MNC TV Semarakan Kajian Ramadan PWM Jatim
A
A
A
MALANG - Ribuan Pengurus Cabang (PCM) Muhammadiyah dan Aisyah se Jatim mengikuti Kajian Ramadan 1436 H yang digelar oleh Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di DOME Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kemarin siang sampai hari ini, Minggu (27/6).
Kajian Ramadan tahun ini dihadiri Kapolri Jendral Badrodin Haiti dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin serta Ketua PWM Jatim Thohir Luth serta Gubernur Jatim, Soekarwo. Pada kajian Ramadan tahun ini, MNC TV mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan program acara berkah cinta Ramadan yang dikemas dalam tayangan drama kolosoal yang bernafaskan Islam ”Shalahuddin Al Ayyubi”.
Direktur Program dan Produksi MNC TV Endah Hari Utari menjelaskan, dua tahun lalu MNC TV menayangkan film layar lebar Umar Bin Khotab. Tahun ini MNC TV kembali mendapatkan kesempatan untuk melakukan syiar agama Islam dengan tayangan film yang berbobot Shalahuddin Al Ayyubi.
“Shalahuddin Al Ayyubi salah satu pemimpin Islam yang memiliki sifat pemberani dan santun. Sikapnya tegas dan bersahabat dengan semua lapisan masyarakat. Sehingga dia dicintai kawan dan disegani lawanlawannya,” terang Endah. Dalam sejarah Islam, ShalahuddinAl Ayyubi merupakan tokoh besar Islam yang berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari pasukan Salib Eropa.
Proses pembebasannya dilaksanakan pada periode 1144-1187 M. Shalahuddin Al Ayyubi adalah julukan dari Yusuf bin Najmuddin. Shalahuddin merupakan nama gelarnya. Sedangkan Al Ayyubi nisbah keluarganya. Dia lahir di Tikrit, Iraq pada tahun 1138 M. Karena sesuatu hal Najmuddin Ayyub ayah Shalahuddin memilih pindah dari Tikrit menuju Mosul.
Saat tinggal di Mosul, Shalahuddin belajar menunggang kuda, menggunakan senjata pedang dan tumbuh bersama saudaranya yang sangat mencintai perjuangan untuk membebaskan Baitul Magdis. “Saat masih muda Shalahuddin rajin mempelajari Alquran dan menghafal hadis Nabi Muhammad SAW. Dia juga pernah menjabat sebagai Menteri di Mesir.
Pada hari Jumat, 27 Rajab 583 H atau 2 Oktober 1187, bertepatan dengan perayaan Isra-Mi’raj Shalahuddin berhasil mengusai kota Al Quds kepangkuan umat Islam dan mengembalikan kehormatan Masjid Al Aqsa yang menjadi kiblat pertama umat Islam,” jelasnya. Kemudian Endah mengajak peserta kajian Ramadan PWM Jatim melihat tayangan film Shalahuddin Al Ayyubi secara utuh dilayar MNC TV setiap hari mulai pukul 04.00.
Sebelumnya Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengajak kepada warga Muhammadiyah agar mencintai bangsa ini dengan mencegah penyebaran ideologi radikalisme, terorisme dan ISIS ditengah masyarakat. Selain itu ikut berperan aktif dalam memberantas peredaran narkoba. Menurut Kapolri, kelompok radikalisme, teroris dan ISIS tidak bisa dilihat dan dinilai dari model dan cara berpakaiannya saja.
Ideologi radikalisme merupakan paham yang menyesatkan dan diluar ajaran Islam. “Kalau menganut ideologi radikalisme pasti memiliki cita-cita ingin mengacaukan keamanan dalam negeri. Karena mereka tidak mengakui Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Tidak bisa dilihat dari pakai jeans atau tidak,” tegas Kapolri.
