Polres Agam Telusuri Rumah Napi Teroris yang Tewas di Mako Brimob

Kamis, 10 Mei 2018 - 16:13 WIB
Polres Agam Telusuri...
Polres Agam Telusuri Rumah Napi Teroris yang Tewas di Mako Brimob
A A A
PADANG - Polres Agam, Sumatera Barat sedang mencari lokasi kediaman Beni Samsutrisno (32) tahanan teroris yang tewas pada kerusuhan Mako Brimob Depok pada 8 Mei lalu. Tahanan teroris ini diketahui beralamat di Pintu Rimbo, Jorong Kudung Kecamatan Ampek Nagara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

“Kita sudah menerima laporan tersebut ada salah satu Napi teroris yang terlibat kerusuhan di Mako Brimob merupakan warga Agam. Anggota sudah kita turunkan ke lapangan mencari tahu keberadaan alamat tersebut. Sepanjang yang kita ketahui, yang ada itu Kecamatan Ampek Nagari. Nah Ampek Nagara ini yang masih kita telusuri apakah ada atau tidak," kata Kapolres Agam, AKBP Ferry Suwandi, Kamis (10/5/2018).

Kata Kapolres, apabila alamat yang dimaksud Ampek Nagara itu merupakan Ampek Nagari. Kemudian benar Napi itu tinggal di daerah itu, pihaknya akan berbicara dengan pihak keluarga, apakah jenasah akan dibawa ke kampung halamannya atau tidak.

"Kalau benar di situ nanti kita akan menanyakan rencana selanjutnya perihal jenazah Beni. Dibawa pulang kampung atau bagaimana," katanya.

Dalam rekam jejaknya kata Ferry, Beni merupakan Napi teroris yang tertangkap di daerah Pekanbaru dan tinggal di sana. “Bisa jadi keluarga Beni tidak berada dilokasi itu tapi Pekanbaru. Namun kita akan tetap telusuri," ucap Ferry.

Berdasarkan data yang dihimpun, Beni Samsutrisno merupakan anggota jaringan Jamaah Ansor Daulah (JAD). Pria kelahiran Pariaman, Sumatera Barat pada 18 Juni 1986 ini dikenal sebagai aktor yang berencana menyerang sejumlah kantor kepolisian di Pekanbaru, Riau.

Pada 24 Oktober 2017, dia ditangkap oleh polisi dalam operasi penindakan serentak di berbagai kota. Beni ditangkap di Jalan Kopkar Raya, Perumahan Gading Permai, Pekanbaru, Riau.

Ferry menambahkan untuk kondisi di wilayah kerjanya dalam keadaan kondusif dan tidak ada faham radikalisme yang masuk. Kalaupun ada warga Agam yang menganut paham radikalisme atau bergabung dengan jaringan teroris.

“Kalau ada yang terpapar itu tidak dari agama atau dari Sumbar tapi mereka yang sudah merantau dan terpapar di daerah lain,” pungkasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9911 seconds (0.1#10.140)