200 Polisi Cuma Dapat Sisa Sabu-sabu
A
A
A
BANGKALAN - Polisi semakin penasaran membuktikan adanya kampung narkoba di Bangkalan. Kemarin, 200 personel gabungan Polda Jatim dan Polres Bangkalan dikerahkan ke Desa Parseh, Kecamatan Socah, termasuk satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Polda Jatim.
Namun, banyaknya personel bersenjata lengkap yang dikerahkan tersebut tak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
Dalam penyisiran itu polisi hanya menemukan barang bukti berupa sisa sabu-sabu dari beberapa bilik dalam rumahrumah warga berikut alat isapnya. Polisi juga menangkap tiga orang warga desa tersebut. Namun identitas dan perannya masih dirahasiakan.
Ketiganya dibawa ke Mapolres Bangkalan untuk dimintai keterangan. Petugas dari kepolisian hanya menemukan sisa-sisa paket sabu-sabu yang ada di beberapa bilik tempat pesta, alat untuk nyabu , serta tiga orang yang identitasnya masih dirahasiakan. Ketiga orang diduga warga desa setempat itu dicurigai dan langsung dibawa ke Mapolres Bangkalan untuk dimintai keterangan.
Kapolres Bangkalan AKBP Windiyanto menyatakan, ada 21 titik sasaran yang terbagi di tiga lokasi dalam operasi gabungan ini. Prioritas sasaran tidak lain adalah rumah-rumah warga yang disinyalir menjadi tempat transaksi dan penyalahgunaan narkoba. “Ini sebagai bentuk komitmen dan keseriusan jajaran kepolisian dalam meminimalisasi peredaran dan penyalahgunaan narkotika,” ujarnya.
Dia mengakui hasil di-peroleh dari operasi ini tidak sedahsyat yang digembar-gemborkan mengenai adanya kampung narkoba di Bangkalan. Namun, mantan Kapolresta Batu menyatakan operasi kemarin akan dijadikan pelajaran. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan karena ada banyak faktor mengapa operasi itu gagal. Dia menuturkan, selain bocornya informasi, ada kemungkinan pula jumlah pengguna atau pengedar narkoba di Desa Parseh berkurang.
“Atau ada temuan lain seperti apa, tentu akan kami dalami pascaoperasi yang sudah dilakukan maksimal ini,” kata Windiyanto. Sejumlah desa di Kecamatan Socah, Bangkalan, memang dikenal dengan sebutan kampung narkoba dalam beberapa waktu terakhir. Sebutan itu menjadi trade mark karena ada fenomena bilik-bilik khusus yang disediakan mirip tempat prostitusi.
Namun bilik itu khusus untuk tempat nyabu . Di bilik itu pun telah disediakan paket hemat sabu-sabu berikut alat isapnya. Bisnis ini ternyata berkembang sehingga memantik muncul rumah-rumah sabu-sabu di kampung lain. Informasi yang diterima polisi menyebutkan, omzet sabu-sabu di satu kampung narkoba di Bangkalan hingga satu kilogram sabu-sabu setiap hari.
Bila harga satu gram sabu-sabu di pasaran saat ini sekitar Rp1,5 juta, maka bisa dibayangkan berapa omzet atau perputaran uang di kampung narkoba tersebut.
Subairi
Namun, banyaknya personel bersenjata lengkap yang dikerahkan tersebut tak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
Dalam penyisiran itu polisi hanya menemukan barang bukti berupa sisa sabu-sabu dari beberapa bilik dalam rumahrumah warga berikut alat isapnya. Polisi juga menangkap tiga orang warga desa tersebut. Namun identitas dan perannya masih dirahasiakan.
Ketiganya dibawa ke Mapolres Bangkalan untuk dimintai keterangan. Petugas dari kepolisian hanya menemukan sisa-sisa paket sabu-sabu yang ada di beberapa bilik tempat pesta, alat untuk nyabu , serta tiga orang yang identitasnya masih dirahasiakan. Ketiga orang diduga warga desa setempat itu dicurigai dan langsung dibawa ke Mapolres Bangkalan untuk dimintai keterangan.
Kapolres Bangkalan AKBP Windiyanto menyatakan, ada 21 titik sasaran yang terbagi di tiga lokasi dalam operasi gabungan ini. Prioritas sasaran tidak lain adalah rumah-rumah warga yang disinyalir menjadi tempat transaksi dan penyalahgunaan narkoba. “Ini sebagai bentuk komitmen dan keseriusan jajaran kepolisian dalam meminimalisasi peredaran dan penyalahgunaan narkotika,” ujarnya.
Dia mengakui hasil di-peroleh dari operasi ini tidak sedahsyat yang digembar-gemborkan mengenai adanya kampung narkoba di Bangkalan. Namun, mantan Kapolresta Batu menyatakan operasi kemarin akan dijadikan pelajaran. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan karena ada banyak faktor mengapa operasi itu gagal. Dia menuturkan, selain bocornya informasi, ada kemungkinan pula jumlah pengguna atau pengedar narkoba di Desa Parseh berkurang.
“Atau ada temuan lain seperti apa, tentu akan kami dalami pascaoperasi yang sudah dilakukan maksimal ini,” kata Windiyanto. Sejumlah desa di Kecamatan Socah, Bangkalan, memang dikenal dengan sebutan kampung narkoba dalam beberapa waktu terakhir. Sebutan itu menjadi trade mark karena ada fenomena bilik-bilik khusus yang disediakan mirip tempat prostitusi.
Namun bilik itu khusus untuk tempat nyabu . Di bilik itu pun telah disediakan paket hemat sabu-sabu berikut alat isapnya. Bisnis ini ternyata berkembang sehingga memantik muncul rumah-rumah sabu-sabu di kampung lain. Informasi yang diterima polisi menyebutkan, omzet sabu-sabu di satu kampung narkoba di Bangkalan hingga satu kilogram sabu-sabu setiap hari.
Bila harga satu gram sabu-sabu di pasaran saat ini sekitar Rp1,5 juta, maka bisa dibayangkan berapa omzet atau perputaran uang di kampung narkoba tersebut.
Subairi
(ars)