Legenda Sangkuriang Terus Hidup Membuat Tangkubanparahu Tetap Favorit

Minggu, 09 Juni 2019 - 19:12 WIB
Legenda Sangkuriang Terus Hidup Membuat Tangkubanparahu Tetap Favorit
Pengunjung tengah menikmati suasana alam dan panorama Kawah Ratu di TWA Gunung Tangkubanparahu yang menjadi destinasi wisata unggulan dan favorit di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Suara kokok ayam di tengah malam membuat Sangkuriang terkejut. Hal tersebut menjadi pertanda jika dirinya telah gagal memenuhi janji dan tidak dapat mempersunting putri cantik, Dayang Sumbi yang tidak lain adalah ibunya sendiri.

Diselimuti perasaan marah, dia lalu menendang perahu yang sedang dibuatnya hingga terbalik. Itulah sepenggal legenda terciptanya Gunung Tangkubanparahu di Tanah Pasundan yang ditulis Bujangga Manik pada abad ke-15.

Legenda tersebut terus hidup, tidak pernah lekang oleh waktu hingga sekarang. Legenda Sangkuriang membuat masyarakat dan wisatawan penasaran, tak pernah bosan berkunjung ke objek wisata yang menjadi salah satu ikon Jawa Barat ini.

"Keberadaan legenda itu (Sangkuriang dan Dayang Sumbi) menjadi daya tarik dan pembeda, sehingg Gunung Tangkubanparahu tetap jadi primadona bagi wisatawan. Mereka tak pernah bosan berkunjung di saat libur seperti lebaran ini," kata Dirut PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) selaku pengelola TWA Gunung Tangkubanparahu, Putra Kaban, kepada SINDOnews, Minggu (9/6/2019).

Menurutnya, setiap akhir pekan atau ketika tiba musim liburan seperti sekarang rombongan pengunjung baik yang datang secara pribadi, keluarga, atau rombongan seakan tidak pernah habis.

Meskipun sudah sering berkunjung, wisatawan mengaku tidak pernah bosan untuk bersantai menikmati suasana Gunung Tangkubanparahu. Mereka ingin merasakan suasana sejuk, asri, udara berkabut, dan panorama alam perkebunan teh.

Disinggung mengenai jumlah wisatawan yang datang selama libur lebaran, dia menyebutkan ada sekitar 18.000 wisatawan domestik maupun mancanegara. Peningkatan kunjungan wisatawan terjadi mulai hari lebaran Rabu (5/6/2019) hingga Minggu (9/6/2019) di mana puncak kunjungan terjadi pada Sabtu (8/6/2019) kemarin.

Secara keseluruhan jumlah total kunjungan pada libur Idul Fitri 2019 menurun jika dibanding libur lebaran tahun lalu.

"Kalau pengunjung hari ini sedikit berkurang karena puncaknya kemarin (Sabtu) dimana kemacetan terjadi sejak pintu masuk. Tapi kami masih yakin angka kunjungan masih akan meningkat lagi mengingat libur sekolah masih panjang," kata dia.

Pengunjung ke TWA Gunung Tangkubanparahu, lanjut Kaban, didominasi wisatawan domestik seperti Jabodetabek, Jawa tengah, Jawa Timur, dan Lampung.

Legenda Sangkuriang Terus Hidup Membuat Tangkubanparahu Tetap Favorit


Sementara untuk wisatawan mancanegara berasal dari Malaysia, Singapura, Polandia, Jerman dan Belanda. Di libur lebaran kali ini pihaknya juga menambah 60 orang tenaga casual dari pelajar dan warga sekitar Lembang agar memberikan pelayanan lebih maksimal kepada pengunjung.

"Kalau yang favorit tetap masih Kawah Ratu dan Kawah Domas. Wisatawan biasanya datang untuk menikmati pemandangan kawah dan juga berfoto-foto," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5913 seconds (0.1#10.140)