Seorang Korban Sinabung Tewas Setelah Bentrok dengan Satpol PP

Selasa, 18 Oktober 2016 - 17:40 WIB
Seorang Korban Sinabung Tewas Setelah Bentrok dengan Satpol PP
Seorang Korban Sinabung Tewas Setelah Bentrok dengan Satpol PP
A A A
KABANJAHE - Seorang warga korban erupsi Gunung Sinabung asal Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Karo, Sumatera Utara, tewas setelah berunjuk rasa di kantor bupati Karo, Kabanjahe, Selasa (18/10/2016) pagi.

Warga bernama Sartono Sembiring (63), tewas pascabentrokan dengan petugas Satpol PP Pemkab Karo ketika bersama warga sedesanya menuntut biaya ganti rugi atas hunian tetap (huntap) dan lahan usaha tani bagi masyarakat Desa Gurukinayan di kantor bupati Karo.

Pengamatan di lapangan, kericuhan tak dapat dihindarkan karena petugas Satpol PP menahan laju aksi warga saat berada di dalam kantor Bupati.

Aksi saling dorong hingga saling pukul terjadi dengan cepat sehingga menyebabkan Sartono Sembiring terjatuh di lantai, tepatnya saat berada di lantai dua depan ruangan Bupati Karo Terkelin Brahmana.

Karena tak sadarkan diri, korban dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Ester Kabanjahe guna mendapat pertolongan. Namun, nyawa korban tidak bisa diselamatkan dan tewas di RS Ester.

Berdasarkan penuturan salah seorang warga, M Roza Sembiring, kedatangan pihaknya bukanlah tanpa alasan yang jelas. Sebab, sebelumnya pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo telah menjanjikan untuk membicarakan perihal ganti rugi tersebut.

"Di saat kami datang hari ini, tidak ada satupun pihak BPBD yang menemui kami. Bahkan kami dihalangi oleh Satpol PP karena masuk ke kantor Bupati dibilang anarkis. Setelah kami bisa meredam warga untuk tidak ricuh, kami juga tetap dihalangi masuk," jelasnya.

Padahal, mereka bermaksud mempertanyakan biaya ganti rugi huntap dan lahan usaha tani yang diketahui berjumlah Rp110 juta per kepala keluarga, sesuai dengan yang telah dijanjikan pemerintah.

"Kami juga menyesalkan sikap Bupati Karo Terkelin Brahmana yang kami anggap melarikan diri setelah mengetahui kedatangan kami. Seharusnya Bupati Karo mendatangi kami dan mengajak kami duduk bersama guna memecahkan permasalahan tersebut," ujar Sembiring.

Setelah Sartono Sembiring meninggal dunia, warga membawa jenazahnya menggunakan ambulans rumah sakit ke kantor bupati Karo. Sesampainya di kantor bupati, warga yang terdiri dari kaum wanita pun berteriak ke arah petugas Satpol PP dan pegawai sambil berteriak,"Kalian pembunuh, kalian pembunuh."

Niat warga yang hendak memasukkan jenazah korban ke dalam kantor Bupati tertahan oleh pengawalan ketat dari pihak Satpol PP, TNI, dan Polri yang berjaga di depan pintu masuk kantor bupati.

Teriakan histeris warga diiringi perusakan kaca pintu samping kantor bupati dan sejumlah pot bunga. Hal itu dilakukan guna melampiaskan kekecewaan yang dialami masyarakat Desa Gurukinayan. Selanjutnya, warga berjanji melaksanakan prosesi adat kematian di halaman kantor bupati pada Rabu (19/10/2016).

Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung yang juga menjabat Dandim 0205/TK, Letkol Inf. Agustatius Sitepu yang tiba di lokasi lantas dapat meredakan emosi warga yang selanjutnya bergerak ke kantor DPRD Karo untuk menyalurkan aspirasi mereka.

Sementara, jenazah Sartono Sembiring dibawa ke kawasan hunian sementara (huntara) simpang Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6971 seconds (0.1#10.140)