Dua Pendaki Gunung Panderman Dievakuasi
A
A
A
MALANG - Regu penolong yang terdiri dari anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, SAR, serta para relawan dari Kota Batu mengevakuasi dua pendaki Gunung Panderman yang mengalami sakit saat melakukan pendakian.
Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan BPBD Kota Batu Achmad Choirurohim menjelaskan, Sabtu sore 14 November, sebanyak 32 orang pecinta alam mendaki Gunung Panderman, lewat jalur pendakian Dusun Toyomerto, Desa Pesangrahan, Kota Batu.
Ke 32 orang pendaki itu berasal dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya dan SMK Telkom, Kota Malang. "Yang dari Surabaya ada 17 orang. Pendaki dari Kota Malang sebanyak 15 orang," ungkap Rohim, Senin (16/11/2015).
Kedua kelompok pendaki itu bertemu dipuncak gunung Sabtu tengah malam. Ke esokan harinya, setelah semalam berkemah di puncak Gunung Panderman.
Rombongan pendaki Gunung Panderman dari Kota Surabaya dan Kota Malang memutuskan untuk turun gunung. Tetapi perjalanan mereka tersendat.
Sebab ada dua orang pendaki mengalami sakit. Akhirnya ketua rombongan pendaki memutuskan, untuk mengirim dua orang untuk turun gunung lebih dulu mencari bantuan ke posko pendakian Gunung Panderman.
"Lucky pendaki dari Kota Surabaya kakinya terkilir. Lantas Yusron pendaki dari Kota Malang menderita Hipotermia akut. Kabar adanya dua pendaki yang sakit dipuncak gunung baru diterima posko BPBD Minggu (15/11/2015) pukul 18.00 WIB," tandas Rohim.
Berikutnya BPBD bersama regu penolong memutuskan untuk mengevakuasi dua pendaki yang sakit dari puncak Gunung Panderman.
"Perjalanan menuju lokasi kira-kira empat jam. Lalu rombongan tiba di posko pendakian di Dusun Toyomerto," ujarnya.
Setelah berhasil dievakuasi, Lucky dibawa ke RS Hasta Brata Kota Batu untuk mendapatkan perawatan medis.
Kemudian Yusron dijemput orang tuanya. Untuk dibawa pulang ke Kota Malang. Saat ini, kata Rohim, cuaca di puncak Gunung Panderman sering tidak menentu.
Karena wilayah Kota Batu mulai sering diguyur air hujan. "Imbauan kita, sebelum mendaki Gunung Panderman harus dipersiapkan perbekalan hidupnya. Mulai makanan sampai obat-obatan termasuk peralatan berkemah. Saat turun hujan, sebaiknya tidak mendaki Gunung Panderman. Karena cuaca bisa berubah menjadi ekstrem," pesan Rohim.
Anggota BPBD Kota Batu, Ismu menambahkan, setiap akhir pekan rombongan pendaki gunung dari Kota Surabaya dan Malang selalu mendaki Gunung Panderman hingga puncaknya.
Sepintas, jalur pendakian ke puncak Gunung Panderman terlihat landai. Tapi saat turun hujan, jalur pendakian menjadi licin dan cuaca berubah ekstrem.
"Saran kita sebelum mendaki Gunung Panderman. Perbekalan hidup untuk tinggal puncak gunung harus lengkap. Tenda, jaket, obat-obatan dan makanan harus diperiksa dan disiapkan dengan baik dirumah," tandas Ismu.
Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan BPBD Kota Batu Achmad Choirurohim menjelaskan, Sabtu sore 14 November, sebanyak 32 orang pecinta alam mendaki Gunung Panderman, lewat jalur pendakian Dusun Toyomerto, Desa Pesangrahan, Kota Batu.
Ke 32 orang pendaki itu berasal dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya dan SMK Telkom, Kota Malang. "Yang dari Surabaya ada 17 orang. Pendaki dari Kota Malang sebanyak 15 orang," ungkap Rohim, Senin (16/11/2015).
Kedua kelompok pendaki itu bertemu dipuncak gunung Sabtu tengah malam. Ke esokan harinya, setelah semalam berkemah di puncak Gunung Panderman.
Rombongan pendaki Gunung Panderman dari Kota Surabaya dan Kota Malang memutuskan untuk turun gunung. Tetapi perjalanan mereka tersendat.
Sebab ada dua orang pendaki mengalami sakit. Akhirnya ketua rombongan pendaki memutuskan, untuk mengirim dua orang untuk turun gunung lebih dulu mencari bantuan ke posko pendakian Gunung Panderman.
"Lucky pendaki dari Kota Surabaya kakinya terkilir. Lantas Yusron pendaki dari Kota Malang menderita Hipotermia akut. Kabar adanya dua pendaki yang sakit dipuncak gunung baru diterima posko BPBD Minggu (15/11/2015) pukul 18.00 WIB," tandas Rohim.
Berikutnya BPBD bersama regu penolong memutuskan untuk mengevakuasi dua pendaki yang sakit dari puncak Gunung Panderman.
"Perjalanan menuju lokasi kira-kira empat jam. Lalu rombongan tiba di posko pendakian di Dusun Toyomerto," ujarnya.
Setelah berhasil dievakuasi, Lucky dibawa ke RS Hasta Brata Kota Batu untuk mendapatkan perawatan medis.
Kemudian Yusron dijemput orang tuanya. Untuk dibawa pulang ke Kota Malang. Saat ini, kata Rohim, cuaca di puncak Gunung Panderman sering tidak menentu.
Karena wilayah Kota Batu mulai sering diguyur air hujan. "Imbauan kita, sebelum mendaki Gunung Panderman harus dipersiapkan perbekalan hidupnya. Mulai makanan sampai obat-obatan termasuk peralatan berkemah. Saat turun hujan, sebaiknya tidak mendaki Gunung Panderman. Karena cuaca bisa berubah menjadi ekstrem," pesan Rohim.
Anggota BPBD Kota Batu, Ismu menambahkan, setiap akhir pekan rombongan pendaki gunung dari Kota Surabaya dan Malang selalu mendaki Gunung Panderman hingga puncaknya.
Sepintas, jalur pendakian ke puncak Gunung Panderman terlihat landai. Tapi saat turun hujan, jalur pendakian menjadi licin dan cuaca berubah ekstrem.
"Saran kita sebelum mendaki Gunung Panderman. Perbekalan hidup untuk tinggal puncak gunung harus lengkap. Tenda, jaket, obat-obatan dan makanan harus diperiksa dan disiapkan dengan baik dirumah," tandas Ismu.
(sms)