Menjaga Gerbang Hasil Curanmor

Senin, 22 Juni 2015 - 10:25 WIB
Menjaga Gerbang Hasil...
Menjaga Gerbang Hasil Curanmor
A A A
SEJAK Sabtu (13/6) lalu, kendaraan roda dua yang melintas di Jembatan Suramadu tidak lagi dipungut biaya. Sudah tentu keputusan Presiden Joko Widodo itu sangat melegakan para pengguna sepeda motor, karena mereka tidak lagi mengeluarkan uang Rp3.000 untuk sekali jalan.

Jembatan Suramadu merupakan penghubung antara Surabaya dengan Madura. Jembatan sepanjang 5.438 meter dan diresmikan pada 10 Juni 2009 lalu diharapkan akan mampu mengurangi disparitas Madura dengan Surabaya dan sekitarnya. Dengan ada Suramadu diharapkan Madura akan mampu berkembang lebih cepat.

Sebelum ada jembatan yang menelan anggaran sekitar Rp4,5 triliun itu, masyarakat yang akan melintas, baik dari Surabaya ke Madura maupun dari Madura ke Surabaya, harus menggunakan Kapal Feri di Pelabuhan Tanjung Perak. Untuk menyeberang membutuhkan uang dan waktu apalagi harus mengantre.

Selain memberikan dampak positif, digratiskan tarif kendaraan roda dua yang melintas di Jembatan Suramadu juga memberikan dampak negatif. Dampak tersebut adalah kekhawatiran masyarakat akan semakin leluasanya para pelaku kejahatan, khususnya pencurian kendaraan bermotor (curanmor), yang biasa menjual barang curian ke Madura.

Dengan semakin bebas para pelaku menyeberang ke Madura, maka muncul kekhawatiran aksi kejahatan, khususnya curanmor dan begal motor di kawasan Surabaya dan sekitarnya akan meningkat. Kekhawatiran ini disampaikan banyak warga salah satunya Dewi, warga Kenjeran. Ibu muda ini merasa khawatir meningkatnya pencurian kendaraan bermotor di wilayahnya, termasuk di Surabaya.

”Kasus curanmor di Surabaya sudah banyak, beberapa waktu lalu muncul begal jalanan membuat masyarakat takut. Nah, kalau Suramadu digratiskan, khawatir aksi pencurian dan pembegalan motor akan meningkat,” katanya.

Dewi mendengar para pelaku biasa membuang atau menjual hasil curian motor ke Madura. Dengan digratiskannya penyeberangan ke Madura, tidak menutup kemungkinan aksi curanmor akan meningkat apalagi tidak ada pengawasan dari aparat kepolisian. Dewi mengaku punya pengalaman buruk karena sepeda motornya pernah dicuri saat berada di depan rumah.

Teman sekantornya juga pernah menjadi korban kejahatan begal motor di jalan hingga mengalami luka bacok. Kekhawatiran juga diungkapkan Agung, warga Manukan. Menurutnya, satu sisi memang ada baiknya digratiskan kendaraan roda dua yang melintas di Suramadu, karena akan mengurangi pengeluaran masyarakat. Namun di sisi lain, dia khawatir bakal meningkatkan aksi kejahatan, khususnya curanmor.

”Banyak pelaku curanmor yang menjualnya ke kawasan Madura. Suramadu seakan menjadi gerbang bagi para pelaku curanmor kalau mereka bebas keluar masuk, waduh bisa bisa-bisa curanmor semakin banyak,” ungkapnya.

Kekhawatiran itu muncul karena sudah ada dua temannya yang kehilangan sepeda motor. Karena itu, wajar jika mereka khawatir akan semakin banyak kasus curanmor di kawasan Surabaya dan sekitarnya seiring digratiskan Suramadu untuk roda dua. Sebab dari data kepolisian, setidaknya ada beberapa kali penangkapan para pelaku curanmor di gerbang Suramadu yang akan melintas ke Madura.

Pada Selasa (28/4) lalu, Tim Crime Hunter Polrestabes Surabaya menembak mati dua pelaku begal di Jalan Raya Kenjeran yang mengarah ke Suramadu. Dua begal itu dikenal sadis dan tidak segan melukai korbannya jika melawan. Sasaran mereka adalah pengendara sepeda motor, selain merampas barang-barang yang dibawa, mereka juga merampas motor korban.

Pada 26 Februari lalu, Polsek Kenjeran juga berhasil menangkap pelaku curanmor yang mengantarkan motor hasil curian ke Madura saat akan melintas di Jembatan Suramadu. Kemudian tanggal 9 Januari lalu, Unit Resmob Polrestabes Surabaya menangkap salah satu anggota curanmor yang biasa beroperasi di Surabaya.

Pelaku bernama Totok, warga Pandegiling, Surabaya, itu ditangkap saat akan melintas di Jembatan Suramadu. Reskrim Polsek Bubutan menembak kaki satu dari dua pelaku curanmor yang ditangkap saat hendak menyeberang di Jembatan Suramadu pada 30 April lalu.

