Kolaborasikan Musik dan Seni Sastra

Jum'at, 05 Juni 2015 - 09:21 WIB
Kolaborasikan Musik dan Seni Sastra
Kolaborasikan Musik dan Seni Sastra
A A A
SURABAYA - Kemeriahan terlihat saat berlangsungnya konser Bujangga Manik. Konser ini menghadirkan band indie asal Prancis, Gran Kino, dan band indie asal Bandung, Sarasvati.

Sebelum kedua band ini berkolaborasi unik, konser kemarin malam juga dibuka band indie Surabaya, Humi Dumi. Para penggemar musik indie seolah dimanjakan dengan penampilan artis-artis tersebut. Akibatnya atrium Surabaya Town Square (Sutos) yang menjadi lokasi konser dipenuhi pemuda pemudi Surabaya. Penonton begitu menikmati alunan musik yang berbeda dari musik kebanyakan. Lewat irama musik dan lagu-lagu yang dibawakan, membuat penonton bersorak.

Ditambah lagi Gran Kino yang beraliran rock mampu menyuguhkan tampilan yang sedikit berbeda dari musik Sarasvati. Penonton diajak bergoyang ala musik rock. Penonton semakin dimanjakan lagi ketika Sarasvati naik ke atas panggung. Lewat lagu lir Ilir, Sarasvati mulai mengajak pengunjung Sutos bergoyang untuk menikmati alunan musik dari band indie yang sering mengusung lagu-lagu bertema horor.

”Senang sekali ke Surabaya, rasanya seperti bernostalgia. Mari kita nikmati malam ini bersama Sarasvati,” kata Risa Saraswati vokalis Band Sarasvati usai menyanyi dua lagu dan langsung menyapa penonton yang sudah memenuhi atrium Sutos. Di atas panggung, Risa juga menceritakan cerita mengenai lagu yang dibawakan. Salah satunya mengenai teman dari dunia lain yang dijumpai di bawah bantal. Beberapa lagu yang dibawakan berjudul Boneka Abdi, Story of Peter dan Haunted Sleep.

Keunikan seperti inilah yang membuat Sarasvati justru digemari para pencinta musik indie. Meski dikenal dengan konsep horor, lewat konser yang digelar Bakti Budaya Djarum Foundation dan Institut Francais Indonesia Surabaya, band indie satu ini justru mengusung konsep sastra dan musik. Risa yang juga mantan anggota band indieHomogenic tersebut menambahkan, selain bernostalgia dengan penggemar musik di Kota Pahlawan, sekaligus mengenalkan album terbaru mereka yang berjudul Balance.

Album ini menceritakan satu tokoh bernama Bujangga Manik yang ada dalam sastra Sunda. Mungkin tidak banyak band yang mengangkat lagu dari seni sastra, tetapi Sarasvati justru berani memodifikasi tampilan bermusik lewat penggabungan sastra dan musik. Bujangga manik sendiri adalah salah satu pria yang memilih hidup dengan cara meninggalkan hal-hal duniawi.

Tentunya bukan hal yang mudah bagi manusia untuk mematikan keinginan duniawinya. Karena itu, Risa dan kawannya kemudian mengapresiasi kehidupan Bujangga Manik yang dituangkan lewat lagu berjudul Sang Pujangga.

Mamik wijayanti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6763 seconds (0.1#10.140)