Jalur Saradan Macet 8 Kilometer
A
A
A
MADIUN - Jalur Madiun-Surabaya macet parah pada H+2 Lebaran kemarin. Kemacetan sepanjang delapan kilometer terjadi mulai dari Desa Kaligunting, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, sampai Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk.
Akibat kemacetan tersebut, arus lalu lintas berjalan padat merayap. Kemacetan diduga akibat banyak perlintasan kereta api di jalur itu, juga karena tingginya volume kendaraan yang melintasi jalur tersebut saat arus balik.
“Ini sudah termasuk macet total. Kendaraan hanya bisa berjalan antara 20-30 kilometer per jam,” ujar salah satu pemudik asal Caruban yang akan kembali ke Surabaya, Agus. Menurut dia, kecepatan kendaraan yang hanya 30 kilometer per jam membuat waktu tempuh Madiun-Nganjuk biasa paling lama satu setengah jam menjadi empat jam lebih lama. “Biasanya dari Madiun sampai Nganjuk hanya memakan waktu satu hingga satu setengah jam, tapi kali ini 4-5 jam,” kata Agus.
Kemacetan panjang ini disebabkan banyak faktor. Selain perlintasan kereta api, di jalur ini tidak tersedia jalur alternatif mengurai volume kendaraan. Apalagi ada penyempitan jalan saat volume kendaraan arus balik meningkat. Sepanjang Saradan-Wilangan terdapat empat perlintasan KA sebidang. Setiap hari selama momentum Lebaran ada 60-70 KA yang melintas.
Petugas Satuan Lantas Polres Madiun Ipda Hartono mengatakan, kemacetan arus kendaraan terjadi dari arah Madiun menuju Surabaya. Titik kemacetan mulai terjadi di kawasan Caruban, Desa Kaligunting, sampai perbatasan Saradan-Wilangan. “Kemacetan terparah terjadi di sekitar perlintasan kereta api di wilayah Kaligunting dan tanjakan Nampu, Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan,” kata Hartono.
Kemacetan tersebut juga disebabkan ada penyempitan jalur di sejumlah titik jalan. Untuk mengurangi kemacetan tersebut, petugas menerapkan sistem buka-tutup. Diperkirakan kemacetan tersebut masih akan berlangsung pada jam-jam tertentu selama masa arus balik Lebaran tahun 2015. Petugas mengimbau para pemudik untuk bersabar dan tetap mematuhi peraturan lalu lintas selama berkendara.
Kasat Lantas Polres Madiun AKP Sumiyanto mengaku tak bisa berbuat banyak mengurai kemacetan karena tingginya volume kendaraan yang melintas. Pihaknya hanya bisa mengerahkan puluhan petugas mengatur penumpukan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. “Terus terang ini memang sudah diprediksikan karena rata-rata pemudik memanfaatkan hari ini untuk kembali ke kota asal,” kata dia. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengakui kemacetan terjadi di beberapa titik pada jalur utama di Jawa Timur.
Meski begitu, dia mengatakan, arus kendaraan tidak sampai berhenti total. Dia mengingatkan para pemudik balik untuk menghindari 12 titik rawan macet. Ke-12 titik tersebut di antaranya simpang Medaeng, simpang Tol Gempol-Pandaan, jalur Nganjuk-Madiun, Gedeg- Ploso, Jombang, Pertigaan Karanglo Kabupaten Malang, Pasar Babat, Lamongan, dan di Alas Saradan Madiun.
“Untuk menghindari kemacetan, kami mengimbau pemudik mau balik supaya berangkat lebih awal. Selain itu, lebih baik mencari jalan alternatif menghindari kawasan rawan macet,” kata Argo.
Seluruh Jalur Utama Padat
Lonjakan arus balik memang terasa pada H+2 Lebaran kemarin. Semua jalur utama, baik pantura, tengah, maupun selatan, dipadati pemudik yang berniat kembali ke Jakarta dan kota-kota sekitarnya.
Di jalur pantura Brebes, Jawa Tengah, arus balik mulai merayap saat mendekati exit tol Banjaranyar, Brebes Timur karena dilakukan pengalihan arus lalu lintas ke ruas tol. Ruas tol darurat tersebut kemarin mulai dibuka untuk kendaraan arus balik sejak pukul 09.00 WIB. Sejumlah petugas kepolisian dan TNI disiagakan di lokasi untuk mengarahkan kendaraan pemudik masuk ke dalam tol. Selain di titik tersebut, kemacetan juga terpantau di Pasar Induk Brebes hingga Jalan Ahmad Yani atau sekitar 1 kilometer.
