicurug, Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur. Ini karena Aki Madlani memiliki ilmu menjadi dua wujud. "Kejadian tersebut tidak banyak orang yang mengetahui, terkecuali keluarga dekat saja," tuturnya.
Awalnya, keluarga tidak mengetahui Aki Madlani memiliki kebun. Namun tiba-tiba, dia menggarap sebidang kebun. Saat ditanya pihak keluarga, Aki Madlani mengatakan bahwa kebun yang digarap seluas 8 hektare itu merupakan hadiah barter hukuman seorang tawanan Belanda.
"Di dalam kebun itu terdapat goa tempat istirahat dan bertafakur Aki Madlani. Bahkan sebagian orang pernah mengatakan goa itu sering dijadikan tempat pertemuan Aki Madlani dengan KH Coer Affandi," kata Aki Ading.
Salah satu tokoh supranatural asal Pangandaran, Ujang mengatakan, selain tempat istirahat dan bertafakur, Goa Madlani diyakini sebagai tempat penyimpanan pusaka dan benda berharga. "Pusaka dan benda berharga itu disimpan oleh salah satu ulama bernama KH Saji Nur Syamsi saat kondisi negara sedang tidak stabil," kata Ujang.
Namun pusaka dan benda berharga itu disimpan oleh KH Saji Nur Syamsi secara gaib agar tidak dirampas oleh Belanda. "Pusaka dan benda berharga itu hingga kini masih ada dan sulit diwujudkan secara lahiriah," ujarnya.
Secara logika keberadaan pusaka dan benda berharga itu tidak masuk akal, hanya orang yang memiliki ilmu kebatinan tinggi yang bisa meyakini keberadaannya.
Camat Cigugur, Erik Krisna Yudha Astrawijaya Saputra mengatakan, Goa Madlani berbeda dengan goa pada umumnya karena areanya hanya sepanjang sekitar 25 meter. "Goa Madlani memiliki permukaan luar lebar kurang lebih 15 meter," kata Erik.
Di dalam Goa Madlani terdapat sumber air seperti kolam. "Tempat tampungan air yang terdapat di dalam Goa Madlani mampu mengairi areal pesawahan milik warga," katanya.
Potensi keberadaan air yang ada dalam Goa Madlani layak untuk diberdayakan supaya warga setempat bisa menikmatinya. "Saat ini Goa Madlani masih banyak dikunjungi pengunjung yang terobsesi untuk mendapatkan benda pusaka dan benda berharga," papar Erik.
Jika dalam Goa Madlani diyakini terdapat benda pusaka dan benda berharga, maka bagi Erik sumber air itulah yang dimaksud. Sebab, keberadaannya bisa menjadi sumber air bagi persawahan warga.
Masyarakat sekitar lokasi Goa Madlani membenarkan mitos keberadaan pusaka dan benda berharga tersebut. Sebagian warga meyakini benda yang tersimpan di dalamnya suatu saat bisa berwujud secara lahiriah jika ditarik oleh ahli waris yang memiliki hak.
Namun hingga kini, beberapa perguruan ahli hikmat yang kerap melakukan ritual penarikan benda di dalam Goa Madlani, belum ada yang berhasil. Upaya mereka selalu gagal. Apakah memang di dalam Goa Madlani ada pusaka dan benda berharga? Wallahu a'lam.
Salah satu yang cukup dikenal masyarakat adalah Goa Madlani. Lokasinya masih satu wilayah dengan Goa Cijaringo atau Tanjung Barat, tempat istirahat dan bertafakur ulama penyebar agama Islam KH Choer Affandi, yakni di Kecamatan Cigugur.
Berdasarkan keterangan warga, goa tersebut dinamakan Madlani lantaran lokasinya berada di kebun milik Aki Madlani, seorang jawara yang memiliki kesaktian dan ilmu kanuragan. Salah satunya adalah ilmu menjadi dua wujud di tempat berbeda.
