PMI Banyuwangi Gelar Pemeriksaan Kesehatan Mata Gratis untuk 2.000 Pasien
A
A
A
BANYUWANGI - Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi, Dinas Kesehatan, dan John Fawcett Foundation bersinergi melakukan pemeriksaan mata dan tindakan medis lanjutan secara gratis terhadap 2.000 pasien. Selain pemeriksaan, juga dilakukan operasi katarak dan pemasangan bola mata palsu kepada 200 pasien.
”Pemeriksaan mata ini kita laksanakan selama empat hari. Hari pertama dan kedua sebanyak 750 pasien, hari ketiga 500 pasie,n dan hari keempat akan dilakukan pemeriksaan keliling di sekolah-sekolah,” kata Ketua PMI Banyuwangi Mufti Aimah Nurul Anam saat pembukaan kegiatan tersebut di Markas PMI Banyuwangi.
Dia mengatakan, operasi katarak digelar karena penyakit yang membuat lensa mata menjadi keruh dan mengaburkan penglihatan tersebut, selama ini masih menjadi problem bagi dunia kesehatan Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, 50% kebutaan di Indonesia ini disebabkan oleh katarak.
Bahkan setiap tahun ada penambahan sekitar 250.000 orang yang menderita katarak di seluruh Indonesia. Padahal, dalam setahun, kasus yang tertangani tak lebih dari 180.000 penderita. Jadi ada 70.000 penderita yang belum tertangani setiap tahun.
“Untuk operasi dilakukan selama lima hari dengan mendatangkan 5 dokter spesial mata. Semoga ini membantu, karena jika tak ditangani, katarak bisa berujung ke kebutaan,” ungkap Anam.
Anam menambahkan, tingginya jumlah penderita katarak juga tidak sebanding dengan jumlah dokter mata yang bertugas di Indonesia yang hanya sekitar 1.100 dokter. ”Maka kalau kita cek di banyak rumah sakit, dalam seminggu ,penanganan terhadap katarak hanya bisa menjangkau tak lebih dari 30 pasien,” ujarnya.
Project Manager John Fawcett Foundation Nyoman Wardhana mengatakan, kegiatan ini merupakan tahun kelima yang dilaksanakan bersama PMI Banyuwangi. “Kami membawa dua bus khusus operasi dan 25 tenaga medis, termasuk lima dokter spesialis mata,” paparnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka acara mengapresiasi kerja PMI Banyuwangi. Anas mengharapkan kerja PMI lebih meluas jangkauannya. “Setelah ini saya harap bisa ke pesantren, desa, sekolah-sekolah untuk membantu pengobatan warga,” pintanya.
”Pemeriksaan mata ini kita laksanakan selama empat hari. Hari pertama dan kedua sebanyak 750 pasien, hari ketiga 500 pasie,n dan hari keempat akan dilakukan pemeriksaan keliling di sekolah-sekolah,” kata Ketua PMI Banyuwangi Mufti Aimah Nurul Anam saat pembukaan kegiatan tersebut di Markas PMI Banyuwangi.
Dia mengatakan, operasi katarak digelar karena penyakit yang membuat lensa mata menjadi keruh dan mengaburkan penglihatan tersebut, selama ini masih menjadi problem bagi dunia kesehatan Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, 50% kebutaan di Indonesia ini disebabkan oleh katarak.
Bahkan setiap tahun ada penambahan sekitar 250.000 orang yang menderita katarak di seluruh Indonesia. Padahal, dalam setahun, kasus yang tertangani tak lebih dari 180.000 penderita. Jadi ada 70.000 penderita yang belum tertangani setiap tahun.
“Untuk operasi dilakukan selama lima hari dengan mendatangkan 5 dokter spesial mata. Semoga ini membantu, karena jika tak ditangani, katarak bisa berujung ke kebutaan,” ungkap Anam.
Anam menambahkan, tingginya jumlah penderita katarak juga tidak sebanding dengan jumlah dokter mata yang bertugas di Indonesia yang hanya sekitar 1.100 dokter. ”Maka kalau kita cek di banyak rumah sakit, dalam seminggu ,penanganan terhadap katarak hanya bisa menjangkau tak lebih dari 30 pasien,” ujarnya.
Project Manager John Fawcett Foundation Nyoman Wardhana mengatakan, kegiatan ini merupakan tahun kelima yang dilaksanakan bersama PMI Banyuwangi. “Kami membawa dua bus khusus operasi dan 25 tenaga medis, termasuk lima dokter spesialis mata,” paparnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka acara mengapresiasi kerja PMI Banyuwangi. Anas mengharapkan kerja PMI lebih meluas jangkauannya. “Setelah ini saya harap bisa ke pesantren, desa, sekolah-sekolah untuk membantu pengobatan warga,” pintanya.
(wib)