Laju kendaraan tersendat selain karena aktivitas warga di pasar, juga karena banyak kendaraan pemudik yang berhenti untuk membeli oleh-oleh. Kepala Pos Pengamanan Exit Tol Banjarnyar Iptu Tasdjuli mengatakan, kepadatan kendaraan mulai menunjukkan peningkatan sejak Minggu (19/9) malam. “Hari ini (kemarin) mulai kembali terlihat ada peningkatan sehingga ruas tol kita buka untuk memecah kepadatan kendaraan di jalur pantura,” kata Tasdjuli kemarin.
Berbeda dengan saat arus mudik, pengaturan arus lalu lintas di exit tol tidak dilakukan dengan sistem buka-tutup karena kendaraan pemudik dari arah timur bisa langsung berbelok kiri ke arah tol. Sedangkan kendaraan roda dua maupun kendaraan lokal tetap diarahkan lurus ke arah dalam kota Brebes. Ini menimbulkan sedikit keruwetan lalu lintas di sekitar exit tol sehingga lalu lintas tersendat. Di ruas jalur selatan dan tengah, kepadatan kendaraan pemudik juga terpantau meningkat.
Kendaraan pemudik yang melintas didominasi oleh kendaraan roda dua. Selain kendaraan pemudik, kepadatan juga disebabkan masih banyaknya warga lokal yang berkendara untuk berwisata. Kapolsek Margasari, Tegal, AKP Sugeng Subagyo mengatakan, mulai H+2 ruas jalan sejak dari arah Klonengan, Prupuk hingga Ketanggungan sudah dibuat satu arah. “Sejak tadi pagi sudah dibuat one way karena kendaraan arus balik sudah mulai meningkat,” ujar Sugeng.
Sementara di Jawa Barat, data di Pos Pemantau Kepolisian Resor Bandung di Cileunyi, sejak pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB volume kendaraan dari arah timur (Jawa Tengah, Garut, dan Tasikmalaya) menuju barat (Bandung) melalui gerbang tol (GT) Cileunyi meningkat hingga 40% dibandingkan Minggu (19/7). Kawasan lingkar Nagreg terlihat ramai oleh kendaraan baik roda dua maupun empat.
Sekitar 3.500 sepeda motor dan mobil melintas setiap jam. Kapolsek Cileunyi Kompol Edi Suwandi mengatakan, arus balik yang melintasi jalur selatan, Kabupaten Bandung, mulai terasa. Meski begitu, belum tampak kepadatan di beberapa titik ruas jalan di Nagreg hingga Cileunyi. Kondisi serupa juga terjadi di jalur tengah Sumedang yang mulai dipadati arus balik Lebaran dari arah Majalengka dan Cirebon.
Kepadatan arus lalu lintas di jalur tengah Sumedang mulai terjadi sejak Minggu (19/7) sore hingga malam hari. Guna mengurai kepadatan arus lalu lintas di jalur tengah Sumedang yang menghubungkan Cirebon-Bandung, jajaran Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Sumedang memberlakukan sistem satu arah. Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Pol Budi Gunawan memprediksi puncak arus balik terjadi pada H+3 atau hari ini. Prediksi itu didasarkan pada waktu cuti bersama para pegawai yang berakhir hari ini.
“Kemungkinan besok (hari ini) puncak arus balik akan terjadi,” kata Wakapolri Komjen Budi Gunawan saat meninjau jalur selatan Nagreg kemarin. Wakapolri menuturkan, jumlah kecelakaan lalu lintas pada musim mudik dan balik Lebaran tahun ini cenderung menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk kecelakaan lalu lintas sudah sesuai target agar bisa menurun. Dari laporan yang saya terima, hari ini di Nagreg kecelakaan baru satu kasus,” tuturnya. Dia menambahkan, arus mudik dan balik tahun ini juga lebih lancar sehingga waktu tempuhnya lebih pendek. Ke depan, untuk meminimalkan kepadatan di jalur selatan, termasuk Nagreg, Polri berharap pemerintah pusat dan daerah segera menyiapkan akses dari kawasan Cileunyi hingga Tasikmalaya.
Ketua Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub Djoko Sasono mengatakan, kepadatan arus balik Lebaran ke wilayah Jabodetabek mulai terlihat sejak Minggu (19/7) malam hingga Senin (20/7) pagi. Puncak arus balik diperkirakan terjadi hari ini.
“Pegawai akan mulai masuk kerja pada Rabu (22) sehingga pemudik memilih untuk kembali ke kota asal sehari atau dua hari sebelumnya,” kata Djoko saat dihubungi di Jakarta tadi malam.