Menurutnya, saat anggota Polri melakukan pengrebekan dan penangkapan anggota kelompok teroris selalu ada nada sumbang dari kelompok masyarakat yang tidak senang dengan ketegasan Polri dalam memberantas terorisme di Indonesia. Apalagi ada yang ditembak mati. Pasti ada warga yang protes. “Yang perlu dipahami anggota teroris itu siap mati. Polisi bertindak demi keamanan dan ketentaraman masayarakat serta keutuhan bangsa ini,” jelasnya.
Kapolri kemudian membeberkan jumlah warga negara Indonesia (WNI) sudah bergabung dengan ISIS di Timur Tengah. Saat ini ada 185 WNI telah bergabung dengan ISIS. Dari 185 orang itu diketahui nama dan alamat tempat tinggalnya. Dari data yang ada yang 33 orang sudah meninggal dunia yang 11 orang sudah kembali ketanah air.
Lalu 39 orang ditangkap petugas keamanan di Indonesia dan Malaysia. Yang ditangkap di Malaysia ada 21 orang. “Tugas dari warga Muhammadiyah memberikan penyadaran pada masyarakat agar tidak bergabung dengan kelompok ISIS, teroris dan kelompok radikalisme,” pesannya. Selain menyinggung masalah terorisme sebagai salah satu bentuk ancaman kedaulatan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).
Kapolri juga menyinggung masalah penyalagunaan Narkoba. Diperkirakan ada 4.2 juta penduduk Indonesia sebagai korban penyalagunaan Narkoba. Menurut Badrodin, wilayah Indonesia sangat luas. Bandar Narkoba luar negeri memasok Narkoba lewat pelabuhan, bandar udara maupun jalan darat. “Polisi sudah bertindak tegas, spanduk tentang bahaya Narkoba juga terbentang dimana-mana.
Negara ini butuh dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk memberantas peredaran Narkoba. Karena Narkoba merusak mental anak bangsa,” tambahya. Rektor UMM Muhadjir Effendy menyebutkan, warga Muhammdiyah selalu berupaya untuk meningkatkan kegiatan amal ma’ruf nahi mungkar. “Kajian Ramadan ini untuk memupuk semangat warga Muhammadiyah dalam melakukan syiar Islam. Soal terorisme dan pemberantasan Narkoba. Kita pasti ikut memberantasnya,” pungkas Muhadjir.
Maman adi saputro
Kajian Ramadan tahun ini dihadiri Kapolri Jendral Badrodin Haiti dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin serta Ketua PWM Jatim Thohir Luth serta Gubernur Jatim, Soekarwo. Pada kajian Ramadan tahun ini, MNC TV mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan program acara berkah cinta Ramadan yang dikemas dalam tayangan drama kolosoal yang bernafaskan Islam ”Shalahuddin Al Ayyubi”.
Direktur Program dan Produksi MNC TV Endah Hari Utari menjelaskan, dua tahun lalu MNC TV menayangkan film layar lebar Umar Bin Khotab. Tahun ini MNC TV kembali mendapatkan kesempatan untuk melakukan syiar agama Islam dengan tayangan film yang berbobot Shalahuddin Al Ayyubi.
“Shalahuddin Al Ayyubi salah satu pemimpin Islam yang memiliki sifat pemberani dan santun. Sikapnya tegas dan bersahabat dengan semua lapisan masyarakat. Sehingga dia dicintai kawan dan disegani lawanlawannya,” terang Endah. Dalam sejarah Islam, ShalahuddinAl Ayyubi merupakan tokoh besar Islam yang berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari pasukan Salib Eropa.
Proses pembebasannya dilaksanakan pada periode 1144-1187 M. Shalahuddin Al Ayyubi adalah julukan dari Yusuf bin Najmuddin. Shalahuddin merupakan nama gelarnya. Sedangkan Al Ayyubi nisbah keluarganya. Dia lahir di Tikrit, Iraq pada tahun 1138 M. Karena sesuatu hal Najmuddin Ayyub ayah Shalahuddin memilih pindah dari Tikrit menuju Mosul.
