Pengusaha Parsel dan Oleh-Oleh Mulai Panen
A
A
A
BANTUL - Mendekati datangnya lebaran, omzet penjualan parsel mulai menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Beberapa pedagang dan pembuat parsel mulai kebanjiran pesanan.
Meski tidak jelas menyebutkan pesanan parsel banyak yang datang dari kalangan pejabat atau PNS. Andi Setyawan, salah seorang koordinator swalayan di Kabupaten Bantu mengungkapkan, tradisi parsel tersebut masih berjalan hingga kini meski sudah ada imbauan larangan. Untuk tahun ini, omzet penjualan parsel meningkat sekitar 30% dari tahun lalu. Hingga kemarin, omzet penjualan parsel di swalayan tempatnya bekerja mencapai 1.000 paket lebih.
“Kebanyakan pemesan parsel memang datang dari instansi, meskipun sebagian lain merupakan masyarakat biasa yang ingin memberikan sesuatu kepada rekannya pada i hari raya mendatang,” ujarnya. Naiknya penjualan parsel ini memang tidak lain karena pihaknya memberikan program khusus untuk melayani pelanggan. Untuk tahun ini, pihaknya memberikan layanan antar kepada para pemesan yang menginginkan sehingga dengan layanan ini para pemesan tidak akan kesusahan mengantarkan barangnya.
Beberapa parsel memang sengaja disediakan oleh swalayan ini melayani para pelanggan. Dengan harga mulai dari Rp75.000 hingga Rp250.000, penjualan parsel ini laris manis. Menurut Andi, pelanggan terbanyak menginginkan harga parsel, yaitu antara Rp150.000 hingga Rp200.000. “Lumayan ada peningkatan,” ujarnya. Hal sama juga terjadi di toko penyedia parsel di Jalan Bantul, seminggu memasuki bulan Ramadan pesanan parsel yang datang ke outlet tersebut mulai berdatangan.
Meskipun belum banyak namun pesanan sudah mulai masuk hingga kini jumlah pesanan. Saat ini memang baru sekitar 40 paket, namun jika dilihat dari harga, omzet penjualan parsel di toko ini sudah mencapai Rp20 juta lebih. “Omzet parsel kali ini sedikit mengalami penurunan, tahun lalu kita dapat Rp40 juta,” kata Elysa.
Dari beberapa pesanan yang masuk, parsel yang diminati adalah parsel seharga Rp150.000 hingga Rp250.000. Elysa mengatakan, pesanan parsel didominasi dengan harga berkisar Rp150.000 hingga Rp250.000 tergantung isi dan bentuk parsel. Paket parsel berisi berbagai makanan ringan seperti biskuit dan kue dan minuman ringan.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, pesanan akan bertambah menjelang mendekati hari H Lebaran. Dirinya optimistis pesanan berdatangan karena pelanggan yang biasa memesan namun belum datang. Elysa mengatakan, untuk bahan makanan yang dikemas dalam parsel memang sengaja mengambil dari agen makanan maupun distributor karena untuk menjamin waktu kedaluwarsa.
Pengelola toko Geplak Mbok Tumpuk, Sri Kasih mengatakan, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, pembeli yang datang ke toko ini diprediksikan terus akan meningkat hingga H+7 lebaran. Karena itu, guna memenuhi permintaan pembeli, pihaknya sudah mengantisipasi dengan menambah stok geplak dan peyek tumpuk hingga dua kali lipat.
“Pada hari biasa untuk pembuatan peyek hanya 50 kilogram, saat ini membutuhkan bahan baku hingga 100 kilogram, sementara geplak produksinya mencapai 5 kuintal, biasanya berkisar 2 kuintal per harinya,” ujarnya.
Erfanto Linangkung
Meski tidak jelas menyebutkan pesanan parsel banyak yang datang dari kalangan pejabat atau PNS. Andi Setyawan, salah seorang koordinator swalayan di Kabupaten Bantu mengungkapkan, tradisi parsel tersebut masih berjalan hingga kini meski sudah ada imbauan larangan. Untuk tahun ini, omzet penjualan parsel meningkat sekitar 30% dari tahun lalu. Hingga kemarin, omzet penjualan parsel di swalayan tempatnya bekerja mencapai 1.000 paket lebih.
“Kebanyakan pemesan parsel memang datang dari instansi, meskipun sebagian lain merupakan masyarakat biasa yang ingin memberikan sesuatu kepada rekannya pada i hari raya mendatang,” ujarnya. Naiknya penjualan parsel ini memang tidak lain karena pihaknya memberikan program khusus untuk melayani pelanggan. Untuk tahun ini, pihaknya memberikan layanan antar kepada para pemesan yang menginginkan sehingga dengan layanan ini para pemesan tidak akan kesusahan mengantarkan barangnya.
Beberapa parsel memang sengaja disediakan oleh swalayan ini melayani para pelanggan. Dengan harga mulai dari Rp75.000 hingga Rp250.000, penjualan parsel ini laris manis. Menurut Andi, pelanggan terbanyak menginginkan harga parsel, yaitu antara Rp150.000 hingga Rp200.000. “Lumayan ada peningkatan,” ujarnya. Hal sama juga terjadi di toko penyedia parsel di Jalan Bantul, seminggu memasuki bulan Ramadan pesanan parsel yang datang ke outlet tersebut mulai berdatangan.
Meskipun belum banyak namun pesanan sudah mulai masuk hingga kini jumlah pesanan. Saat ini memang baru sekitar 40 paket, namun jika dilihat dari harga, omzet penjualan parsel di toko ini sudah mencapai Rp20 juta lebih. “Omzet parsel kali ini sedikit mengalami penurunan, tahun lalu kita dapat Rp40 juta,” kata Elysa.
Dari beberapa pesanan yang masuk, parsel yang diminati adalah parsel seharga Rp150.000 hingga Rp250.000. Elysa mengatakan, pesanan parsel didominasi dengan harga berkisar Rp150.000 hingga Rp250.000 tergantung isi dan bentuk parsel. Paket parsel berisi berbagai makanan ringan seperti biskuit dan kue dan minuman ringan.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, pesanan akan bertambah menjelang mendekati hari H Lebaran. Dirinya optimistis pesanan berdatangan karena pelanggan yang biasa memesan namun belum datang. Elysa mengatakan, untuk bahan makanan yang dikemas dalam parsel memang sengaja mengambil dari agen makanan maupun distributor karena untuk menjamin waktu kedaluwarsa.
Pengelola toko Geplak Mbok Tumpuk, Sri Kasih mengatakan, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, pembeli yang datang ke toko ini diprediksikan terus akan meningkat hingga H+7 lebaran. Karena itu, guna memenuhi permintaan pembeli, pihaknya sudah mengantisipasi dengan menambah stok geplak dan peyek tumpuk hingga dua kali lipat.
“Pada hari biasa untuk pembuatan peyek hanya 50 kilogram, saat ini membutuhkan bahan baku hingga 100 kilogram, sementara geplak produksinya mencapai 5 kuintal, biasanya berkisar 2 kuintal per harinya,” ujarnya.
Erfanto Linangkung
(ftr)