Lutfi yuhandi/ heru febrianto/ dila nashear/ nilakusuma/ erika lia/aam aminullah/ant
Akibat kemacetan tersebut, arus lalu lintas berjalan padat merayap. Kemacetan diduga akibat banyak perlintasan kereta api di jalur itu, juga karena tingginya volume kendaraan yang melintasi jalur tersebut saat arus balik.
“Ini sudah termasuk macet total. Kendaraan hanya bisa berjalan antara 20-30 kilometer per jam,” ujar salah satu pemudik asal Caruban yang akan kembali ke Surabaya, Agus. Menurut dia, kecepatan kendaraan yang hanya 30 kilometer per jam membuat waktu tempuh Madiun-Nganjuk biasa paling lama satu setengah jam menjadi empat jam lebih lama. “Biasanya dari Madiun sampai Nganjuk hanya memakan waktu satu hingga satu setengah jam, tapi kali ini 4-5 jam,” kata Agus.
Kemacetan panjang ini disebabkan banyak faktor. Selain perlintasan kereta api, di jalur ini tidak tersedia jalur alternatif mengurai volume kendaraan. Apalagi ada penyempitan jalan saat volume kendaraan arus balik meningkat. Sepanjang Saradan-Wilangan terdapat empat perlintasan KA sebidang. Setiap hari selama momentum Lebaran ada 60-70 KA yang melintas.
Petugas Satuan Lantas Polres Madiun Ipda Hartono mengatakan, kemacetan arus kendaraan terjadi dari arah Madiun menuju Surabaya. Titik kemacetan mulai terjadi di kawasan Caruban, Desa Kaligunting, sampai perbatasan Saradan-Wilangan. “Kemacetan terparah terjadi di sekitar perlintasan kereta api di wilayah Kaligunting dan tanjakan Nampu, Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan,” kata Hartono.
Kemacetan tersebut juga disebabkan ada penyempitan jalur di sejumlah titik jalan. Untuk mengurangi kemacetan tersebut, petugas menerapkan sistem buka-tutup. Diperkirakan kemacetan tersebut masih akan berlangsung pada jam-jam tertentu selama masa arus balik Lebaran tahun 2015. Petugas mengimbau para pemudik untuk bersabar dan tetap mematuhi peraturan lalu lintas selama berkendara.
Kasat Lantas Polres Madiun AKP Sumiyanto mengaku tak bisa berbuat banyak mengurai kemacetan karena tingginya volume kendaraan yang melintas. Pihaknya hanya bisa mengerahkan puluhan petugas mengatur penumpukan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. “Terus terang ini memang sudah diprediksikan karena rata-rata pemudik memanfaatkan hari ini untuk kembali ke kota asal,” kata dia. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengakui kemacetan terjadi di beberapa titik pada jalur utama di Jawa Timur.
Meski begitu, dia mengatakan, arus kendaraan tidak sampai berhenti total. Dia mengingatkan para pemudik balik untuk menghindari 12 titik rawan macet. Ke-12 titik tersebut di antaranya simpang Medaeng, simpang Tol Gempol-Pandaan, jalur Nganjuk-Madiun, Gedeg- Ploso, Jombang, Pertigaan Karanglo Kabupaten Malang, Pasar Babat, Lamongan, dan di Alas Saradan Madiun.
“Untuk menghindari kemacetan, kami mengimbau pemudik mau balik supaya berangkat lebih awal. Selain itu, lebih baik mencari jalan alternatif menghindari kawasan rawan macet,” kata Argo.
Seluruh Jalur Utama Padat
Lonjakan arus balik memang terasa pada H+2 Lebaran kemarin. Semua jalur utama, baik pantura, tengah, maupun selatan, dipadati pemudik yang berniat kembali ke Jakarta dan kota-kota sekitarnya.
Di jalur pantura Brebes, Jawa Tengah, arus balik mulai merayap saat mendekati exit tol Banjaranyar, Brebes Timur karena dilakukan pengalihan arus lalu lintas ke ruas tol. Ruas tol darurat tersebut kemarin mulai dibuka untuk kendaraan arus balik sejak pukul 09.00 WIB. Sejumlah petugas kepolisian dan TNI disiagakan di lokasi untuk mengarahkan kendaraan pemudik masuk ke dalam tol. Selain di titik tersebut, kemacetan juga terpantau di Pasar Induk Brebes hingga Jalan Ahmad Yani atau sekitar 1 kilometer.