Saat tinggal di Mosul, Shalahuddin belajar menunggang kuda, menggunakan senjata pedang dan tumbuh bersama saudaranya yang sangat mencintai perjuangan untuk membebaskan Baitul Magdis. “Saat masih muda Shalahuddin rajin mempelajari Alquran dan menghafal hadis Nabi Muhammad SAW. Dia juga pernah menjabat sebagai Menteri di Mesir.
Pada hari Jumat, 27 Rajab 583 H atau 2 Oktober 1187, bertepatan dengan perayaan Isra-Mi’raj Shalahuddin berhasil mengusai kota Al Quds kepangkuan umat Islam dan mengembalikan kehormatan Masjid Al Aqsa yang menjadi kiblat pertama umat Islam,” jelasnya. Kemudian Endah mengajak peserta kajian Ramadan PWM Jatim melihat tayangan film Shalahuddin Al Ayyubi secara utuh dilayar MNC TV setiap hari mulai pukul 04.00.
Sebelumnya Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengajak kepada warga Muhammadiyah agar mencintai bangsa ini dengan mencegah penyebaran ideologi radikalisme, terorisme dan ISIS ditengah masyarakat. Selain itu ikut berperan aktif dalam memberantas peredaran narkoba. Menurut Kapolri, kelompok radikalisme, teroris dan ISIS tidak bisa dilihat dan dinilai dari model dan cara berpakaiannya saja.
Ideologi radikalisme merupakan paham yang menyesatkan dan diluar ajaran Islam. “Kalau menganut ideologi radikalisme pasti memiliki cita-cita ingin mengacaukan keamanan dalam negeri. Karena mereka tidak mengakui Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Tidak bisa dilihat dari pakai jeans atau tidak,” tegas Kapolri.
Menurutnya, saat anggota Polri melakukan pengrebekan dan penangkapan anggota kelompok teroris selalu ada nada sumbang dari kelompok masyarakat yang tidak senang dengan ketegasan Polri dalam memberantas terorisme di Indonesia. Apalagi ada yang ditembak mati. Pasti ada warga yang protes. “Yang perlu dipahami anggota teroris itu siap mati. Polisi bertindak demi keamanan dan ketentaraman masayarakat serta keutuhan bangsa ini,” jelasnya.
Kapolri kemudian membeberkan jumlah warga negara Indonesia (WNI) sudah bergabung dengan ISIS di Timur Tengah. Saat ini ada 185 WNI telah bergabung dengan ISIS. Dari 185 orang itu diketahui nama dan alamat tempat tinggalnya. Dari data yang ada yang 33 orang sudah meninggal dunia yang 11 orang sudah kembali ketanah air.
Lalu 39 orang ditangkap petugas keamanan di Indonesia dan Malaysia. Yang ditangkap di Malaysia ada 21 orang. “Tugas dari warga Muhammadiyah memberikan penyadaran pada masyarakat agar tidak bergabung dengan kelompok ISIS, teroris dan kelompok radikalisme,” pesannya. Selain menyinggung masalah terorisme sebagai salah satu bentuk ancaman kedaulatan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).
Kapolri juga menyinggung masalah penyalagunaan Narkoba. Diperkirakan ada 4.2 juta penduduk Indonesia sebagai korban penyalagunaan Narkoba. Menurut Badrodin, wilayah Indonesia sangat luas. Bandar Narkoba luar negeri memasok Narkoba lewat pelabuhan, bandar udara maupun jalan darat. “Polisi sudah bertindak tegas, spanduk tentang bahaya Narkoba juga terbentang dimana-mana.
Negara ini butuh dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk memberantas peredaran Narkoba. Karena Narkoba merusak mental anak bangsa,” tambahya. Rektor UMM Muhadjir Effendy menyebutkan, warga Muhammdiyah selalu berupaya untuk meningkatkan kegiatan amal ma’ruf nahi mungkar. “Kajian Ramadan ini untuk memupuk semangat warga Muhammadiyah dalam melakukan syiar Islam. Soal terorisme dan pemberantasan Narkoba. Kita pasti ikut memberantasnya,” pungkas Muhadjir.
Maman adi saputro
(bbg)