Hilang 18 Jam, Balita Ditemukan Tewas Tercebur Sumur
A
A
A
BLITAR - Seorang balita, di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang hilang selama 18 jam, ditemukan tenggelam di dalam sumur belakang rumahnya.
Tim Basarnas mengalami kesulitan saat proses evakuasi, karena sempitnya sumur dan kedalaman sumur yang hampir 20 meter. Setelah tiga kali percobaan dan menggunakan alat selam, akhirnya basarnas berhasil mengangkat jasad balita tersebut.
Balita itu diketahui bernama Agis (4), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Korban merupakan putra pertama pasangan Mad Rozikin (23) dan Nu Laili (22).
Mujianto, tetangga korban mengatakan, korban hilang sejak Selasa 26 Juli 2016 pagi dan baru ditemukan pukul delapan malam. Korban menghilang saat orangtuanya hendak pergi ke pasar.
Karena terkendala alat, jasad Agis baru bisa dievakuasi pukul tujuh pagi, atau setelah tenggelam selama sehari semalam.
Komandan Tim Basarnas Yoni Fariza mengatakan, diameter sumur yang sekitar satu meter dan kedalaman yang hampir 20 meter membuat tim kesulitan saat proses evakuasi. Dibutuhkan tiga kali percobaan untuk dapat mengangkat jasad Agis.
Setelah berhasil dievakuasi, pihak keluarga menerima kematian korban dan tidak dilakukan autopsi. Korban langsung disemayamkan dan dimakamkan di tempat pemakaman desa setempat.
Tim Basarnas mengalami kesulitan saat proses evakuasi, karena sempitnya sumur dan kedalaman sumur yang hampir 20 meter. Setelah tiga kali percobaan dan menggunakan alat selam, akhirnya basarnas berhasil mengangkat jasad balita tersebut.
Balita itu diketahui bernama Agis (4), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Korban merupakan putra pertama pasangan Mad Rozikin (23) dan Nu Laili (22).
Mujianto, tetangga korban mengatakan, korban hilang sejak Selasa 26 Juli 2016 pagi dan baru ditemukan pukul delapan malam. Korban menghilang saat orangtuanya hendak pergi ke pasar.
Karena terkendala alat, jasad Agis baru bisa dievakuasi pukul tujuh pagi, atau setelah tenggelam selama sehari semalam.
Komandan Tim Basarnas Yoni Fariza mengatakan, diameter sumur yang sekitar satu meter dan kedalaman yang hampir 20 meter membuat tim kesulitan saat proses evakuasi. Dibutuhkan tiga kali percobaan untuk dapat mengangkat jasad Agis.
Setelah berhasil dievakuasi, pihak keluarga menerima kematian korban dan tidak dilakukan autopsi. Korban langsung disemayamkan dan dimakamkan di tempat pemakaman desa setempat.
(san)