Ida I Dewa Agung Istri Kanya, Wanita Besi dari Bali

Senin, 03 November 2014 - 05:03 WIB
Ida I Dewa Agung Istri...
Ida I Dewa Agung Istri Kanya, Wanita Besi dari Bali
A A A
DI antara sekian banyak pejuang wanita di Indonesia, Ida I Dewa Agung Istri Kanya adalah salah satunya. Siapa dia?

Nama Ida I Dewa Agung Istri Kanya memang tak setenar para pejuang wanita lainnya seperti Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, atau Martha Christina Tiahahu. Tetapi, kegigihan Dewa Agung Istri Kanya dalam melawan penjajah, tak kalah dengan ketiga tokoh tersebut.

Cerita Pagi kali ini akan mengulas sosok Ida I Dewa Agung Istri Kanya. Dalam buku Sejarah Klungkung (Dari Smarapura ke Puputan) disebutkan Dewa Agung Istri Kanya merupakan putra dari Ida I Dewa Agung Putra yang dikenal juga dengan nama Ida I Dewa Agung Putra Kusamba (karena berkeraton di Kusamba). Ibunya berasal dari Karangasem, I Gusti Ayu Karang (I Gusti Ayu Pelung).

Dewa Agung Istri Kanya memiliki seorang adik laki-laki, Dewa Agung Putra yang juga dikenal dengan nama Ida I Dewa Agung Putra Balemas.

Kendati seorang wanita, Dewa Agung Istri Kanya diberi kepercayaan untuk memegang tampuk kepemimpinan Kerajaan Klungkung. Namun, belum ditemukan kata sepakat di antara para peneliti kapan sejatinya Dewa Agung Istri Kanya naik takhta. Ada yang menyebut Dewa Agung Istri Kanya naik takhta pada tahun 1809, setelah wafatnya Dewa Agung Putra Kusamba, ada juga yang menyebut Istri Kanya naik takhta tahun 1822, setelah wafatnya Dewa Agung Putra Balemas.

Namun, ada juga yang menyebut sebetulnya terjadi kompromi setelah wafatnya Dewa Agung Putra Kusamba. Dewa Agung Putra Balemas diangkat sebagai raja dibantu oleh Dewa Agung Istri Kanya.

Dewa Agung Istri Kanya dikenal sebagai figur pemimpin yang sangat cinta pada negara dan rakyatnya. Belanda merasakan bagaimana keberanian dan sikap pantang menyerah Dewa Agung Istri Kanya, saat terjadi Perang Kusamba (24-25 Mei 1849). Belanda terpaksa menelan kekalahan pahit dengan tewasnya jenderal sarat prestasi, Jenderal AV Michiels.

Selain memegang tampuk pemerintahan, Ida I Dewa Agung Istri Kanya mengisi waktu sebagai sastrawan dengan menggubah dan membuat kidung-kidung. Karya-karyanya yang terkenal antara lain: Pralambang Bhasa Wewatekan dan Kidung Padem Warak, yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang paling mengesankan dalam hidupnya

Belum Jadi Pahlawan Nasional

Meski sejarah mencatat Dewa Agung Istri Kanya gigih berjuang melawan penjajah, hingga kini dia belum dinobatkan menjadi pahlawan nasional.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung I Wayan Sujana mengatakan, pemerintah kabupaten pernah mengajukan kepada pemerintah pusat untuk menjadikan Ida I Dewa Agung Istri Kanya menjadi pahlawan nasional.

"Yang mengajukan beliau menjadi tokoh pahlawan nasional itu Yayasan Smarapura. Ida I Dewa Agung Istri Kanya memang perempuan satu-satunya wanita di Bali yang berani melawan penjajah," ungkapnya saat ditemui Sindonews.com di Klungkung.

Menurut Wayan Sujana, Dewa Agung Istri Kanya dijuluki Belanda sebagai wanita besi. "Pada masa perang itu (Perang Kusamba), Ida I Dewa Agung Istri Kanya telah mampu membunuh jenderal Belanda. Mulai dari situ kekuatan Bali tidak dianggap remeh oleh orang Belanda."

Sementara, Ketua Yayasan Smarapura Ida Bagus Pancaya mengatakan, pihaknya tidak pernah mengajukan Ida I Dewa Agung Istri Kanya menjadi pahlawan nasional.

"Kami hanya mendukung pemerintah apabila menjadikan Ida I Dewa Agung Istri Kanya untuk menjadi pahlawan nasional," jelasnya.

Menurutnya, proses untuk menjadikan seseorang sebagai pahlawan nasional sangat panjang. Syaratnya, orang itu harus dikenal masyarakat. Usulan harus disampaikan Dinas Sosial Kabupaten, selanjutnya diajukan ke Dinas Sosial Provinsi, lalu ke Kementerian Sosial. Barulah diverifikasi.

Sekretaris Daerah Klungkung Ketut Janapriya menjelaskan, yang mengajukan Ida I Dewa Agung Istri Kanya menjadi pahlawan nasional adalah mantan Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Agung dan dinas sosial saat itu.

"Saat ini, pada prinsipnya Kabupaten Klungkung masih mengharapkan pemerintah pusat berkenan menetapkan Ida I Dewa Agung Istri Kanya sebagai pahlawan nasional."

Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Nyoman Wenten mengatakan, Dinas Sosial Klungkung mengajukan Ida I Dewa Agung Istri Kanya menjadi pahlawan nasional sejak tahun 2006.

"Mereka mengajukan kepada kami untuk menjadikan Ida I Dewa Agung Istri Kanya sejak tahun 2006 dan saat itu kami juga langsung mengajukan kepada Kementerian Sosial untuk menjadikan beliau menjadi salah satu pahlawan nasional."

Tim verifikasi dari pusat pun pernah menyurvei dan mencari data-data tentang Dewa Agung Istri Kanya. "Yang jelas ada data atau syarat yang kurang untuk menjadikan Ida I Dewa Agung Istri Kanya ini sebagai pahlawan nasional, tapi kekurangannya itu kami belum tahu. Pihak Kabupaten Klungkung tidak pernah memberitahukan kepada kami apa yang masih kurang yang diminta oleh pemerintah pusat."

Dalam perkembangan terakhir, usulan menjadikan Dewa Agung Istri Kanya sebagai pahlawan nasional mulai meredup. "Yang jelas, kalau Kabupaten Klungkung masih mendorong Ida I Dewa Agung Istri Kanya ini sebagai pahlawan nasional, kami mendukung. Terakhir kami komunikasi masalah ini sekitar tahun 2010."

Terlepas dari mulai meredupnya usulan itu, kepada Sindonews.com, seorang warga Klungkung tetap berharap agar Dewa Agung Istri Kanya bisa masuk daftar pahlawan nasional.

"Ida I Dewa Agung Istri Kanya merupakan perempuan satu-satunya yang berani melawan penjajah saat itu. Kita sebagai penerus bangsa, harus melihat sejarah bahwa di Bali juga memiliki srikandi yang hebat," kata warga Klungkung, IGA Ayu Diah Utami.

Sumber: www.balisaja.com.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0872 seconds (0.1#10.140)