Tak Punya Rumah, Kepala Sekolah Tinggal di Ruangan Laboratorium
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Tak banyak guru atau kepala sekolah yang menjalani profesi seperti Tagam Dongoran, Kepala SMP Negeri 1 Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut) ini. Meski tinggal di ruangan kecil dan jauh dari keluarga, semangatnya untuk terus mengajar patut diapresiasi.
Ketika ditemui SINDOnews, Selasa (17/10/2017), Tagam memperlihatkan ruangan kecil yang menjadi tempat tingalnya selama menjabat kepala sekolah. Tak disangka, Tagam tinggal di dalam ruangan laboratorium komputer yang disekat.
Ruangannya hanya sepanjang dua meter dan lebar satu meter. Agar tidak membosankan, ruangan itu dicat dengan warna hijau dan kuning. Di dalam ruangan sederhana itu terlihat tumpukan baju seragam dan pakaian sehari-hari setelah pulang mengajar.
Selain itu, ada beberapa eksemplar koran yang sudah lusuh yang dijadikannya bahan bacaannya setelah pulang sekolah. Kondisi itu terpaksa dilakukannya karena hingga saat ini pemerintah setempat belum menyediakan rumah dinas (rumdis).
"Saya terpaksa harus tinggal di sini karena rumah dinas belum ada," ujarnya.
Sejak menjabat kepala sekolah, dia harus berpisah dengan anggota keluarganya yang bermukim di Kota Padangsidimpuan. Menurutnya, jarak antara Kota Padangsidimpuan dan tempat dia bekerja kurang lebih 3 jam perjalanan.
Apabila dia berangkat kerja dari Padangsidimpuan, maka dipastikan akan terlambat setiap hari. "Mungkin saya tidak akan pernah memimpin upacara atau apel pagi, karena terlambat akibat jarak tempuh yang jauh," tuturnya.
Meski terpisah dari anggota keluarga, semangatnya untuk mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tidak pernah pudar.
Dia menuturkan, bukan hanya ruangan saja yang memiliki keterbatasan. Namun, mobiler sekolah juga masih sangat memprihatinkan, mengingat kondisinya yang sudah menua.
"Sudah sering kami ajukan ke dinas, namun sampai saat ini belum ada realisasinya," imbuhnya.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel) maupun pemerintah provinsi memperhatikan sekolah yang dipimpinnya itu agar mutu pendidikan di Tapsel tidak tertinggal dari daerah lain.
Ketika ditemui SINDOnews, Selasa (17/10/2017), Tagam memperlihatkan ruangan kecil yang menjadi tempat tingalnya selama menjabat kepala sekolah. Tak disangka, Tagam tinggal di dalam ruangan laboratorium komputer yang disekat.
Ruangannya hanya sepanjang dua meter dan lebar satu meter. Agar tidak membosankan, ruangan itu dicat dengan warna hijau dan kuning. Di dalam ruangan sederhana itu terlihat tumpukan baju seragam dan pakaian sehari-hari setelah pulang mengajar.
Selain itu, ada beberapa eksemplar koran yang sudah lusuh yang dijadikannya bahan bacaannya setelah pulang sekolah. Kondisi itu terpaksa dilakukannya karena hingga saat ini pemerintah setempat belum menyediakan rumah dinas (rumdis).
"Saya terpaksa harus tinggal di sini karena rumah dinas belum ada," ujarnya.
Sejak menjabat kepala sekolah, dia harus berpisah dengan anggota keluarganya yang bermukim di Kota Padangsidimpuan. Menurutnya, jarak antara Kota Padangsidimpuan dan tempat dia bekerja kurang lebih 3 jam perjalanan.
Apabila dia berangkat kerja dari Padangsidimpuan, maka dipastikan akan terlambat setiap hari. "Mungkin saya tidak akan pernah memimpin upacara atau apel pagi, karena terlambat akibat jarak tempuh yang jauh," tuturnya.
Meski terpisah dari anggota keluarga, semangatnya untuk mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tidak pernah pudar.
Dia menuturkan, bukan hanya ruangan saja yang memiliki keterbatasan. Namun, mobiler sekolah juga masih sangat memprihatinkan, mengingat kondisinya yang sudah menua.
"Sudah sering kami ajukan ke dinas, namun sampai saat ini belum ada realisasinya," imbuhnya.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel) maupun pemerintah provinsi memperhatikan sekolah yang dipimpinnya itu agar mutu pendidikan di Tapsel tidak tertinggal dari daerah lain.
(rhs)