Kawanan Gajah 'Pukul Mundur' Pasukan TNI saat Padamkan Api

Jum'at, 23 Oktober 2015 - 20:51 WIB
Kawanan Gajah Pukul Mundur Pasukan TNI saat Padamkan Api
Kawanan Gajah 'Pukul Mundur' Pasukan TNI saat Padamkan Api
A A A
PEKANBARU - Satu regu pasukan Kostrad yang memadamkan api di Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) Kabupaten Pelalawan, Riau terpaksa mundur karena diamuk kawanan gajah yang menghuni kawasan tersebut.

Keberingasan mamalia darat terbesar ini terpaksa menghambat proses pemadaman kebakaran yang dilakukan TNI AD di kawasan habitat gajah tersebut.

"Kawanan gajah itu mengamuk karena daerahnya terbakar. Gajah tersebut menggeluarkan suara-suara keras. Ini membuat prajurit terpaksa menghindar saat bertemu gajah yang lagi mengamuk," ungkap Komandan Regu Kostrad Serka Dian Syaifullah, Jumat (23/10/2015).

Dia mengungkap, dirinya yang memimpin prajurit dari Kostrad sudah bertugas memadamkan kebakaran sejak 20 Oktober 2015.

Dari pantauannya banyak daerah TNTN yang ludes terbakar. Pihak TNI juga sedang mencari tahu pelaku pembakaran di area hutan konservasi ini.

Tidak hanya mengeluarkan suara keras, kelompok gajah liar penghuni kawasan TNTN juga merusak areal perkebunan sawit milik perambah.

"Gajah gajah itu mengamuk dan mencabuti pohon sawit yang nampaknya belum lama di bakar lalu ditanami sawit itu," ucapnya.

Dia menegaskan saat ini wilayah yang menjadi konsentrasi pemadaman berada di Bukit Apolo di Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.

"Pasukan sebenarnya ingin bermalam di lokasi agar penanganan kebakaran segera tuntas. Namun, karena daerah tersebut rawan gajah yang mengamuk, terpaksa kita menginap di tempat yang lebih aman," ungkapnya.

Taman Nasional Tesso Nilo memiliki luas 83 ribu hektare. Namun dalam 10 tahun terakhir, kawasan yang dilindungi negara untuk habitat gajah sudah porak poranda akibat aksi perambahan besar-besaran.

Hampir separuh luas areal TNTN kini jadi perkebunan sawit dan pemukiman penduduk. Sudah menjadi rahasia umum bahwa perambahan di hutan konservasi TNTN ini dicukongi oleh oknum jenderal.

Sejak dulu, pihak Kementerian Lingkungan Hidup (LHK) sendiri sudah mengatahui kalau TNTN sudah porak-poranda akibat perambahan. Ini bisa dilihat beberapa kali menteri kehutanan meninjau lokasi, namun saat ini tidak ada tindak lanjutnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4728 seconds (0.1#10.140)