Dukungan untuk Khofifah Maju di Pilgub Jatim Terus Mengalir
A
A
A
SURABAYA - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa belum mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2018. Namun, dukungan terhadap ketua umum PP Muslimat NU ini terus mengalir. Sejumlah tokoh agama, kiai dan cendekiawan dan organisasi kemasyarakatan di beberapa wilayah di Jatim menginginkan Khofifah maju dan memimpin provinsi ini.
Pernyataan ini disampaikan mantan bupati Probolinggo Hasan Aminudin, Selasa (15/8/2017). Hasan mengaku, mayoritas warga Jatim rindu dengan sosok Khofifah sebagai gubernur Jatim. “Kami banyak menerima pesan dan masukan dari beberapa tokoh di Jatim. Semua ingin agar bu Khofifah menjadi gubernur,” kata anggota DPR ini.
Selain karena kapasitasnya yang bagus, mayoritas warga Jatim menilai Khofifah punya visi bagus terhadap kesejahteraan dan kemajuan pembangunan Jatim. “Saya pribadi termasuk pendukung setia. Karena itu, begitu bu Khofifah maju, saya akan all out untuk memenangkannya,” kata Hasan seusai rapat persiapan Turnamen Tenis ‘Hasan Aminudin Cup’ di Perumahan Regency.
Dukungan itu, lanjut Hasan, bukan karena keinginan untuk menjadi wakil mendampingi Khofifah sebagaimana rumor yang beredar. Namun, itu murni karena memandang sosok Khofifah yang cukup bagus. “Dukungan saya ini murni. Bahkan, sekalipun saya tidak menjadi wakilnya, saya tetap akan mendukung,” ujarnya.
Menurut Hasan, sejak beberapa bulan lalu, dukungan terhadap Khofifah terus mengalir. Bahkan wilayah yang dulu menjadi simpul kekuatan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pun mulai beralih mendukung Khofifah. Beberapa di antaranya adalah Madura dan Mataraman. “Tetapi itu baru sebagian saja. Saya yakin begitu, Bu Khofifah deklarasi, dukungan akan semakin besar. Sekarang saja, sudah ada beberapa kelompok relawan Khofifah yang akan muncul. Dan ini alamiah,” tutur politisi NasDem ini.
Hasan meyakini bahwa pada akhirnya Khofifah akan mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pilgub Jatim. “Sudahlah 99%, Khofifah akan maju di Pilgub Jatim 2018. Kemungkinan, paling lambat November nanti akan deklarasi. Selain Partai NasDem yang mengusung, juga ada empat partai lain yang arahnya ikut mengusung yaitu PPP, Partai Golkar, Hanura, dan Gerindra,” ungkapnya.
Terkait izin Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum turun, Hasan menanggapinya santai. Dia meyakini bahwa Presiden Jokowi adalah pemimpin bijak yang tidak akan menghalangi hak politik seseorang. “Itu (menjadi gubernur) adalah hak politik warga bangsa. Insya Allah Presiden Jokowi tak melarang karena beliau itu orang yang bijaksana,” ujarnya.
Sementara itu, sejulah tokoh Muslimat NU di Jawa Timur merapatkan barisan mendukung Khofifah. Langkah itu diambil menyusul aksi dukungan ibu-ibu di Surabaya pada Minggu 13 Agustus 2017 lalu yang mengklaim anggota Muslimat dan mendukung Gus Ipul. “Secara jamiyah, Muslimat NU tegas. Tidak berpolitik praktis. Tetapi secara jamaah, sebagai warga negara, kami punya hak untuk menyalurkan aspirasi politik. Sampai hari ini kami berani menggaransi bahwa Mulimat NU tetap solid,” kata Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Surabaya, Lilik Fadhilah.
Lilik menyampaikan, dukungan warga Muslimat NU jelas ke Ibu Khofifah. “Logikane lho rek, lek maju, mosok ibuk e dewe gak didukung, terus malah dukung wong liyo (Logikanya ketua umum yang maju masa tidak didukung dan malah mendukung calon lain,” katanya dengan logat Suroboyoan. Bagi Lilik dan warga Muslimat NU Surabaya, mendukung Khofifah menjadi harga mati. “Yok opo.. Wong mbok-mobok e dewe yo kudu didukung ambek anak-anake iki lek maju (Bagaimana lagi, kalau ketua umumnya sendiri ya harus didukung para anggotanya),” tandasnya.
Karena itu, Jumat 25 Agustus 2017 mendatang, PC Muslimat NU Surabaya akan menggelar workshop dan rapat kerja yang secara khusus akan membahas Pilgub Jatim 2018. “Kemarin kita sudah sudah rapat dengan seluruh ketua PAC (tingkat kecamatan), ranting (desa) dan warga Muslimat NU siap memenangkan Bu Khofifah kalau maju,” paparnya.
