Tirtoadi Dikukuhkan Jadi Desa Tangguh Bencana ke-44 di Sleman

Senin, 20 Agustus 2018 - 15:35 WIB
Tirtoadi Dikukuhkan...
Tirtoadi Dikukuhkan Jadi Desa Tangguh Bencana ke-44 di Sleman
A A A
SLEMAN - Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus bertambah. Paling baru adalah Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati yang dikukuhkan menjadi Destana.

Pengukuhan ditandai dengan gladi lapangan penanggulangan bencana puting beliung. Dengan pengukuhan tersebut, maka jumlah Destana di Sleman menjadi 44 desa, sebab sebelumnya sudah ada 43 desa. Ini berarti jumlah Desa Tangguh Bencana di Sleman sudah mencapai 50% dari 86 desa yang ada.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Desa Tanggung Bencana harus mampu menyosialisasikan dan mengenalkan pentingnya mitigasi bencana kepada masyarakat. Selain itu juga harus dapat menjadi motivator dan penggerak masyarakat Sleman dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai pengurangan risiko bencana.

"Ini penting sebab Sleman memiliki potensi bencana baik akibat faktor alam maupun nonalam," kata Sri Purnomo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Hukum, Musta'in Aminun saat pengukuhan Desa Tirtoadi sebagai Desa Tangguh Bencana di lapangan Desa Tirtoadi, Senin (20/8/2018).

Melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana ini diharapkan dapat menjadi upaya penguatan kelembagaan masyarakat yang mengantarkan seluruh masyarakat Sleman memiliki kemampuan mitigasi bencana. Mengingat masyarakat merupakan subjek, objek, sekaligus sumber pokok dalam usaha pengurangan risiko bencana.

"Agar mitigasi bencana dapat memberi manfaat secara optimal, maka mitigasi harus mengadopsi dan memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal yang terproyeksi dalam semangat gotong-royong dan kebersamaan. Termasuk menjadi desa penyangga bagi desa lainnya," katanya.

Melalui gladi lapangan diharapkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan masyarakat akan mitigasi bencana semakin meningkat, serta semakin siap dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto menambahkan kegiatan ini adalah wujud penguatan kelembagaan masyarakat dalam mengurangi risiko bencana di wilayah Sleman. Selain itu juga untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana dan pengelolaan sumber daya alam dalam menghadapi ancaman dan mengurangi risiko bencana.

"Karena itu pembentukan Desa Tangguh Bencana merupakan langkah yang penting untuk dilakukan," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1470 seconds (0.1#10.140)