Kian Unik dengan Aroma Carnival

Senin, 08 Juni 2015 - 09:50 WIB
Kian Unik dengan Aroma Carnival
Kian Unik dengan Aroma Carnival
A A A
Suasana lengang di sepanjang Jalan Raya Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, pagi kemarin, pelan-pelan bergeliat. Kelompok-kelompok warga mulai datang memadati jalan yang telah disterilkan dari kendaraan umum.

Wajah-wajah mereka tampak cerah. Sesekali celoteh riang anak dan remaja saling bersahutan. Hari itu mereka bakal menyaksikan Festival Batik yang digelar Pemkot Mojokerto. Mereka penasaran akan kreasi busana maupun aksi para model yang bakal melenggang di street catwalk. Acara yang dinanti pun dimulai. Satu per satu model mulai melenggang di hamparan karpet merah dan hijau sepanjang 800 meter. Tepuk tangan menggema setiap model menampilkan kreasi yang menarik penonton. Apalagi jika model menggunakan busana aneh dengan ornamen ekstra besar.

Warga pun antusias mengabadikan menggunakan kamera ponsel. Tidak sedikit pula fotografer lokal ikut menjepret setiap model yang dianggap unik dengan busananya. Sedikitnya 450 model ikut melenggang siang itu. Tidak hanya dari kalangan profesional, para pemula pun banyak yang ikut menjajal peragaan busana on the street itu. Beberapa peserta tampak menyita perhatian masyarakat, terutama mereka yang menggunakan busana unik yang mirip peserta karnaval.

Sebut saja konsep unik yang dipamerkan Abdil, salah satu peserta dari Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Busana yang dia namai Jatayu Mojo Etnic ini bahkan layak untuk mengikuti pameran busana unik sekelas karnaval. Terlihat Dani Elo Sidana Putra Abdillah dengan gagah mengenakan busana berbahan batik mirip burung garuda lengkap dengan sayapnya yangmengembang. Tidak sedikit pula busana unik dengan konsep Majapahit dan etnis-etnis lain.

Penampilan peserta di Festival Batik ketiga ini memangjauh lebih hidup dibanding dua kali momen yang sama sebelumnya. Festival Batik seperti ini memang bukan kali pertama digelar Pemkot Mojokerto. Sejak dua tahun sebelumnya, momen yang sama digelar setiaptahun. Kali ini, peragaan busana tak hanya diikuti anakanak dan para remaja saja, para ibu rumah tangga hingga ibuibu pengajian juga ikut ambil bagian. Peserta juga berasal dari berbagai kota di Jawa Timur.

Bahkan, beberapa peserta berasal Jawa Barat hingga Aceh. Abdil, salah satu perancang busana mengatakan, untuk menyiapkan satu busana Jatayu Mojo Etnic yang dia lombakan, butuh waktu sekitar duabulan. Itu pun tidak hanya dirinya saja yang terlibat dalam pembuatan. “Karena banyak hiasan dan pernik-perniknya, saya bahkan dibantu semua anggota keluarga di rumah,” tutur Abdil. Sesuai konsep, dia menggunakan bahan kain batik dalam setiap helai busana yang dia buat. Menurutnya, kain batik cukup indah jika dipadu pernikpernik dan model unik.

“Pada dasarnya, batik memang memiliki keindahan bentuk. Jadi, cukup mudah membuat busana yang indah dan unik dengan bahan dasar batik,” ucapnya. Sementara Wali Kota Mojokerto, Masud Yunus, mengatakan, Festival Batik kali ini memang lebih memiliki daya tarik bagi warga lokal maupun regional. Terbukti, kata dia, banyak peserta yang berasal dari luar daerah bahkan luar pulau.

”Ada banyak duta wisata daerah lain yang ikut meramaikan festival ini,” kata Masud Yunus. Pemkot Mojokerto kata dia, sengaja menjadikan Festival Batik ini sebagai perhelatan rutin tahunan. Sebab, di Kota Mojokerto sendiri, lanjutMasud Yunus, terdapat perajin batik berkelas dan juga UKM-UKM batik dengan motif khas Kota Onde-Onde.

“Ini sekaligus untuk mengangkatbatik lokal. Memang batik Kota Mojokerto tak kalah jika dibandingkan batik dari daerah lain,” ujarnya memuji.

Tritus Julan
Mojokerto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7783 seconds (0.1#10.140)