Pernyataan ini disampaikan mantan bupati Probolinggo Hasan Aminudin, Selasa (15/8/2017). Hasan mengaku, mayoritas warga Jatim rindu dengan sosok Khofifah sebagai gubernur Jatim. “Kami banyak menerima pesan dan masukan dari beberapa tokoh di Jatim. Semua ingin agar bu Khofifah menjadi gubernur,” kata anggota DPR ini.
Selain karena kapasitasnya yang bagus, mayoritas warga Jatim menilai Khofifah punya visi bagus terhadap kesejahteraan dan kemajuan pembangunan Jatim. “Saya pribadi termasuk pendukung setia. Karena itu, begitu bu Khofifah maju, saya akan all out untuk memenangkannya,” kata Hasan seusai rapat persiapan Turnamen Tenis ‘Hasan Aminudin Cup’ di Perumahan Regency.
Dukungan itu, lanjut Hasan, bukan karena keinginan untuk menjadi wakil mendampingi Khofifah sebagaimana rumor yang beredar. Namun, itu murni karena memandang sosok Khofifah yang cukup bagus. “Dukungan saya ini murni. Bahkan, sekalipun saya tidak menjadi wakilnya, saya tetap akan mendukung,” ujarnya.
Menurut Hasan, sejak beberapa bulan lalu, dukungan terhadap Khofifah terus mengalir. Bahkan wilayah yang dulu menjadi simpul kekuatan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pun mulai beralih mendukung Khofifah. Beberapa di antaranya adalah Madura dan Mataraman. “Tetapi itu baru sebagian saja. Saya yakin begitu, Bu Khofifah deklarasi, dukungan akan semakin besar. Sekarang saja, sudah ada beberapa kelompok relawan Khofifah yang akan muncul. Dan ini alamiah,” tutur politisi NasDem ini.
Hasan meyakini bahwa pada akhirnya Khofifah akan mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pilgub Jatim. “Sudahlah 99%, Khofifah akan maju di Pilgub Jatim 2018. Kemungkinan, paling lambat November nanti akan deklarasi. Selain Partai NasDem yang mengusung, juga ada empat partai lain yang arahnya ikut mengusung yaitu PPP, Partai Golkar, Hanura, dan Gerindra,” ungkapnya.
Terkait izin Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum turun, Hasan menanggapinya santai. Dia meyakini bahwa Presiden Jokowi adalah pemimpin bijak yang tidak akan menghalangi hak politik seseorang. “Itu (menjadi gubernur) adalah hak politik warga bangsa. Insya Allah Presiden Jokowi tak melarang karena beliau itu orang yang bijaksana,” ujarnya.
Sementara itu, sejulah tokoh Muslimat NU di Jawa Timur merapatkan barisan mendukung Khofifah. Langkah itu diambil menyusul aksi dukungan ibu-ibu di Surabaya pada Minggu 13 Agustus 2017 lalu yang mengklaim anggota Muslimat dan mendukung Gus Ipul. “Secara jamiyah, Muslimat NU tegas. Tidak berpolitik praktis. Tetapi secara jamaah, sebagai warga negara, kami punya hak untuk menyalurkan aspirasi politik. Sampai hari ini kami berani menggaransi bahwa Mulimat NU tetap solid,” kata Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Surabaya, Lilik Fadhilah.
Lilik menyampaikan, dukungan warga Muslimat NU jelas ke Ibu Khofifah. “Logikane lho rek, lek maju, mosok ibuk e dewe gak didukung, terus malah dukung wong liyo (Logikanya ketua umum yang maju masa tidak didukung dan malah mendukung calon lain,” katanya dengan logat Suroboyoan. Bagi Lilik dan warga Muslimat NU Surabaya, mendukung Khofifah menjadi harga mati. “Yok opo.. Wong mbok-mobok e dewe yo kudu didukung ambek anak-anake iki lek maju (Bagaimana lagi, kalau ketua umumnya sendiri ya harus didukung para anggotanya),” tandasnya.
Karena itu, Jumat 25 Agustus 2017 mendatang, PC Muslimat NU Surabaya akan menggelar workshop dan rapat kerja yang secara khusus akan membahas Pilgub Jatim 2018. “Kemarin kita sudah sudah rapat dengan seluruh ketua PAC (tingkat kecamatan), ranting (desa) dan warga Muslimat NU siap memenangkan Bu Khofifah kalau maju,” paparnya.
(mcm)