Salah satu keturunan Aki Madlani, Aki Ading (64) mengungkapkan, kebun seluas 8 hektare milik Aki Madlani didapat dari seorang tawanan Belanda sebelum kemerdekaan Republik Indonesia sekitar 1940-1945. Orang tersebut dihukum selama setahun tapi kemudian Aki Madlani yang menggantikannya.
"Sebagai konpensasinya, tawanan itu memberi upah ke Aki Madlani sebidang kebun sebagai tanda barter hukuman yang dijalani Aki Madlani," tutur Aki Ading, beberapa waktu lalu.
Konon saat menjalani hukuman di dalam terali besi, fisik Aki Madlani juga berada di rumahnya di Dusun Cicurug, Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur. Ini karena Aki Madlani memiliki ilmu menjadi dua wujud. "Kejadian tersebut tidak banyak orang yang mengetahui, terkecuali keluarga dekat saja," tuturnya.
Awalnya, keluarga tidak mengetahui Aki Madlani memiliki kebun. Namun tiba-tiba, dia menggarap sebidang kebun. Saat ditanya pihak keluarga, Aki Madlani mengatakan bahwa kebun yang digarap seluas 8 hektare itu merupakan hadiah barter hukuman seorang tawanan Belanda.
"Di dalam kebun itu terdapat goa tempat istirahat dan bertafakur Aki Madlani. Bahkan sebagian orang pernah mengatakan goa itu sering dijadikan tempat pertemuan Aki Madlani dengan KH Coer Affandi," kata Aki Ading.
Salah satu tokoh supranatural asal Pangandaran, Ujang mengatakan, selain tempat istirahat dan bertafakur, Goa Madlani diyakini sebagai tempat penyimpanan pusaka dan benda berharga. "Pusaka dan benda berharga itu disimpan oleh salah satu ulama bernama KH Saji Nur Syamsi saat kondisi negara sedang tidak stabil," kata Ujang.
Namun pusaka dan benda berharga itu disimpan oleh KH Saji Nur Syamsi secara gaib agar tidak dirampas oleh Belanda. "Pusaka dan benda berharga itu hingga kini masih ada dan sulit diwujudkan secara lahiriah," ujarnya.
Secara logika keberadaan pusaka dan benda berharga itu tidak masuk akal, hanya orang yang memiliki ilmu kebatinan tinggi yang bisa meyakini keberadaannya.
Camat Cigugur, Erik Krisna Yudha Astrawijaya Saputra mengatakan, Goa Madlani berbeda dengan goa pada umumnya karena areanya hanya sepanjang sekitar 25 meter. "Goa Madlani memiliki permukaan luar lebar kurang lebih 15 meter," kata Erik.
Di dalam Goa Madlani terdapat sumber air seperti kolam. "Tempat tampungan air yang terdapat di dalam Goa Madlani mampu mengairi areal pesawahan milik warga," katanya.
Potensi keberadaan air yang ada dalam Goa Madlani layak untuk diberdayakan supaya warga setempat bisa menikmatinya. "Saat ini Goa Madlani masih banyak dikunjungi pengunjung yang terobsesi untuk mendapatkan benda pusaka dan benda berharga," papar Erik.
Jika dalam Goa Madlani diyakini terdapat benda pusaka dan benda berharga, maka bagi Erik sumber air itulah yang dimaksud. Sebab, keberadaannya bisa menjadi sumber air bagi persawahan warga.
Masyarakat sekitar lokasi Goa Madlani membenarkan mitos keberadaan pusaka dan benda berharga tersebut. Sebagian warga meyakini benda yang tersimpan di dalamnya suatu saat bisa berwujud secara lahiriah jika ditarik oleh ahli waris yang memiliki hak.
Namun hingga kini, beberapa perguruan ahli hikmat yang kerap melakukan ritual penarikan benda di dalam Goa Madlani, belum ada yang berhasil. Upaya mereka selalu gagal. Apakah memang di dalam Goa Madlani ada pusaka dan benda berharga? Wallahu a'lam.
(amm)