Jembatan Ambrol, Jalur Alternatif Demak-Jepara Terputus
A
A
A
DEMAK - Akses alternatif Jepara-Demak putus setelah jembatan di Sungai Wulan ambrol. Jembatan ambrol disebabkan konstruksi jembatan tidak kuat menahan beban muatan truk yang melintas.
Asriyah, seorang pemilik warung yang berada di samping jembatan mengatakan, jembatan tersebut merupakan penghubung warga Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara dengan Desa Rejosari, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak.
"Jembatan itu memang jalan utama dua warga beda kabupaten. Kalau putus warga kesulitan, karena harus memutar lewat Welahan yang jaraknya 10 kilometer lebih," kata warga Desa Guwosobokerto, Kecamatan Welahan, itu, Selasa (28/3/2017).
Menurutnya, konstruksi jembatan memang sudah rapuh. Penyangga terbuat dari baja dan badan jalannya dari kayu. Biasanya, kendaraan yang melintas harus menyesuaikan dengan beban muatannya.
"Tapi saat kejadian, ada truk bermuatan material batu nekat melintas. Akhirnya saat di atas jembatan, jatuh karena kontruksi jembatan patah sebelah. Biasanya, kalau melintas ada yang memgingatkan, tapi karena masih pagi, tidak ada orang di sekitar jembatan," ungkapnya.
Eko Nugroho, warga Rejosari, Kecamatan Mijen menambahkan, jembatan Sungai Wulan merupakan akses utama Demak dengan Jepara."Jembatan ini juga menjadi akses perekonomian warga," katanya.
Kamzawi, anggota Komisi C DPRD Demak, mengatakan, jembatan kayu yang ambrol tersebut memang sudah tua dan warga juga telah memberikan peringatan agar mobil bermuatan berat dilarang lewat.
"Jembatan ini akses warga Desa Rejosari, Mijen, menuju ke puskesmas maupun sekolah yang ada di desa tetangga itu," kata Kamzawi seusai meninjau ke lokasi.
Politikus PKS itu menambahkan, jembatan ambrol di Desa Rejosari, Mijen tersebut memang sudah saatnya diganti. Pemerintah Kabupaten Demak pada tahun 2016 telah menganggarkan sebesar Rp1 miliar untuk pembangunan jembatan baru di lokasi tersebut.
"Sudah ada proyek pembangunan jembatan baru, namun baru terlaksana pembuatan tiang pancang jembatan. Kekurangannya, tahun ini akan ditambah lewat APBD murni sebesar Rp1,5 miliar," tandasnya.
Asriyah, seorang pemilik warung yang berada di samping jembatan mengatakan, jembatan tersebut merupakan penghubung warga Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara dengan Desa Rejosari, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak.
"Jembatan itu memang jalan utama dua warga beda kabupaten. Kalau putus warga kesulitan, karena harus memutar lewat Welahan yang jaraknya 10 kilometer lebih," kata warga Desa Guwosobokerto, Kecamatan Welahan, itu, Selasa (28/3/2017).
Menurutnya, konstruksi jembatan memang sudah rapuh. Penyangga terbuat dari baja dan badan jalannya dari kayu. Biasanya, kendaraan yang melintas harus menyesuaikan dengan beban muatannya.
"Tapi saat kejadian, ada truk bermuatan material batu nekat melintas. Akhirnya saat di atas jembatan, jatuh karena kontruksi jembatan patah sebelah. Biasanya, kalau melintas ada yang memgingatkan, tapi karena masih pagi, tidak ada orang di sekitar jembatan," ungkapnya.
Eko Nugroho, warga Rejosari, Kecamatan Mijen menambahkan, jembatan Sungai Wulan merupakan akses utama Demak dengan Jepara."Jembatan ini juga menjadi akses perekonomian warga," katanya.
Kamzawi, anggota Komisi C DPRD Demak, mengatakan, jembatan kayu yang ambrol tersebut memang sudah tua dan warga juga telah memberikan peringatan agar mobil bermuatan berat dilarang lewat.
"Jembatan ini akses warga Desa Rejosari, Mijen, menuju ke puskesmas maupun sekolah yang ada di desa tetangga itu," kata Kamzawi seusai meninjau ke lokasi.
Politikus PKS itu menambahkan, jembatan ambrol di Desa Rejosari, Mijen tersebut memang sudah saatnya diganti. Pemerintah Kabupaten Demak pada tahun 2016 telah menganggarkan sebesar Rp1 miliar untuk pembangunan jembatan baru di lokasi tersebut.
"Sudah ada proyek pembangunan jembatan baru, namun baru terlaksana pembuatan tiang pancang jembatan. Kekurangannya, tahun ini akan ditambah lewat APBD murni sebesar Rp1,5 miliar," tandasnya.
(zik)