Operasi Pasar Tekan Harga Kebutuhan
A
A
A
MALANG - Pemkot Malang bekerja sama dengan Pemprov Jawa Timur dan Perum Bulog menggelar operasi pasar murah di Pasar Tawangmangu dan Merjosari.
Operasi pasar juga menyasar warga Batu, tepatnya di depan pos satpam Pasar Batu dan Pasar Gentengan.Dalam operasi pasar murah ini ditawarkan empat kebutuhan pokok, yaitu beras, tepung terigu, gula, dan minyak goreng. Jumlah bahan pokok yang disediakan tidak dibatasi sehingga masyarakat bisa leluasa membeli.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang Tri Widyani, meski tanpa pembatasan jumlah bahan pokok yang disediakan, masyarakat yang membeli dibatasi, yakni satu orang maksimal hanya bisa membeli dua kali. Pembatasan pembelian lebih bertujuan meminimalisasi penyalahgunaan kegiatan operasi pasar murah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kami mengawasi ketat agar tidak ada yang mencari keuntungan pribadi,” ungkap Tri, kemarin. Dengan digelarnya operasi pasar murah ini, kata Tri, pihaknya berharap dapat menekan harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri sekaligus menekan ulah spekulan yang menimbun kebutuhan pokok.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari di sejumlah pasar tradisional hingga mendekati libur Lebaran. “Kami berharap masyarakat tidak panik sehingga stabilitas harga bisa terus terjaga hingga perayaan Lebaran,” tutur dia. Masih kata Tri, saat ini kenaikan harga kebutuhan pokok yang paling mencolok terjadi pada harga daging dan telur ayam. Untuk harga daging dan telur ayam memang sulit diintervensi pemerintah.
Akan tetapi, operasi pasar murah ini diharapkan menimbulkan efek domino sehingga dengan sendirinya kenaikan harga pada dua komoditas itu juga dapat ditekan. Bahan pokok yang ditawarkan dalam operasi pasar kemarin di bawah harga pasaran, seperti beras Rp8.500 per kg, tepung terigu Rp7.500per kg, minyak goreng Rp10.000 per liter, dan gula Rp11.500 per kg.
Yani, 42, pedagang di Pasar Tawangmangu mengatakan, operasi pasar sangat merugikan pedagang kecil. “Konsumen jadi sepi karena semua pindah ke operasi pasar murah. Kalau bisa, operasi pasar murah dilakukan di lapangan atau kantor kelurahan, sehingga tidak mengganggu kami para pedagang kecil,” ujar dia.
Kepala Polres Malang Kota AKBP Singgamata mengungkapkan, pihaknya sudah menurunkan tim khusus untuk memantau peredaran kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Tim khusus itu berjumlah 25 personel. Mereka bekerja memantau peredaran kebutuhan pokok masyarakat agar tidak sampai terjadi penimbunan yang memicu kenaikan harga.
“Mereka juga kita tugasi mengantisipasi penimbunan kebutuhan pokok masyarakat. Kalau ada yang berani menimbun, pasti kami tindak tegas,” ujarnya. Di Kota Batu, operasi pasar yang menjual tiga kebutuhan bahan pokok, yakni beras, minyak goreng, dan gula pasir, bertempat di depan pos satpam Pasar Batu dan Pasar Gentengan Jalan Brantas, Kelurahan Sisir.
Petugas dari Bulog Divre Malang yang menjual tiga kebutuhan pokok di Pasar Batu, Anita mengatakan, operasi pasar dilaksanakan selama sebulan, mulai dari 15 Juni hingga 15 Juli 2015. Operasi pasar bertujuan menekan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi setiap menjelang Ramadan.
Kabid Perdagangan pada Diskoperindag Kota Batu Sutiyono mengatakan,Kota Batu mendapatkan kuota 700 kilogram beras, 600 kilogram gula pasir, dan700 liter minyak goreng. “Kami hanya membantu Pemprov Jatim menjual tiga kebutuhan pokok itu,” kata dia.
Harga kebutuhan pokok di Pasar Batu, hingga saat ini relatif stabil. Harga beras Rp10.000 per kg, gula pasir Rp12.000 per kg, dan minyak goreng Rp11.500 per liter. Sementara harga telur ayam boiler Rp22.000 per kg.
