Ketua PDIP Diancam Usai Video Call Tanpa Busana
A
A
A
PASURUAN - Ini peringatan bagi yang suka bisa berinteraksi di media sosial (medsos) Facebook. Jangan sekali-sekali menerima panggilan video (video call) dari orang yang tak dikenal. Apalagi saat video call dilakukan dengan setengah telanjang.
Peristiwa ini dialami Andri Wahyudi, Ketua PDI Perjuangan (PDIP) Kabupaten Pasuruan. Andri yang mengaku baru beberapa bulan gencar bersosialisasi di medsos, tak pernah menyensor saat menerima pertemanan.
Nahas, saat buang hajat di kamar mandi rumahnya, dia tiba-tiba menerima panggilan video dari seseorang yang baru dikenalnya. Setelah panggilan video berjalan sekitar 2 menit, dia buru-buru mematikan ponselnya. Dia baru menyadari jika dirinya setengah telanjang dan hanya memakai kaos.
"Saya orang yang baru menggunakan Facebook dan tidak mengerti soal panggilan video. Saya tidak pilih-pilih setelah menerima pertemanan. Semua saya perlakukan dengan baik," kata Andri Wahyudi yang dihubungi melalui ponselnya.
Beberapa saat kemudian, Andri menerima pesan singkat dari nomor HP +639263248395 dan +639353052898 yang mengancam akan menggunggah rekaman video call tersebut ke medsos. Pengirim pesan asal Filipina tersebut meminta uang tebusan sebesar Rp20 juta sebagai pengganti panggilan video setengah bugil tersebut.
Atas peristiwa tersebut, Andri yang juga Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan ini, langsung melapor tindak percobaan pemerasan tersebut Unit Kejahatan Dunia Maya Ditreskrimsus Polda Jatim. Dia berharap agar pihak kepolisian bisa menelusuri pengirim pesan yang menebar ancaman tersebut.
"Saya belum mengerti banyak tentang panggilan video. Dia mengaku merekamnya dan akan menggunggahnya jika saya tidak mentransfer uang tebusan. Sampai saat ini permintaan mereka tidak saya penuhi," tandas Andri.
Untuk menjernihkan peristiwa tersebut, Andri Wahyudi bersama istri, menggunggah video klarifikasi di medsos Youtube. Video berjudul Klarifikasi Pak Andri yang berdurasi 7:41 menit tersebut menjelaskan kronologi kejadian dan percobaan pemerasan oleh orang yang baru dikenalnya di medsos.
"Apabilan nanti ada tautan video akun saya, kalau penasaran, silahkan dilihat, kalau kurang pas, anggap saja sebagai spam. Yang pasti saya tidak melakukan kegiatan tidak senonoh atau sensual. Saya yakin pasti nanti diedit. Saya berharap pelaku bisa tertangkap. Saya harap berhati-hati dalam menggunakan medsos," tandas Andri Wahyudi.
Peristiwa ini dialami Andri Wahyudi, Ketua PDI Perjuangan (PDIP) Kabupaten Pasuruan. Andri yang mengaku baru beberapa bulan gencar bersosialisasi di medsos, tak pernah menyensor saat menerima pertemanan.
Nahas, saat buang hajat di kamar mandi rumahnya, dia tiba-tiba menerima panggilan video dari seseorang yang baru dikenalnya. Setelah panggilan video berjalan sekitar 2 menit, dia buru-buru mematikan ponselnya. Dia baru menyadari jika dirinya setengah telanjang dan hanya memakai kaos.
"Saya orang yang baru menggunakan Facebook dan tidak mengerti soal panggilan video. Saya tidak pilih-pilih setelah menerima pertemanan. Semua saya perlakukan dengan baik," kata Andri Wahyudi yang dihubungi melalui ponselnya.
Beberapa saat kemudian, Andri menerima pesan singkat dari nomor HP +639263248395 dan +639353052898 yang mengancam akan menggunggah rekaman video call tersebut ke medsos. Pengirim pesan asal Filipina tersebut meminta uang tebusan sebesar Rp20 juta sebagai pengganti panggilan video setengah bugil tersebut.
Atas peristiwa tersebut, Andri yang juga Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan ini, langsung melapor tindak percobaan pemerasan tersebut Unit Kejahatan Dunia Maya Ditreskrimsus Polda Jatim. Dia berharap agar pihak kepolisian bisa menelusuri pengirim pesan yang menebar ancaman tersebut.
"Saya belum mengerti banyak tentang panggilan video. Dia mengaku merekamnya dan akan menggunggahnya jika saya tidak mentransfer uang tebusan. Sampai saat ini permintaan mereka tidak saya penuhi," tandas Andri.
Untuk menjernihkan peristiwa tersebut, Andri Wahyudi bersama istri, menggunggah video klarifikasi di medsos Youtube. Video berjudul Klarifikasi Pak Andri yang berdurasi 7:41 menit tersebut menjelaskan kronologi kejadian dan percobaan pemerasan oleh orang yang baru dikenalnya di medsos.
"Apabilan nanti ada tautan video akun saya, kalau penasaran, silahkan dilihat, kalau kurang pas, anggap saja sebagai spam. Yang pasti saya tidak melakukan kegiatan tidak senonoh atau sensual. Saya yakin pasti nanti diedit. Saya berharap pelaku bisa tertangkap. Saya harap berhati-hati dalam menggunakan medsos," tandas Andri Wahyudi.
(sms)