Gas Berbahaya Selimuti Puncak Gunung Slamet
A
A
A
PEMALANG - Penutupan jalur pendakian ke Gunung Slamet bukan hanya karena statusnya waspada, namun juga karena keberadaan gas berbahaya yang berada di sekitar puncak gunung api tersebut.
Sukedi, petugas pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang mengatakan, di sekitar puncak Gunung Slamet terdapat gas H2S (hydrogen sulfide), dan SO2 (sulfur dioksida) yang bercampur udara sehingga rawan terhirup warga yang mendekati puncak gunung.
"Jika terhirup efeknya bisa berbahaya. Jadi pendaki kami minta untuk mentaati himbauan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana) agar tidak berada di radius 2 kilometer dari puncak," kata Sukedi, Jumat (31/7/2015).
Dijelaskan status Gunung Slamet belum diturunkan karena aktivitas vulkanik yang terpantau masih tergolong tinggi. Berdasarkan pengamatan, aktivitas yang terjadi didominasi oleh gempa hembusan. "Jumlah gempa masih cukup tinggi," ucap dia.
Catatan pengamatan pada 30 Juli hingga 31 Juli 2015 pukul 06.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengeluarkan hembusan asap putih tipis dengan tinggi 50 - 150 meter. Selain itu, juga terekam 1.044 kali gempa hembusan.
Seperti diketahui, Gunung Slamet berstatus waspada sejak 5 Januari. Saat itu, PVMBG menaikkan status gunung yang membentang di lima kabupaten di Jawa Tengah karena aktivitas vulkaniknya terpantau meningkat.
Sukedi, petugas pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang mengatakan, di sekitar puncak Gunung Slamet terdapat gas H2S (hydrogen sulfide), dan SO2 (sulfur dioksida) yang bercampur udara sehingga rawan terhirup warga yang mendekati puncak gunung.
"Jika terhirup efeknya bisa berbahaya. Jadi pendaki kami minta untuk mentaati himbauan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana) agar tidak berada di radius 2 kilometer dari puncak," kata Sukedi, Jumat (31/7/2015).
Dijelaskan status Gunung Slamet belum diturunkan karena aktivitas vulkanik yang terpantau masih tergolong tinggi. Berdasarkan pengamatan, aktivitas yang terjadi didominasi oleh gempa hembusan. "Jumlah gempa masih cukup tinggi," ucap dia.
Catatan pengamatan pada 30 Juli hingga 31 Juli 2015 pukul 06.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengeluarkan hembusan asap putih tipis dengan tinggi 50 - 150 meter. Selain itu, juga terekam 1.044 kali gempa hembusan.
Seperti diketahui, Gunung Slamet berstatus waspada sejak 5 Januari. Saat itu, PVMBG menaikkan status gunung yang membentang di lima kabupaten di Jawa Tengah karena aktivitas vulkaniknya terpantau meningkat.
(nag)