Harkitnas Momentum Kebangkitan Ekonomi
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menilai peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei merupakan momentum kebangkitan ekonomi demi kesejahteraan di seluruh Indonesia.
“Indonesia harus bangkit dan perekonomian masyarakat meningkat sehingga mampu menyejahterakan Indonesia,” ujarnya di sela-sela Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke- 107 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, kemarin. Untuk mewujudkannya, kata dia, pemerintah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan bangkit dari anjloknya perekonomian, seperti salah satu langkah yang dilakukan Pemprov Jatim, yakni melakukan subsidi ongkos angkut sebelum memasuki Ramadan.
Menurut dia, masyarakat berhak mendapatkan jaminan dan perlindungan dalam bidang ekonomi, terutama pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang terjangkau. Dengan diberikannya subsidi ongkos angkut terhadap kebutuhan pokok, diharapkan dapat mencegah daya beli masyarakat tidak turun. “Masyarakat daya belinya jangan sampai turun. Jika kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, daya beli masyarakat naik. Efeknya, perekonomian dan kesejahteraan dapat bangkit kembali,” paparnya.
Ditemui seusai upacara, Gubernur Jatim juga memberi masukan kepada Presiden Jokowi agar memperkuat padat karya untuk menahan daya beli masyarakat tidak turun. “Sebab, kerja nyata yang dilandasi nasionalisme dapat mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera. Apalagi Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka harus fokus,” ucapnya.
Mantan Sekdaprov Jatim itu juga menyampaikan, tuntutan untuk terus maju dan mewujudkan Indonesia sebagai negara sejahtera telah menjadi pemicu pentingnya merealisasikan semangat kebangkitan nasional dengan kerja keras, cerdas, dan produktif. Pembangunan mental dan karakter bangsa, kata dia, menjadi salah satu prioritas utama program pembangunan pemerintahan Indonesia, yang tidak hanya di jajaran birokrasi, tetapi juga seluruh komponen masyarakat.
“Pembangunan karakter yang disebut revolusi mental diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang kreatif, inovatif, berdedikasi, disiplin, kerja keras, dan taat aturan,” ucapnya.
Ihya ulumuddin/ant
“Indonesia harus bangkit dan perekonomian masyarakat meningkat sehingga mampu menyejahterakan Indonesia,” ujarnya di sela-sela Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke- 107 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, kemarin. Untuk mewujudkannya, kata dia, pemerintah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan bangkit dari anjloknya perekonomian, seperti salah satu langkah yang dilakukan Pemprov Jatim, yakni melakukan subsidi ongkos angkut sebelum memasuki Ramadan.
Menurut dia, masyarakat berhak mendapatkan jaminan dan perlindungan dalam bidang ekonomi, terutama pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang terjangkau. Dengan diberikannya subsidi ongkos angkut terhadap kebutuhan pokok, diharapkan dapat mencegah daya beli masyarakat tidak turun. “Masyarakat daya belinya jangan sampai turun. Jika kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, daya beli masyarakat naik. Efeknya, perekonomian dan kesejahteraan dapat bangkit kembali,” paparnya.
Ditemui seusai upacara, Gubernur Jatim juga memberi masukan kepada Presiden Jokowi agar memperkuat padat karya untuk menahan daya beli masyarakat tidak turun. “Sebab, kerja nyata yang dilandasi nasionalisme dapat mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera. Apalagi Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka harus fokus,” ucapnya.
Mantan Sekdaprov Jatim itu juga menyampaikan, tuntutan untuk terus maju dan mewujudkan Indonesia sebagai negara sejahtera telah menjadi pemicu pentingnya merealisasikan semangat kebangkitan nasional dengan kerja keras, cerdas, dan produktif. Pembangunan mental dan karakter bangsa, kata dia, menjadi salah satu prioritas utama program pembangunan pemerintahan Indonesia, yang tidak hanya di jajaran birokrasi, tetapi juga seluruh komponen masyarakat.
“Pembangunan karakter yang disebut revolusi mental diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang kreatif, inovatif, berdedikasi, disiplin, kerja keras, dan taat aturan,” ucapnya.
Ihya ulumuddin/ant
(bbg)