Lawan Rudy, Anung Targetkan Menang Tipis
A
A
A
SOLO - Calon Wali Kota Solo yang diusung Koalisi Solo Bersama (KSB) Anung Indro Susanto menargetkan menang tipis dalam Pilkada Kota Solo, Desember mendatang.
Pesaingnya, FX Hadi Rudyatmo (Rudy)-Achmad Purnomo yang diusung PDIP tidak bisa dianggap remeh karena posisinya sebagai calon incumbent yang kini menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.
"Untuk persentase, target kemenangan tipis. Silakan diartikan sendiri," kata Anung Indro Susanto, Rabu (8/7/2015).
Sementara, KSB yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, PPP, Demokrat, Gerindra, dan PKS akhirnya menetapkan Umar Hasyim sebagai Calon Wakil Wali Kota Solo untuk mendampingi Anung Indro Susanto.
Ketua DPD PAN Solo ini menyingkirkan dua pesaingnya, M Taufiq yang diusung Partai Golkar dan M Fajri yang merupakan kader PKS. Setelah wakilnya ditetapkan, Anung akan segera berkoordinasi dan harus segera bekerja.
Pria yang kini masih menjabat Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Pemkot Solo ini menampik dirinya sebagai calon boneka. Sebab, pertaruhannya sebagai PNS dinilai sangat mahal.
Setelah terjun menjadi Calon Wali Kota Solo dan mendaftar ke KPU serta ditetapkan oleh KPU, konsekuensinya harus mundur dari PNS. Sehingga, fasilitas pejabat Eselon II dan status sosial lainnya juga hilang. "Padahal, PNS adalah dambaan saya. Jadi saya tak main-main," tegasnya.
Untuk meraih dukungan suara, pihaknya meluncurkan website dan media sosial Facebook dan Twitter. Sebab, jaringan di dunia maya dinilai cukup efektif untuk meraih suara sekitar 20 persen.
Sekretaris KSB Supriyanto mengemukakan, terpilihnya Umar Hasyim sebagai Calon Wakil Wali Kota Solo dari KSB melalui perdebatan panjang. Keputusan diambil Selasa (7/7/2015) sore setelah melalui pembahasan hingga dini hari.
"Ada dua nama yang nilainya sama persis. Namun, tetap kami lihat dari tiga indikator penilaian yang sudah ditentukan, yaitu basis pemilih, dukungan logistik, dan hasil survei," terang Supriyanto.
Selain itu, pendapat Anung sebagai Calon Wali Kota Solo juga cukup berpengaruh. Setelah proses penetapan, partai koalisi akan mengajukan rekomendasi ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai masing-masing.
Deklarasi pasangan secara resmi ke publik akan dilaksanakan setelah rekomendasi dari masing-masing partai turun.
Pesaingnya, FX Hadi Rudyatmo (Rudy)-Achmad Purnomo yang diusung PDIP tidak bisa dianggap remeh karena posisinya sebagai calon incumbent yang kini menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.
"Untuk persentase, target kemenangan tipis. Silakan diartikan sendiri," kata Anung Indro Susanto, Rabu (8/7/2015).
Sementara, KSB yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, PPP, Demokrat, Gerindra, dan PKS akhirnya menetapkan Umar Hasyim sebagai Calon Wakil Wali Kota Solo untuk mendampingi Anung Indro Susanto.
Ketua DPD PAN Solo ini menyingkirkan dua pesaingnya, M Taufiq yang diusung Partai Golkar dan M Fajri yang merupakan kader PKS. Setelah wakilnya ditetapkan, Anung akan segera berkoordinasi dan harus segera bekerja.
Pria yang kini masih menjabat Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Pemkot Solo ini menampik dirinya sebagai calon boneka. Sebab, pertaruhannya sebagai PNS dinilai sangat mahal.
Setelah terjun menjadi Calon Wali Kota Solo dan mendaftar ke KPU serta ditetapkan oleh KPU, konsekuensinya harus mundur dari PNS. Sehingga, fasilitas pejabat Eselon II dan status sosial lainnya juga hilang. "Padahal, PNS adalah dambaan saya. Jadi saya tak main-main," tegasnya.
Untuk meraih dukungan suara, pihaknya meluncurkan website dan media sosial Facebook dan Twitter. Sebab, jaringan di dunia maya dinilai cukup efektif untuk meraih suara sekitar 20 persen.
Sekretaris KSB Supriyanto mengemukakan, terpilihnya Umar Hasyim sebagai Calon Wakil Wali Kota Solo dari KSB melalui perdebatan panjang. Keputusan diambil Selasa (7/7/2015) sore setelah melalui pembahasan hingga dini hari.
"Ada dua nama yang nilainya sama persis. Namun, tetap kami lihat dari tiga indikator penilaian yang sudah ditentukan, yaitu basis pemilih, dukungan logistik, dan hasil survei," terang Supriyanto.
Selain itu, pendapat Anung sebagai Calon Wali Kota Solo juga cukup berpengaruh. Setelah proses penetapan, partai koalisi akan mengajukan rekomendasi ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai masing-masing.
Deklarasi pasangan secara resmi ke publik akan dilaksanakan setelah rekomendasi dari masing-masing partai turun.
(zik)