Raskin Berkutu Jadi Atensi Polres Bojonegoro

Senin, 15 Juni 2015 - 09:09 WIB
Raskin Berkutu Jadi...
Raskin Berkutu Jadi Atensi Polres Bojonegoro
A A A
BOJONEGORO - Polres Bojonegoro akan serius menangani kasus beras untuk rakyat miskin (raskin) apek dan berkutu di Desa Jumok, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro.

Kapolres Bojonegoro, AKBP Hendri Fiuser, menyatakan, kasus raskin tidak layak konsumsi itu menjadi perhatian khusus. Pendistribusian raskin berkualitas buruk itu diduga sudah berlangsung lama.

“Kami berjanji akan membongkar kasus pendistribusian raskin berkualitas buruk tersebut hingga tuntas,” ujar AKBP Hendri Fiuser. Selain berkualitas buruk, jumlah raskin yang dibagikan kepada penerima diduga tidak sesuai pagu. Rata-rata beras yang dibagikan itu hanya 14 kilogram (kg) atau paling banyak 14,5 kg. Padahal sesuai ketentuan, raskin dibagikan 15 kg per sak.

“Kami sudah bentuk tim khusus satgas pengawasan barang bersubsidi. Jadi, kasus ini diharapkan bisa segera diselesaikan,” ujarnya. Tim khusus tersebut hanya berkonsentrasi menangani kasus barang-barang bersubsidi. Ada tujuh anggota penyidik yang dipilih, empat di antaranya mendapat tugas menangani kasus- kasus raskin, termasuk yang ditemukan di Desa Jumok.

“Saat ini tim sudah melakukan koordinasi dengan pihak jaksa penuntut umum (JPU) Kejari Bojonegoro,” ujarnya. Menurut dia, dalam kasus ini ada beberapa indikasi pelanggaran hukum yang terjadi. Selain Undang-Undang Perlindungan Konsumen, juga Undang- Undang Kesehatan, Undang- Undang Pangan, serta Undang-Undang Korupsi

“Kami masih memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui di mana letak pelanggaran hukumnya yang jelas,” ujarnya. Hendri Fiuser meminta kepada seluruh Babinkamtibmas lebih jeli dalam melakukan pengawasan, khususnya yang berhubungan dengan masyarakat secara langsung.

”Pengawasan ini agar penyaluran tepat sasaran dan harapannya tidak ada penyimpangan,” ucapnya. Sementara Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro, Efdal Sulaiman, belum memberikan komentar mengenai temuan raskin berkutu ini. Namun Efdal sebelumnya menatakan, raskin memang diambilkan dari cadangan beras milik Bulog yang disimpan di gudang Desa Talok, Kecamatan Kalitidu, sejak Maret 2014. Beras dikembalikan masyarakat karena tidak layak konsumsi.

Beras banyak yang pecah atau remuk, baunya apek dan banyak kutunya. Warnanya pun kekuning-kuningan dan banyak tepungnya. Efdal menambahkan, sebelum keluar gudang, raskin itu sebelumnya sudah mendapat survei dari rekanannya. ”Beras itu akan diproses (blower) sampai layak konsumsi kembali,” ujarnya.

Muhammad roqib
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)