Laju kendaraan tersendat selain karena aktivitas warga di pasar, juga karena banyak kendaraan pemudik yang berhenti untuk membeli oleh-oleh. Kepala Pos Pengamanan Exit Tol Banjarnyar Iptu Tasdjuli mengatakan, kepadatan kendaraan mulai menunjukkan peningkatan sejak Minggu (19/9) malam. “Hari ini (kemarin) mulai kembali terlihat ada peningkatan sehingga ruas tol kita buka untuk memecah kepadatan kendaraan di jalur pantura,” kata Tasdjuli kemarin.
Berbeda dengan saat arus mudik, pengaturan arus lalu lintas di exit tol tidak dilakukan dengan sistem buka-tutup karena kendaraan pemudik dari arah timur bisa langsung berbelok kiri ke arah tol. Sedangkan kendaraan roda dua maupun kendaraan lokal tetap diarahkan lurus ke arah dalam kota Brebes. Ini menimbulkan sedikit keruwetan lalu lintas di sekitar exit tol sehingga lalu lintas tersendat. Di ruas jalur selatan dan tengah, kepadatan kendaraan pemudik juga terpantau meningkat.
Kendaraan pemudik yang melintas didominasi oleh kendaraan roda dua. Selain kendaraan pemudik, kepadatan juga disebabkan masih banyaknya warga lokal yang berkendara untuk berwisata. Kapolsek Margasari, Tegal, AKP Sugeng Subagyo mengatakan, mulai H+2 ruas jalan sejak dari arah Klonengan, Prupuk hingga Ketanggungan sudah dibuat satu arah. “Sejak tadi pagi sudah dibuat one way karena kendaraan arus balik sudah mulai meningkat,” ujar Sugeng.
Sementara di Jawa Barat, data di Pos Pemantau Kepolisian Resor Bandung di Cileunyi, sejak pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB volume kendaraan dari arah timur (Jawa Tengah, Garut, dan Tasikmalaya) menuju barat (Bandung) melalui gerbang tol (GT) Cileunyi meningkat hingga 40% dibandingkan Minggu (19/7). Kawasan lingkar Nagreg terlihat ramai oleh kendaraan baik roda dua maupun empat.
Sekitar 3.500 sepeda motor dan mobil melintas setiap jam. Kapolsek Cileunyi Kompol Edi Suwandi mengatakan, arus balik yang melintasi jalur selatan, Kabupaten Bandung, mulai terasa. Meski begitu, belum tampak kepadatan di beberapa titik ruas jalan di Nagreg hingga Cileunyi. Kondisi serupa juga terjadi di jalur tengah Sumedang yang mulai dipadati arus balik Lebaran dari arah Majalengka dan Cirebon.
Kepadatan arus lalu lintas di jalur tengah Sumedang mulai terjadi sejak Minggu (19/7) sore hingga malam hari. Guna mengurai kepadatan arus lalu lintas di jalur tengah Sumedang yang menghubungkan Cirebon-Bandung, jajaran Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Sumedang memberlakukan sistem satu arah. Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Pol Budi Gunawan memprediksi puncak arus balik terjadi pada H+3 atau hari ini. Prediksi itu didasarkan pada waktu cuti bersama para pegawai yang berakhir hari ini.
“Kemungkinan besok (hari ini) puncak arus balik akan terjadi,” kata Wakapolri Komjen Budi Gunawan saat meninjau jalur selatan Nagreg kemarin. Wakapolri menuturkan, jumlah kecelakaan lalu lintas pada musim mudik dan balik Lebaran tahun ini cenderung menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk kecelakaan lalu lintas sudah sesuai target agar bisa menurun. Dari laporan yang saya terima, hari ini di Nagreg kecelakaan baru satu kasus,” tuturnya. Dia menambahkan, arus mudik dan balik tahun ini juga lebih lancar sehingga waktu tempuhnya lebih pendek. Ke depan, untuk meminimalkan kepadatan di jalur selatan, termasuk Nagreg, Polri berharap pemerintah pusat dan daerah segera menyiapkan akses dari kawasan Cileunyi hingga Tasikmalaya.
Ketua Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub Djoko Sasono mengatakan, kepadatan arus balik Lebaran ke wilayah Jabodetabek mulai terlihat sejak Minggu (19/7) malam hingga Senin (20/7) pagi. Puncak arus balik diperkirakan terjadi hari ini.
“Pegawai akan mulai masuk kerja pada Rabu (22) sehingga pemudik memilih untuk kembali ke kota asal sehari atau dua hari sebelumnya,” kata Djoko saat dihubungi di Jakarta tadi malam.
Lutfi yuhandi/ heru febrianto/ dila nashear/ nilakusuma/ erika lia/aam aminullah/ant
(ars)