Pilkada Jateng Dinilai Representasi Pertarungan Politik Nasional
A
A
A
YOGYAKARTA- - Pilkada Jawa Tengah (Jateng) yang hanya diikuti dua pasangan calon benar-benar ajang pertarungan politik besar menjelang pemilu legislatif dan pemilihan presiden. Tidak bisa dipungkiri, mumculnya dua pasangan calon merupakan representasi pertarungan politik nasional.
“Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang didukung PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, dan Demokrat tak bisa dinafikkan merupakan calon yang digadang-gadang kubu Presiden Jokowi. Sementara pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang diusung oleh Partai Gerindra, PKB, PKS dan PAN merupakan paslon yang diharapkan menang oleh kelompok Prabowo,” ujar analis politik POINT Indonesia Arif Nurul Imam, Rabu (23/5/2018).
Dijelaskannya, Pilkada Jateng memiliki nuansa berbeda. Meskipun terlihat landai dan terkesan adem ayem, namun terjadi perang head to head sehingga tensi politiknya tak kalah panas dengan laga pilkada di tempat lain. Apalagi, lanjut dia, Jateng merupakan pemasok lumbung suara terbesar ketiga secara nasional setelah Jawa Barat, dan Jawa Timur. "Memang di akar rumput nampak kondusif, tetapi di level elit nasional akan menjadi pertaruhan karena besarnya jumlah pemilih,” tuturnya.
Diakuinya, hasil berbagai survey dan poling menyebut paslon Ganjar-Taj Yasin masih unggul jauh. Akan tetapi, bukan berarti peluang Sudirman-Ida sama sekali tidak ada. "Ini karena, trend elektabilitas petahana semakin menurun, sementara trend penantang makin meningkat," bebernya.
Saat ini yang menarik adalah sejauh mana akselerasi elektabilitas Sudirman-Ida bisa di dongkrak sejalan dengan kian dekatnya waktu pencoblosan. Jika terjadi akselerasi elektabilitas Sudirman-Ida yang masif, bukan tidak mungkin berpotensi mengalahkan Ganjar. " Semua memiliki keunggulan. Aalagi elektabilitas petahana menurun, meskipun tidak tajam, namun ini menjadi sebuah kesempatan baru bagi Sudirman-Ida mendongkrak elektabilitas sampai menjelang pencoblosan, ” pungkasnya.
“Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang didukung PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, dan Demokrat tak bisa dinafikkan merupakan calon yang digadang-gadang kubu Presiden Jokowi. Sementara pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang diusung oleh Partai Gerindra, PKB, PKS dan PAN merupakan paslon yang diharapkan menang oleh kelompok Prabowo,” ujar analis politik POINT Indonesia Arif Nurul Imam, Rabu (23/5/2018).
Dijelaskannya, Pilkada Jateng memiliki nuansa berbeda. Meskipun terlihat landai dan terkesan adem ayem, namun terjadi perang head to head sehingga tensi politiknya tak kalah panas dengan laga pilkada di tempat lain. Apalagi, lanjut dia, Jateng merupakan pemasok lumbung suara terbesar ketiga secara nasional setelah Jawa Barat, dan Jawa Timur. "Memang di akar rumput nampak kondusif, tetapi di level elit nasional akan menjadi pertaruhan karena besarnya jumlah pemilih,” tuturnya.
Diakuinya, hasil berbagai survey dan poling menyebut paslon Ganjar-Taj Yasin masih unggul jauh. Akan tetapi, bukan berarti peluang Sudirman-Ida sama sekali tidak ada. "Ini karena, trend elektabilitas petahana semakin menurun, sementara trend penantang makin meningkat," bebernya.
Saat ini yang menarik adalah sejauh mana akselerasi elektabilitas Sudirman-Ida bisa di dongkrak sejalan dengan kian dekatnya waktu pencoblosan. Jika terjadi akselerasi elektabilitas Sudirman-Ida yang masif, bukan tidak mungkin berpotensi mengalahkan Ganjar. " Semua memiliki keunggulan. Aalagi elektabilitas petahana menurun, meskipun tidak tajam, namun ini menjadi sebuah kesempatan baru bagi Sudirman-Ida mendongkrak elektabilitas sampai menjelang pencoblosan, ” pungkasnya.
(don)