Melihat Strategi Kampung Jamu Wonolopo Semarang Perangi Corona

Sabtu, 21 Maret 2020 - 13:01 WIB
Melihat Strategi Kampung Jamu Wonolopo Semarang Perangi Corona
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminum jamu di Kampung Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Sabtu (21/3/2020). FOTO/DOk.HUMAS PEMPROV JATENG
A A A
SEMARANG - Kampung Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang memang tak biasa. Hampir setiap rumah, penghuninya memproduksi sendiri jamu-jamu tradisional, untuk dkonsumsi sekaligus dijual.

Tak heran, tempat ini mendapat julukan Kampung Jamu. Produksi beragam jamu telah merambah ke pasar-pasar tradisional, termasuk dijajak dengan cara klasik berupa digendong berkeliling kampung.

Di tengah maraknya penyebaran virus corona atau Covid-19, warga kompak membuat racikan sendiri. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan ragam empon-empon tak susah menciptakan formula untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Prinsipnya lebih baik mencegah daripada mengobati. Untuk itu, menangkal virus masuk ke tubuh menjadi pilihan terbaik ketimbang melakukan pengobatan ketika sudah terinfeksi.

Dari situlah muncul istilah Jamu Corona. Ramuan tradisional yang diyakini mampu menangkal virus corona. Jamu itu terdiri dari jahe, temulawak, kunyit, dan serai.

"Niki (ini) Jamu Corona, bisa menangkal virus corona. Kalau minum ini, badan jadi sehat, hangat dan segar. Kalau badan fit, virus tidak akan masuk tubuh," kata Titi (60), salah satu pembuat jamu di Kampung Jamu Wonolopo.

Titi pun menjelaskan, jahe, temulawak, kunyit, dan serai bisa menambah imun dan stamina badan. Setelah minum jamu secara rutin dan olahraga, badan menjadi sehat sehingga virus tidak mudah masuk. "Ini bahannya bisa menangkal virus corona, makanya terkenalnya Jamu Corona," katanya renyah.

Penuturan serupa disampaikan Supriyanto. Dia pun memberikan informasi tentang pembuatan jamu dan bahan yang digunakan. Satu persatu, dijelaskan khasiat dari empon-empon atau bumbu dapur yang dipakai membuat jamu itu.

"Jahe ini biar hangat, temulawak bagus untuk stamina. Kalau kunyit asam ini bagus untuk pencernaan, sehingga bagus untuk menurunkan berat badan. Ini juga baik untuk memperlancar haid bagi perempuan. Kalau jamu pahitan ini, untuk badan capai-capai bisa sembuh," terang Supriyanto.

Perajin jamu di Wonolopo rutin mendapatkan pembinaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga kualitas ramuan tradisional lebih terjamin. Selain itu, pabrikan jamu secara periodik memberikan pelatihan meracik jamu.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang penasaran dengan Jamu Corona datang untuk menjajalnya. Dia langsung menyeruput segelas jamu hingga habis. Termasuk Wedang Uwuh yang juga menjadi andalan Kampung Jamu.

"Ini enak, menyehatkan juga. Ini bukan obat corona, tapi bisa menangkal virus corona. Ayo podho ngombe jamu kabeh (ayo semua minum jamu), ben ora keno corona (biar tida kena corona)," ajak Ganjar.

Hampir satu jam Ganjar berdialog dengan para perajin jamu dan masyarakat di lokasi itu. Dia juga mengedukasi masyarakat agar menjaga diri dan keluarga dari penularan virus corona. "Jaga jarak, jangan dekat-dekat. Yang sakit pakai masker. Jangan lupa rajin cuci tangan pakai sabun ya," ucap Ganjar.

Ganjar pun meminta masyarakat rajin mengkonsumsi buah dan multivitamin. Tidak perlu membeli dengan harga mahal, sebab semua bahan itu ada di sekeliling masyarakat.

"Seperti di kampung ini, ada banyak jenis jamu yang bisa dikonsumsi. Ini bagus untuk kesehatan, ada buah-buahan juga untuk pengganti vitamin. Mari kita bersama jaga pola hidup bersih dan sehat agar tidak tertular virus corona. Ini serius, masyarakat harus taat pada regulasi dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2708 seconds (0.1#10.140)