Banyuwangi Bangun Pasar Wisata ala Chatuchak Market Thailand
A
A
A
BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi kini sedang membangun pasar wisata terpadu yang berada di lokasi strategis sisi selatan pintu masuk wilayah kota setempat. Pasar ini diintegrasikan dengan terminal wisata dan dormitory (penginapan), sehingga sekaligus menjadi salah satu titik kumpul dan destinasi bagi para wisatawan lokal serta mancanegara.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, desain pasar sekaligus terminal tersebut dibikin spesial. Konsepnya dibikin terpadu dengan terminal wisata dan penginapan. Ini pasar rakyat yang dibikin khusus, di antaranya untuk membidik segmen wisatawan.
"Kami harapkan ke depan bisa jadi jujugan untuk berburu semua yang khas dari Banyuwangi, kurang-lebih inginnya seperti Chatuchak Market di Thailand yang segmentasinya memang untuk wisatawan yang datang ke Bangkok. Hanya dari tujuannya sama. Kalau dari sisi desain berbeda sama sekali karena di sini dipadukan dengan terminal wisata dan penginapan, sedangkan di Thailand cuma pasar. Di Banyuwangi luasnya lebih kecil dibanding yang di Thailand," kata Anas.
Chatuchak Market adalah sebuah pasar tradisional di Bangkok yang sangat ramai dikunjungi wisatawan. Pasar tersebut hanya buka hari Sabtu dan Minggu dan bisa dikatakan menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Bangkok.
Karena itulah, sambung Anas, pasar rakyat tersebut diintegrasikan dengan terminal wisata dan penginapan. Terminal wisata tersebut menjadi semacam sentra transportasi sebelum wisatawan menuju ke berbagai destinasi wisata di Banyuwangi.
Beragam produk akan dijual di pasar tersebut, mulai dari batik, kerajinan tangan, hingga berbagai jenis suvenir. "Selain itu, tetap ada pedagang kebutuhan pangan sehari-hari untuk masyarakat. Jadi nanti wisatawan dan warga akan berbaur. Ini upaya kami membangun ekosistem wisata," kata Anas.
Bangunan pasar dan terminal wisata terpadu ini kini hampir rampung dan diharapkan bisa diresmikan akhir 2017 atau setidaknya awal 2018. Pasar ini dibangun sejak 2015. Lokasi pasar ini dahulu adalah pasar rakyat, namun terkesan kotor dan tak teratur.
Pedagang pun juga bervariasi, mulai pedagang kelontongan, pasar burung, barang elektronik, hingga tempat permainan biliar. Kemudian pemerintah daerah melakukan revitalisasi. Didesain arsitek nasional Andra Matin, pasar ini dibangun menjadi pasar modern berkonsep go green. Konsep bangunannya terbuka, sehingga sejuk.
Terdapat dua bangunan utama dengan masing-masing berlantai empat. Lantai dasar untuk area parkir berdaya tampung 200 kendaraan, musala, dan perkantoran agen perjalanan wisata. Lantai II untuk gerai untuk 90 pedagang khas Banyuwangi.
Sedangkan lantai III dan IV untuk penginapan yang didesain berkelas bagi wisatawan. Di lantai teratas juga terdapat hall yang bisa digunakan untuk pertemuan atau menggelar acara wisata seni-budaya.
Di kompleks tersebut juga disediakan terminal khusus untuk tempat berkumpulnya kendaraan wisata, misalnya minibus dan Trooper yang akan mengangkut penumpang ke berbagai destinasi wisata. "Di lantai bawah juga dibangun Tourist Information Center," ujar Anas.
Menariknya, pasar anyar itu tidak menyingkirkan para pedagang pasar yang sebelumnya bertempat di sana. "Kita siapkan kios-kios untuk para pedagang pasar sebelumnya. Namun, jualannya disesuaikan dengan konsep pariwisata, seperti jual kuliner, buah lokal, dan beragam kerajinan. Tidak boleh jual, misalnya, perangkat elektronik," ungkapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Banyuwangi Mujiono mengatakan, pasar ini dibangun dari APBD Banyuwangi sebesar Rp 27 miliar sejak 2015. "Saat ini progres pembangunan sekitar 60 persen, tinggal membangun terminal. Kami target akhir 2017 pasar ini bisa diresmikan atau awal 2018 bisa beroperasi," pungkasnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, desain pasar sekaligus terminal tersebut dibikin spesial. Konsepnya dibikin terpadu dengan terminal wisata dan penginapan. Ini pasar rakyat yang dibikin khusus, di antaranya untuk membidik segmen wisatawan.
