Artis Cuma Pengumpul Massa, Perolehan Suara Tergantung Kandidat dan Jurkam

Senin, 29 Januari 2018 - 08:58 WIB
Artis Cuma Pengumpul Massa, Perolehan Suara Tergantung Kandidat dan Jurkam
Artis Cuma Pengumpul Massa, Perolehan Suara Tergantung Kandidat dan Jurkam
A A A
SURABAYA - Kehadiran para artis memberikan warna tersendiri dalam Pilgub Jatim 2018. Kedua pasangan calon yang bertarung memasang para artis untuk bisa mendulang suara. Melalui suara yang lembut dan paras yang cantik, para artis ini dianggap memegang peranan penting dalam Pilgub Jatim.

Pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, misalnya, merangkul penyanyi dangdut Via Vallen dan Nella Kharisma. Kedua penyanyi yang sedang naik daun ini begitu menjadi idola masyarakat melalui suara merdu dan paras yang menawan. (Baca Juga: Gandeng Via Vallen-Nella Kharisma, Gus Ipul Bidik Pemilih Milenial
Di kubu lainnya, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak memilih Sigit Purnomo atau Pasha Ungu serta Anang Hermansyah sebagai juru kampanye (jurkam). Mereka akan memimpin barisan artis lainnya seperti Hendro Eko Purnomo atau Eko Patrio, Dessy Ratnasari, Lucky Hakim dan Primus Yustisio. (Baca Juga: Pasha Ungu dan Anang Pimpin Deretan Artis Kampanye Menangkan Khofifah-Emil
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Moechtar W Oetomo menuturkan, fungsi utama artis sebenarnya bukan pengumpul suara, tapi mereka adalah pengumpul massa yang paling efektif. Sebagai figur, para artis populer di kalangan masyarakat. Makanya artis bisa dijadikan alat untuk mengumpulkan massa dalam jumlah besar dan tempo yang cepat

Secara substansi, katanya, kehadiran artis tetap memiliki andil besar dalam pengumpulan massa untuk mendulang suara. Setelah massa terkumpul, tugas kandidat dan jurkam yang sesungguhnya untuk masuk dalam pikiran massa dengan berbagai teknik komunikasi politik.

"Semua ini biar massa memberikan dukungan dan suaranya pada paslon. Jadi fungsi pengumpul suara tetap ada pada kandidat paslon dan jurkamnya, bukan pada artisnya," ujar Moechtar, Minggu (28/1/2018).

Ia melanjutkan, dalam pelaksanaannya memang lebih mudah dan strategis memengaruhi kumpulan massa yang besar dan sedang berkumpul. Cara itu lebih efektif daripada massa yang terpisah-pisah dan tidak terdeteksi. "Maka di sini sebenarnya letak pentingnya menggunakan artis sebagai pengumpul massa," ucapnya.

Direktur Surabaya Survei Center (SSC) ini melanjutkan, tipologi masyarakat Jatim yang mayoritas tinggal di pedesaan memang masih mudah dikumpulkan oleh artis. Mereka bisa memberikan hiburan serta menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat.

"Namun, untuk sampai pada tahap mudah dipengaruhi atau diajak saya rasa tidak. Tetap semua ajakan kandidat dan jurkam yang kompeten yang lebih berpengaruh pada masyarakat Jatim."

Bahkan, katanya, survei SSC malah membuktikan ajakan tokoh agama seperti kiai serta tokoh-tokoh lokal lebih berpengaruh pada publik daripada ajakan artis. Kondisi itu menunjukkan masyarakat sudah cerdas dalam memilih pemimpinnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6202 seconds (0.1#10.140)