Tambang Emas Ilegal di Jambi Makan Korban, 3 Tewas Keracunan
A
A
A
MERANGIN - Aktivitas penambangan emas ilegal menggunakan cara tradisional atau yang sering disebut lubang jarum di wilayah Kecamatan Renah Pembarap, Merangin, Jambi, kembali memakan korban. Tiga orang pekerja tambang tewas keracunan asap di dalam lubang sepanjang 80 meter lebih.
Informasi yang didapatkan dari pihak kepolisian, pada Senin (1/1/2017) pukul 13.00 WIB, dua orang pekerja tambang bernama Rhomadon (42) dan Hendra (35), keduanya warga Kecamatan Siau, sudah berada di dalam lubang dan dikabarkan terkena racun dari asap genset yang ada di lokasi tambang.
Melihat dua temannya menjadi korban, Al Mubaroq (35), warga Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, mencoba membantu dengan cara memasuki lubang galian tambang tersebut. Nahas, dia juga ikut menjadi korban dan tewas di dalam lubang.
Warga sekitar tambang lainnya yang juga mengetahui kejadian tersebut mencoba mematikan genset. Setelah 16 menit, barulah warga yang ada di lokasi tambang mengevakuasi ketiga jasad korban keluar dari lubang tambang.
Karena lokasi tambang ke perdesaan cukup jauh dan hanya bisa melalui akses sungai menggunakan perahu mesin, jasad korban baru bisa sampai ke Desa Simpang Parit pukul 18.30 WIB.
Kejadian itu diketahui pihak kepolisian. Polisi langsung mencari tahu penyebab kematian korban dan pemilik lokasi tambang. Kapolsek Sungai Manau Iptu Nursan Subagio membenarkan ada tiga orang pekerja tambang ilegal tewas.
"Untuk korban sudah berada di rumah duka dan akan dikebumikan hari ini. Sedangkan lokasinya memang sangat jauh, namun kita akan mencoba mendatangi lokasi tersebut," tutupnya, Selasa (2/1/2018).
Informasi yang didapatkan dari pihak kepolisian, pada Senin (1/1/2017) pukul 13.00 WIB, dua orang pekerja tambang bernama Rhomadon (42) dan Hendra (35), keduanya warga Kecamatan Siau, sudah berada di dalam lubang dan dikabarkan terkena racun dari asap genset yang ada di lokasi tambang.
Melihat dua temannya menjadi korban, Al Mubaroq (35), warga Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, mencoba membantu dengan cara memasuki lubang galian tambang tersebut. Nahas, dia juga ikut menjadi korban dan tewas di dalam lubang.
Warga sekitar tambang lainnya yang juga mengetahui kejadian tersebut mencoba mematikan genset. Setelah 16 menit, barulah warga yang ada di lokasi tambang mengevakuasi ketiga jasad korban keluar dari lubang tambang.
Karena lokasi tambang ke perdesaan cukup jauh dan hanya bisa melalui akses sungai menggunakan perahu mesin, jasad korban baru bisa sampai ke Desa Simpang Parit pukul 18.30 WIB.
Kejadian itu diketahui pihak kepolisian. Polisi langsung mencari tahu penyebab kematian korban dan pemilik lokasi tambang. Kapolsek Sungai Manau Iptu Nursan Subagio membenarkan ada tiga orang pekerja tambang ilegal tewas.
"Untuk korban sudah berada di rumah duka dan akan dikebumikan hari ini. Sedangkan lokasinya memang sangat jauh, namun kita akan mencoba mendatangi lokasi tersebut," tutupnya, Selasa (2/1/2018).
(zik)