Kutip Bung Karno, Bupati Anas Motivasi Pelajar di Hari Pertama Sekolah
A
A
A
BANYUWANGI - Hari pertama masuk sekolah dimanfaatkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk memotivasi para pelajar. Dia berpesan untuk terus bangga dengan Indonesia, dan optimistis menatap masa depan.
”Banggalah kepada negara kita yang terus maju. Tahun 2045, Indonesia adalah kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia, dengan langkah pembangunan infrastruktur dan SDM yang kini dipacu pemerintah. Jadikan kebanggaan itu sebagai motivasi mengejar cita-cita,” pesan Anas kepada siswa baru di SMAN 1 Giri, dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (16/7/2018).
Anas lantas menceritakan, cara Presiden Soekarno menggelorakan semangat bangga kepada Indonesia. Di awal kemerdekaan, ketika mulai aktif membangun hubungan internasional, Bung Karno mengelorakan kebanggaan kepada negara dengan memilih kantor kedutaan di lokasi strategis, terutama jika dibandingkan dengan Kedutaan Belanda.
”Itu strategi diplomasi memenangkan hati dunia,” kata Anas sambil menceritakan posisi Kedutaan Indonesia di Amerika Serikat yang strategis di masanya hingga sekarang, yang juga baru saja dikunjungi Anas untuk memenuhi undangan Kementerian Luar Negeri.
Kepercayaan diri Bung Karno itu harus menjadi teladan bagi para pelajar. Meski saat itu Indonesia baru merdeka, Soekarno mampu membawanya menjadi negara strategis yang memainkan peran penting di dunia internasional. Seperti menggagas gerakan non-blok dan KTT Asia-Afrika.
”Bung Karno juga merupakan pemimpin muslim yang vokal memperjuangkan Palestina. Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa indonesia berdiri menantang penjajahan Israel!,” kata Anas mengutip Bung Karno.
Anas juga menceritakan interaksi Soekarno dengan para pemimpin dunia, mulai Raja Saud bin Abdul Azis, Gamal Abdul Nasser, Jawaharlal Nehru, hingga John F Kennedy. Dari kiprah global Bung Karno itu, para pelajar bisa mengambil inspirasi tentang keluasan wawasan, tajamnya pemikiran, dan kuatnya rasa bangga Bung Karno kepada Indonesia. Sikap-sikap itu perlu diteladani.
”Kalau teman-teman sekalian belajar, berdoa, bekerja, dan berbakti ke orang tua, cita-cita setinggi apa pun Insya Allah tercapai. Intinya, harus belajar sambil jangan lupa bermain. Tapi juga harus kurangi nge-game di handphone,” ujarnya.
”Bercita-citalah setinggi langit. Jika kalian terjatuh, maka kalian terjatuh di antara bintang-bintang. Tulis kata-kata Bung Karno itu, tempelkan besar-besar di rumah kalian untuk memotivasi kita semua,” kata Anas.
Hal senada disampaikan Anas kepada orangtua yang turut mengantar anaknya ke sekolah.
”Orangtua harus terlibat aktif. Kemampuan para guru di sekolah itu terbatas, mari kita bersama-sama, sekolah, pemerintah, dan orangtua, memastikan anak-anak kita tumbuh dengan baik sesuai bakat dan kemampuannya,” tandasnya.
”Banggalah kepada negara kita yang terus maju. Tahun 2045, Indonesia adalah kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia, dengan langkah pembangunan infrastruktur dan SDM yang kini dipacu pemerintah. Jadikan kebanggaan itu sebagai motivasi mengejar cita-cita,” pesan Anas kepada siswa baru di SMAN 1 Giri, dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (16/7/2018).
Anas lantas menceritakan, cara Presiden Soekarno menggelorakan semangat bangga kepada Indonesia. Di awal kemerdekaan, ketika mulai aktif membangun hubungan internasional, Bung Karno mengelorakan kebanggaan kepada negara dengan memilih kantor kedutaan di lokasi strategis, terutama jika dibandingkan dengan Kedutaan Belanda.
”Itu strategi diplomasi memenangkan hati dunia,” kata Anas sambil menceritakan posisi Kedutaan Indonesia di Amerika Serikat yang strategis di masanya hingga sekarang, yang juga baru saja dikunjungi Anas untuk memenuhi undangan Kementerian Luar Negeri.
Kepercayaan diri Bung Karno itu harus menjadi teladan bagi para pelajar. Meski saat itu Indonesia baru merdeka, Soekarno mampu membawanya menjadi negara strategis yang memainkan peran penting di dunia internasional. Seperti menggagas gerakan non-blok dan KTT Asia-Afrika.
”Bung Karno juga merupakan pemimpin muslim yang vokal memperjuangkan Palestina. Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa indonesia berdiri menantang penjajahan Israel!,” kata Anas mengutip Bung Karno.
Anas juga menceritakan interaksi Soekarno dengan para pemimpin dunia, mulai Raja Saud bin Abdul Azis, Gamal Abdul Nasser, Jawaharlal Nehru, hingga John F Kennedy. Dari kiprah global Bung Karno itu, para pelajar bisa mengambil inspirasi tentang keluasan wawasan, tajamnya pemikiran, dan kuatnya rasa bangga Bung Karno kepada Indonesia. Sikap-sikap itu perlu diteladani.
”Kalau teman-teman sekalian belajar, berdoa, bekerja, dan berbakti ke orang tua, cita-cita setinggi apa pun Insya Allah tercapai. Intinya, harus belajar sambil jangan lupa bermain. Tapi juga harus kurangi nge-game di handphone,” ujarnya.
”Bercita-citalah setinggi langit. Jika kalian terjatuh, maka kalian terjatuh di antara bintang-bintang. Tulis kata-kata Bung Karno itu, tempelkan besar-besar di rumah kalian untuk memotivasi kita semua,” kata Anas.
Hal senada disampaikan Anas kepada orangtua yang turut mengantar anaknya ke sekolah.
”Orangtua harus terlibat aktif. Kemampuan para guru di sekolah itu terbatas, mari kita bersama-sama, sekolah, pemerintah, dan orangtua, memastikan anak-anak kita tumbuh dengan baik sesuai bakat dan kemampuannya,” tandasnya.
(sms)