Terungkap, Alasan Nurhayani Menghabisi Nyawa Suaminya
A
A
A
MEDAN - Nurhayani Siregar, warga Desa Pargarutan Julu, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), yang nekat menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh suaminya sendiri, nyaris dihakimi warga.
Saat petugas Polres Kota Padangsidimpuan melakukan rekonstruksi peristiwa pembunuhan itu, ratusan warga yang menghadiri rekonstruksi kasus pembunuhan Armansyah Harahap terlihat marah ketika melihat Nurhayani Siregar.
Bahkan, mereka ingin meluapkan kemarahannya. Namun, polisi cepat mengambil tindakan dan meminta sejumlah warga untuk tenang dan menolak permintaan warga untuk menemui perempuan anak tiga itu.
Mendapat penolakan polisi, warga terlihat marah dan menangis. Salah seorang anak korban bahkan nyaris tidak sadarkan diri ketika menyaksikan adegan-adegan yang ditunjukkan kepolisian dalam rekonstruksi.
Dia harus dipapah oleh anggota kepolisian, karena kondisi tubuhnya langsung lemas. Wajahnya terlihat bingung, dia seakan tidak percaya bahwa dalang pembunuhan ayahnya adalah ibu kandungnya sendiri.
Adu mulut antara warga dan pihak kepolisian sempat terjadi di pintu masuk tahanan. Sebab, warga memaksa masuk ke sel tahanan tempat tersangka ditahan. Namun pihak kepolisian juga melarang warga.
“Saya meminta dia dijatuhi hukuman seumur hidup, agar dia tidak keluar dari penjara selama hidupnya,” ujar Lamsana Harahap, adik kandung korban, ketika ditemui wartawan, Rabu (30/9/2015).
Dia mengaku tidak pernah menyangka bahwa Nurhayani tega menghabisi nyawa kakak kandungnya hanya karena dendam.
Dalam rekonstruksi tersebut, terlihat bagaimana cara Nurhayani Siregar menyusun strategi untuk membunuh suaminya. Awalnya, dia pura-pura hendak buang air kecil untuk menghubungi para tersangka lainnya.
Namun, rencananya itu gagal karena para tersangka terlambat datang. Setelah itu, Nurhayani Siregar meminta korban untuk pergi bersama dia membeli ayam ke Kota Padangsidimpuan.
Ketika perjalanan pulang, Nurhayani Siregar menghubungi tersangka lainnya. Awalnya, para tersangka mencegat korban dan Nurhayani. Korban awalnya sempat melakukan perlawanan, namun jumlah pelaku lebih banyak dan akhirnya korban kalah.
Untuk mengelabui warga, Nurhayani berpura-pura minta tolong bahwa mereka telah dirampok. Di depan warga, Nurhayani mengaku mereka telah dirampok dan uang diambil sebanyak Rp25 juta.
"Nurhayani tega membunuh suaminya disebabkan karena dendam. Menurutnya, korban sudah berulang-ulang memergokinya selingkuh dengan laki-laki lain,” tegas Kasat Reskrim Polres Kota Padangsidimpuan AKP Diriono.
Lebih lanjut, dia mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap sejumlah tersangka, termasuk pacar terakhir Nurhayani Siregar. ”Kami sudah menahan empat tersangka, tiga di antaranya merupakan satu keluarga," pungkasnya.
Saat petugas Polres Kota Padangsidimpuan melakukan rekonstruksi peristiwa pembunuhan itu, ratusan warga yang menghadiri rekonstruksi kasus pembunuhan Armansyah Harahap terlihat marah ketika melihat Nurhayani Siregar.
Bahkan, mereka ingin meluapkan kemarahannya. Namun, polisi cepat mengambil tindakan dan meminta sejumlah warga untuk tenang dan menolak permintaan warga untuk menemui perempuan anak tiga itu.
Mendapat penolakan polisi, warga terlihat marah dan menangis. Salah seorang anak korban bahkan nyaris tidak sadarkan diri ketika menyaksikan adegan-adegan yang ditunjukkan kepolisian dalam rekonstruksi.
Dia harus dipapah oleh anggota kepolisian, karena kondisi tubuhnya langsung lemas. Wajahnya terlihat bingung, dia seakan tidak percaya bahwa dalang pembunuhan ayahnya adalah ibu kandungnya sendiri.
Adu mulut antara warga dan pihak kepolisian sempat terjadi di pintu masuk tahanan. Sebab, warga memaksa masuk ke sel tahanan tempat tersangka ditahan. Namun pihak kepolisian juga melarang warga.
“Saya meminta dia dijatuhi hukuman seumur hidup, agar dia tidak keluar dari penjara selama hidupnya,” ujar Lamsana Harahap, adik kandung korban, ketika ditemui wartawan, Rabu (30/9/2015).
Dia mengaku tidak pernah menyangka bahwa Nurhayani tega menghabisi nyawa kakak kandungnya hanya karena dendam.
Dalam rekonstruksi tersebut, terlihat bagaimana cara Nurhayani Siregar menyusun strategi untuk membunuh suaminya. Awalnya, dia pura-pura hendak buang air kecil untuk menghubungi para tersangka lainnya.
Namun, rencananya itu gagal karena para tersangka terlambat datang. Setelah itu, Nurhayani Siregar meminta korban untuk pergi bersama dia membeli ayam ke Kota Padangsidimpuan.
Ketika perjalanan pulang, Nurhayani Siregar menghubungi tersangka lainnya. Awalnya, para tersangka mencegat korban dan Nurhayani. Korban awalnya sempat melakukan perlawanan, namun jumlah pelaku lebih banyak dan akhirnya korban kalah.
Untuk mengelabui warga, Nurhayani berpura-pura minta tolong bahwa mereka telah dirampok. Di depan warga, Nurhayani mengaku mereka telah dirampok dan uang diambil sebanyak Rp25 juta.
"Nurhayani tega membunuh suaminya disebabkan karena dendam. Menurutnya, korban sudah berulang-ulang memergokinya selingkuh dengan laki-laki lain,” tegas Kasat Reskrim Polres Kota Padangsidimpuan AKP Diriono.
Lebih lanjut, dia mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap sejumlah tersangka, termasuk pacar terakhir Nurhayani Siregar. ”Kami sudah menahan empat tersangka, tiga di antaranya merupakan satu keluarga," pungkasnya.
(san)