Pilkada Blitar, PDIP Belum Punya Lawan
A
A
A
BLITAR - Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Blitar Rijanto-Marhaenis Urip Widodo (RIDHO) resmi mendaftarkan diri ke KPU Kabupaten Blitar. Kandidat besutan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menjadi satu-satunya calon yang mendaftar hingga hari terakhir pendaftaran.
Karenanya, mereka berharap ada lawan pada pembukaan pendaftaran tahap kedua 1-3 Agustus 2015.
"Harapan kita mendapat lawan dalam pilkada ini," ujar Ketua Tim Pemenangan pasangan RIDHO Suwito Saren Satoto kepada wartawan, Selasa (28/7/2015).
Saat mendaftar, Rijanto dan Marhaenis mengenakan kemeja batik warna cokelat. Anggota DPRD Jawa Timur Woro Reny Permana yang juga kakak kandung petinggi PDIP Pramono Anung mengiringi keduanya.
Wakil Bupati Blitar dan Ketua DPRD Kabupaten Blitar itu long march 100 meter dari Kantor DPC PDIP ke Kantor KPU .
Sepanjang perjalanan, ratusan pendukung mengiringi dengan koor salawat nabi. "Kita siap bertarung dan meraih kemenangan 80 persen dari kelompok suara nasionalis dan agamis," tegas Suwito.
Suwito menjelaskan bahwa dengan menjadi yang pertama mendaftarkan diri menunjukkan PDIP tidak goyah dengan serangan politik lawan.
Kata Suwito, banyak manuver dan salto politik yang mencoba mendiskeditkan pasangan RIDHO. Termasuk juga bagaimana RIDHO diskenario tidak ada lawan sehingga Pilkada Kabupaten Blitar diundur tahun 2017.
Suwito mengakui partainya telah melakukan spekulasi politik. Ia tidak tahu pasti apakah di hari terakhir pendaftaran bakal mendapat lawan atau tidak.
Sebab hingga kini koalisi besar (PKB, PAN, Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, dan PPP) belum memperlihatkan pasangan calon yang akan diusung.
Di sisi lain, pasangan Heri Romadhon (Ketua PAN)-Masluki (Ketua Muslimat NU) masih sebatas wacana politik. "Yang pasti kami lega sudah mendaftar. Sebab ini modal membawa Kabupaten Blitar lebih sejahtera."
Suwito juga mengatakan bahwa partainya tidak pernah berpikir menyiasati aturan pilkada minimal dua pasangan dengan membuat lawan "boneka".
PDIP hanya menjalankan proses pilkada sesuai aturan yang berlaku. Kendati demikian, partainya membuka pintu koalisi untuk partai lain.
"Sebab kita tidak bisa memaksakan orang lain. Kita lurus-lurus saja. Tidak ada pasangan boneka," terangnya.
Sementara, Cabup Rijanto dan Cawabup Marhaenis sama-sama mengaku belum mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati dan Ketua DPRD.
Pengunduran diri akan dilakukan setelah KPU melakukan penetapan pasangan calon pada 24 Agustus 2015. "Karena aturannya seperti itu. Kita mengikuti aturan yang berlaku," ujar Marhaenis.
Karenanya, mereka berharap ada lawan pada pembukaan pendaftaran tahap kedua 1-3 Agustus 2015.
"Harapan kita mendapat lawan dalam pilkada ini," ujar Ketua Tim Pemenangan pasangan RIDHO Suwito Saren Satoto kepada wartawan, Selasa (28/7/2015).
Saat mendaftar, Rijanto dan Marhaenis mengenakan kemeja batik warna cokelat. Anggota DPRD Jawa Timur Woro Reny Permana yang juga kakak kandung petinggi PDIP Pramono Anung mengiringi keduanya.
Wakil Bupati Blitar dan Ketua DPRD Kabupaten Blitar itu long march 100 meter dari Kantor DPC PDIP ke Kantor KPU .
Sepanjang perjalanan, ratusan pendukung mengiringi dengan koor salawat nabi. "Kita siap bertarung dan meraih kemenangan 80 persen dari kelompok suara nasionalis dan agamis," tegas Suwito.
Suwito menjelaskan bahwa dengan menjadi yang pertama mendaftarkan diri menunjukkan PDIP tidak goyah dengan serangan politik lawan.
Kata Suwito, banyak manuver dan salto politik yang mencoba mendiskeditkan pasangan RIDHO. Termasuk juga bagaimana RIDHO diskenario tidak ada lawan sehingga Pilkada Kabupaten Blitar diundur tahun 2017.
Suwito mengakui partainya telah melakukan spekulasi politik. Ia tidak tahu pasti apakah di hari terakhir pendaftaran bakal mendapat lawan atau tidak.
Sebab hingga kini koalisi besar (PKB, PAN, Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, dan PPP) belum memperlihatkan pasangan calon yang akan diusung.
Di sisi lain, pasangan Heri Romadhon (Ketua PAN)-Masluki (Ketua Muslimat NU) masih sebatas wacana politik. "Yang pasti kami lega sudah mendaftar. Sebab ini modal membawa Kabupaten Blitar lebih sejahtera."
Suwito juga mengatakan bahwa partainya tidak pernah berpikir menyiasati aturan pilkada minimal dua pasangan dengan membuat lawan "boneka".
PDIP hanya menjalankan proses pilkada sesuai aturan yang berlaku. Kendati demikian, partainya membuka pintu koalisi untuk partai lain.
"Sebab kita tidak bisa memaksakan orang lain. Kita lurus-lurus saja. Tidak ada pasangan boneka," terangnya.
Sementara, Cabup Rijanto dan Cawabup Marhaenis sama-sama mengaku belum mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati dan Ketua DPRD.
Pengunduran diri akan dilakukan setelah KPU melakukan penetapan pasangan calon pada 24 Agustus 2015. "Karena aturannya seperti itu. Kita mengikuti aturan yang berlaku," ujar Marhaenis.
(zik)