"Kami harapkan ke depan bisa jadi jujugan untuk berburu semua yang khas dari Banyuwangi, kurang-lebih inginnya seperti Chatuchak Market di Thailand yang segmentasinya memang untuk wisatawan yang datang ke Bangkok. Hanya dari tujuannya sama. Kalau dari sisi desain berbeda sama sekali karena di sini dipadukan dengan terminal wisata dan penginapan, sedangkan di Thailand cuma pasar. Di Banyuwangi luasnya lebih kecil dibanding yang di Thailand," kata Anas.
Chatuchak Market adalah sebuah pasar tradisional di Bangkok yang sangat ramai dikunjungi wisatawan. Pasar tersebut hanya buka hari Sabtu dan Minggu dan bisa dikatakan menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Bangkok.
Karena itulah, sambung Anas, pasar rakyat tersebut diintegrasikan dengan terminal wisata dan penginapan. Terminal wisata tersebut menjadi semacam sentra transportasi sebelum wisatawan menuju ke berbagai destinasi wisata di Banyuwangi.
Beragam produk akan dijual di pasar tersebut, mulai dari batik, kerajinan tangan, hingga berbagai jenis suvenir. "Selain itu, tetap ada pedagang kebutuhan pangan sehari-hari untuk masyarakat. Jadi nanti wisatawan dan warga akan berbaur. Ini upaya kami membangun ekosistem wisata," kata Anas.
Bangunan pasar dan terminal wisata terpadu ini kini hampir rampung dan diharapkan bisa diresmikan akhir 2017 atau setidaknya awal 2018. Pasar ini dibangun sejak 2015. Lokasi pasar ini dahulu adalah pasar rakyat, namun terkesan kotor dan tak teratur.
Pedagang pun juga bervariasi, mulai pedagang kelontongan, pasar burung, barang elektronik, hingga tempat permainan biliar. Kemudian pemerintah daerah melakukan revitalisasi. Didesain arsitek nasional Andra Matin, pasar ini dibangun menjadi pasar modern berkonsep go green. Konsep bangunannya terbuka, sehingga sejuk.
Terdapat dua bangunan utama dengan masing-masing berlantai empat. Lantai dasar untuk area parkir berdaya tampung 200 kendaraan, musala, dan perkantoran agen perjalanan wisata. Lantai II untuk gerai untuk 90 pedagang khas Banyuwangi.
Sedangkan lantai III dan IV untuk penginapan yang didesain berkelas bagi wisatawan. Di lantai teratas juga terdapat hall yang bisa digunakan untuk pertemuan atau menggelar acara wisata seni-budaya.
Di kompleks tersebut juga disediakan terminal khusus untuk tempat berkumpulnya kendaraan wisata, misalnya minibus dan Trooper yang akan mengangkut penumpang ke berbagai destinasi wisata. "Di lantai bawah juga dibangun Tourist Information Center," ujar Anas.
Menariknya, pasar anyar itu tidak menyingkirkan para pedagang pasar yang sebelumnya bertempat di sana. "Kita siapkan kios-kios untuk para pedagang pasar sebelumnya. Namun, jualannya disesuaikan dengan konsep pariwisata, seperti jual kuliner, buah lokal, dan beragam kerajinan. Tidak boleh jual, misalnya, perangkat elektronik," ungkapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Banyuwangi Mujiono mengatakan, pasar ini dibangun dari APBD Banyuwangi sebesar Rp 27 miliar sejak 2015. "Saat ini progres pembangunan sekitar 60 persen, tinggal membangun terminal. Kami target akhir 2017 pasar ini bisa diresmikan atau awal 2018 bisa beroperasi," pungkasnya.
(zik)