Puluhan Profesor Edukasi Geopark ke Sekolah-sekolah di Gunungkidul
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Predikat bentang alam Gunung Sewu sebagai kawasan Unesco Global Geopark membutuhkan sistem edukasi bagi siswa siswa sekolah. Untuk memberikan edukasi mengenai kawasan geopark ini, puluhan profesor di DIY siap turun tangan melakukan edukasi ke sekolah sekolah di Gunungkidul.
Agenda dengan tema Profesor Goes to School inipun langsung direspon Pemkab Gunungkidul dengan menghadirkan guru-guru di sekitar kawasan geopark.
Koordinator Profesor program Profesor Goes to School, Profesor DR Suratman Worosuprojo mengatakan, pihaknya telah mengkoordinir sejumlah profesor agar turut serta dalam program profesor go to school untuk memberikan pengetahuan mengai geopark tersebut.
“Untuk profesor ya ada puluhan yang siap. Kami gampang kalau menjaring, karena para dosen dan profesor malah senang ikut program ini,” katanya usai peluncuran program tersebut di Bangsal Sewokoprojo, Senin 16 Oktober 2017.
Menurut dia, melalui program ini, para profesor akan datang langsung ke sekolah- sekolah untuk mengajar sesuai bidang keahliannya masing-masing. Namun yang diajarkan tidak lepas dari tema besar yakni tentang perkembangan geopark. "Tema besar tersebut dipilih sebagai salah satu upaya Gunungkidul dalam mempertahankan status Geopark Gunungsewu sebagai global geopark network," timpalnya.
Dilanjutkannya, para profesor dari segala bidang keilmuan yang berkorelasi dengan pengembangan geopark akan diminta untuk mengajar. Mereka akan memberikan ilmu mereka kepada peserta didik, terutama siswa sehingga memahami mengenai geopark dari berbagai sudut pandang keahlian ilmu.
“Misalnya nanti di bidang biologi, berarti nanti mengerakkan teori pelestarian pengembangan manfaat dari biodiversity geopark, dan ilmu laiinya,” kata guru besar Fakultas Geografi UGM ini.
Suratman Worosuprojo menegaskan, sejumlah bidang keilmuan itu harapannya selain langsung diajarkan ke murid, guru-guru juga nantinya dapat menjadi agen yang secara berkelanjutan mengajarkan hal tersebut. “Kami juga merencanakan untuk membentuk sekolah geopark, kami sedang menyiapkan kurikulumnya. Dan kalau ada pemilihan duta geopark nanti kami bisa jadi jurinya,” beber profesor kelahiran Klaten ini.
Sementara, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan melalui program profesor goes to school ini menjadi program yang akan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dengan konsep pengembangan dan pelestarian geopark.
Terlebih lagi fungsi edukasi menjadi hal yang penting untuk bisa mempertahankan kawasan karst gunungsewu untuk tetap menjadi bagian dari Unesco Global Geopark.
"Tahun 2019 akan dilakukan revalidasi. Maka program ini diintegrasikan, artinya memenuhi kaidah bawah kawasan geopark juga menjadi kawasan edukasi," paparnya.
Menurut Immawan, manfaat dari program yang digagas Dewan Pendidikan DIY ini, tidak hanya para murid saja, melainkan seluruh tenaga pendidikan akan memperoleh manfaat. “Geopark ini masih belum terlalu dipahami. Baik aspek bisnisnya, ekologi, dan kultural dan edukasi. Oleh sebab itu sekarang ini diterangkan multiaspek dengan cara yang holistik,” kata dia.
Untuk itu, sekolah-sekolah diminta mendaftar untuk dapat dikunjungi para profesor. Para akdemisi akan datang ke sekolah dan menyampaikan paparan sesuai disiplin ilmunya." Ini menjadi semacam kelas inspirasi itu,” kata Doktor alumnus Fakultas Hukum UII ini.
Agenda dengan tema Profesor Goes to School inipun langsung direspon Pemkab Gunungkidul dengan menghadirkan guru-guru di sekitar kawasan geopark.
Koordinator Profesor program Profesor Goes to School, Profesor DR Suratman Worosuprojo mengatakan, pihaknya telah mengkoordinir sejumlah profesor agar turut serta dalam program profesor go to school untuk memberikan pengetahuan mengai geopark tersebut.
“Untuk profesor ya ada puluhan yang siap. Kami gampang kalau menjaring, karena para dosen dan profesor malah senang ikut program ini,” katanya usai peluncuran program tersebut di Bangsal Sewokoprojo, Senin 16 Oktober 2017.
Menurut dia, melalui program ini, para profesor akan datang langsung ke sekolah- sekolah untuk mengajar sesuai bidang keahliannya masing-masing. Namun yang diajarkan tidak lepas dari tema besar yakni tentang perkembangan geopark. "Tema besar tersebut dipilih sebagai salah satu upaya Gunungkidul dalam mempertahankan status Geopark Gunungsewu sebagai global geopark network," timpalnya.
Dilanjutkannya, para profesor dari segala bidang keilmuan yang berkorelasi dengan pengembangan geopark akan diminta untuk mengajar. Mereka akan memberikan ilmu mereka kepada peserta didik, terutama siswa sehingga memahami mengenai geopark dari berbagai sudut pandang keahlian ilmu.
“Misalnya nanti di bidang biologi, berarti nanti mengerakkan teori pelestarian pengembangan manfaat dari biodiversity geopark, dan ilmu laiinya,” kata guru besar Fakultas Geografi UGM ini.
Suratman Worosuprojo menegaskan, sejumlah bidang keilmuan itu harapannya selain langsung diajarkan ke murid, guru-guru juga nantinya dapat menjadi agen yang secara berkelanjutan mengajarkan hal tersebut. “Kami juga merencanakan untuk membentuk sekolah geopark, kami sedang menyiapkan kurikulumnya. Dan kalau ada pemilihan duta geopark nanti kami bisa jadi jurinya,” beber profesor kelahiran Klaten ini.
Sementara, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan melalui program profesor goes to school ini menjadi program yang akan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dengan konsep pengembangan dan pelestarian geopark.
Terlebih lagi fungsi edukasi menjadi hal yang penting untuk bisa mempertahankan kawasan karst gunungsewu untuk tetap menjadi bagian dari Unesco Global Geopark.
"Tahun 2019 akan dilakukan revalidasi. Maka program ini diintegrasikan, artinya memenuhi kaidah bawah kawasan geopark juga menjadi kawasan edukasi," paparnya.
Menurut Immawan, manfaat dari program yang digagas Dewan Pendidikan DIY ini, tidak hanya para murid saja, melainkan seluruh tenaga pendidikan akan memperoleh manfaat. “Geopark ini masih belum terlalu dipahami. Baik aspek bisnisnya, ekologi, dan kultural dan edukasi. Oleh sebab itu sekarang ini diterangkan multiaspek dengan cara yang holistik,” kata dia.
Untuk itu, sekolah-sekolah diminta mendaftar untuk dapat dikunjungi para profesor. Para akdemisi akan datang ke sekolah dan menyampaikan paparan sesuai disiplin ilmunya." Ini menjadi semacam kelas inspirasi itu,” kata Doktor alumnus Fakultas Hukum UII ini.
(sms)