Dua pelaku yang ditangkap itu biasa mengincar motor di minimarket dan parkiran hotel. Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Arnapi mengatakan tidak semua hasil curanmor dibawa ke Madura, tapi juga ke daerah lain. ”Kita tidak bisa menjustifikasi mereka (pelaku curanmor) menjual barang curiannya Madura,” katanya.

Periksa STNK

Bagi masyarakat digratiskannya tarif kendaraan roda dua di Jemnatan Suramadu pasti akan senang. Namun tidak bagi polisi, karena mereka harus berpikir ekstra menerapkan pola pengamanan yang bisa dilakukan guna menghadang para pelaku kejahatan, khususnya curanmor yang akan lari dan menjual hasil kejahatannya ke Madura.

Diakui atau tidak, adanya loket pembayaran saat akan melintas sedikit banyak membantu polisi menghadang para pelaku kejahatan yang akan menyeberang ke Madura. Ketika berada di loket, semua pengendara yang akan melintas harus berhenti sejenak. Saat itulah ada kamera pengintai CCTV merekam para pengendara yang akan masuk ke Jembatan Suramadu.

Hal itu akan mempermudah polisi melacak dan mengamati kemungkinan ada motor curian yang akan diseberangkan ke Madura. Namun ketika sudah tidak ada loket, maka pengendara akan langsung masuk tanpa harus berhenti di loket pembayaran terlebih dulu. Para pelaku kejahatan ini akan lebih leluasa melintasi perbatasan Surabaya dengan Bangkalan, Madura.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Arnapi tidak memungkiri jika ada sebagian pelaku kejahatan khusus curanmor, yang melarikan diri dan membawa barang curian ke kawasan Madura melalui Jembatan Suramadu. Namun, lebih lanjut dia masih mengevaluasi, apakah digratiskan Jembatan Suramadu untuk kendaraan roda dua ini memengaruhi peningkatan kejahatan khusus curanmor.

”Masalah pencurian kendaraan bermotor di mana pun, mau ada tiket atau tidak ada tiket sama saja, tentu kita melihat dari evakuasi kita ada peningkatan atau tidak,” katanya. Meski masih mengevaluasi, namun Arnapi tidak menyebutkan sampai kapan evaluasi itu akan dilakukan. Jika dari hasil evaluasi nanti menunjukkan ada peningkatan kasus curanmor atau kejahatan yang lainnya terkait, pihaknya akan mengusulkan langkah lebih lanjut kepada pihak terkait dalam hal ini Pemerintah Kota Surabaya.

Di antaranya pengecekan STNK terhadap semua kendaraan yang akan melintas di Suramadu. Terkait hal ini, pihaknya sudah mempertemukan dengan Kapolrestabes Surabaya dan Wali Kota Surabaya. Namun, untuk keputusan masih melihat hasil evaluasi mendatang. ”Untuk pengecekan STNK, kita lihat sejauh mana hasil evaluasi nanti. Kalau betul terjadi peningkatan kejahatan pencurian motor dan mungkin pelakunya lari ke sana, akan kami lakukan,” kata Arnapi.

Disinggung tentang langkah detail terkait dengan pemeriksaan STNK kendaraan yang akan masuk ke Jembatan Suramadu, Arnapi belum bisa menjelaskan lebih lanjut. Namun di antara gambaran yang ada, pemeriksaan STNK bisa dilakukan dengan menerapkan pola sampling.

Dengan begitu pemeriksaan tidak dilakukan non-stop selama 24 jam, melainkan hanya pada jam-jam tertentu yang dianggap rawan digunakan untuk pelarian para pelaku kejahatan. Pihaknya juga akan terus melakukan operasi multisasaran, baik siang maupun malam. Pihaknya juga akan menempatkan Pos Lantas di daerah pintu masuk Jembatan Suramadu.

”Hari Senin (hari ini), kami pindah dan hari efektif akan kami pantau, untuk mudik ini mulai bisa dipantau. Ada positif negatifnya kita lihat nanti,” katanya. Hal tak kalah penting, lanjut Arnapi, adalah tetap mengoptimalkan serse dalam pengungkapan kasus-kasus kejahatan, termasuk pencurian kendaraan bermotor. Dengan kinerja serse yang bagus, akan mampu mengurangi kejahatan, baik kejahatan jalanan maupun lainnya. ”Yang penting sersenya jalan terus menangkap curanmor,” katanya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Wali Kota Surabaya terkait masalah ini. ”Nanti akan ada pola yang akan kami terapkan,” katanya.

Menurut dia, berdasarkan pengakuan para pelaku kejahatan, khususnya curanmor, banyak yang melarikan sepeda motor ke Madura. ”Kami tetap mengoptimalkan kerja reskim untuk mengamankan dan menangkap para pelaku curanmor,” katanya.

Lutfi yuhandi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0999 seconds (0.1#10.140)