Yuswantoro/ maman adi saputro
Operasi pasar juga menyasar warga Batu, tepatnya di depan pos satpam Pasar Batu dan Pasar Gentengan.Dalam operasi pasar murah ini ditawarkan empat kebutuhan pokok, yaitu beras, tepung terigu, gula, dan minyak goreng. Jumlah bahan pokok yang disediakan tidak dibatasi sehingga masyarakat bisa leluasa membeli.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang Tri Widyani, meski tanpa pembatasan jumlah bahan pokok yang disediakan, masyarakat yang membeli dibatasi, yakni satu orang maksimal hanya bisa membeli dua kali. Pembatasan pembelian lebih bertujuan meminimalisasi penyalahgunaan kegiatan operasi pasar murah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kami mengawasi ketat agar tidak ada yang mencari keuntungan pribadi,” ungkap Tri, kemarin. Dengan digelarnya operasi pasar murah ini, kata Tri, pihaknya berharap dapat menekan harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri sekaligus menekan ulah spekulan yang menimbun kebutuhan pokok.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari di sejumlah pasar tradisional hingga mendekati libur Lebaran. “Kami berharap masyarakat tidak panik sehingga stabilitas harga bisa terus terjaga hingga perayaan Lebaran,” tutur dia. Masih kata Tri, saat ini kenaikan harga kebutuhan pokok yang paling mencolok terjadi pada harga daging dan telur ayam. Untuk harga daging dan telur ayam memang sulit diintervensi pemerintah.
Akan tetapi, operasi pasar murah ini diharapkan menimbulkan efek domino sehingga dengan sendirinya kenaikan harga pada dua komoditas itu juga dapat ditekan. Bahan pokok yang ditawarkan dalam operasi pasar kemarin di bawah harga pasaran, seperti beras Rp8.500 per kg, tepung terigu Rp7.500per kg, minyak goreng Rp10.000 per liter, dan gula Rp11.500 per kg.
Yani, 42, pedagang di Pasar Tawangmangu mengatakan, operasi pasar sangat merugikan pedagang kecil. “Konsumen jadi sepi karena semua pindah ke operasi pasar murah. Kalau bisa, operasi pasar murah dilakukan di lapangan atau kantor kelurahan, sehingga tidak mengganggu kami para pedagang kecil,” ujar dia.
Kepala Polres Malang Kota AKBP Singgamata mengungkapkan, pihaknya sudah menurunkan tim khusus untuk memantau peredaran kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Tim khusus itu berjumlah 25 personel. Mereka bekerja memantau peredaran kebutuhan pokok masyarakat agar tidak sampai terjadi penimbunan yang memicu kenaikan harga.
“Mereka juga kita tugasi mengantisipasi penimbunan kebutuhan pokok masyarakat. Kalau ada yang berani menimbun, pasti kami tindak tegas,” ujarnya. Di Kota Batu, operasi pasar yang menjual tiga kebutuhan bahan pokok, yakni beras, minyak goreng, dan gula pasir, bertempat di depan pos satpam Pasar Batu dan Pasar Gentengan Jalan Brantas, Kelurahan Sisir.
Petugas dari Bulog Divre Malang yang menjual tiga kebutuhan pokok di Pasar Batu, Anita mengatakan, operasi pasar dilaksanakan selama sebulan, mulai dari 15 Juni hingga 15 Juli 2015. Operasi pasar bertujuan menekan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi setiap menjelang Ramadan.
Kabid Perdagangan pada Diskoperindag Kota Batu Sutiyono mengatakan,Kota Batu mendapatkan kuota 700 kilogram beras, 600 kilogram gula pasir, dan700 liter minyak goreng. “Kami hanya membantu Pemprov Jatim menjual tiga kebutuhan pokok itu,” kata dia.
Harga kebutuhan pokok di Pasar Batu, hingga saat ini relatif stabil. Harga beras Rp10.000 per kg, gula pasir Rp12.000 per kg, dan minyak goreng Rp11.500 per liter. Sementara harga telur ayam boiler Rp22.000 per kg.
Yuswantoro/ maman adi saputro
(bbg)