Kekerasan di Sleman Disebabkan Miskomunikasi

Selasa, 03 Juni 2014 - 02:02 WIB
Kekerasan di Sleman Disebabkan Miskomunikasi
Kekerasan di Sleman Disebabkan Miskomunikasi
A A A
SLEMAN - Forum kerukuman umat beragama (FKUB) Sleman menilai dua kejadian kekerasan dan perusakan di wilayah Sleman, yakni di perumahan STIE YKPN Tanjungsari, Sukoharjo Ngaglik, Kamis malam (29/5/2014) dan Pangukan, Minggu (1/6/2014) bukanlah konflik antar umat beragama, melainkan masalah miskomunikasi yang berdampak pelanggaran hukum.

“Hal ini perlu kami sampaikan, selain untuk menjaga keamanan di Sleman, juga mewujudkan kerukunan umat beragama yang otentik, baik di Sleman maupun DIY dan Indonesia pada umumnya,” kata Ketua FKUB Sleman Suwarso, Senin (2/6/2014).

Suwarso menjelaskan, FKUB sendiri berusaha untuk menyelesaikan kedua kasus tersebut. Untuk kasus di perumahan STIE YKPN Tanjungsari, Sukoharjo, Ngaglik, selain mendukung proses hukum yang tegas dan tuntas dari aparat keamanan (polisi).

Juga akan merekomendasikan kepada kelompok-kelompok keagamaan untuk meredam suasana (melakukan cooling down), dan melakukan pembinaan terhadap ormas-ormas keagamaannya. Termasuk mendekati para korban dan pelaku.

“FKUB juga memandang perlu adanya program rehabilitasi sosial pasca kejadian tersebut,” ungkapnya.

Sedangkan untuk kasus Pangukan, Sleman FKUB melihat ada pelanggaran hukum, baik pelepasan segel bangunan dan penggunaannya maupun perusakan bangunan tersebut, sehingga kasus itu merupakan ranah dan wilayah aparat penegak hukum. Namun begitu, FKUB berusaha mendengarkan aspirasi dari pihak-pihak terkait.

“FKUB merekomendasikan agar Pemkab Sleman memfasilitasi dialog para pihak terkait, dan memberikan kebijakan solutif terkait dengan masalah tempat ibadah, sesuai Undang-undang (termasuk Peraturan Bersama Menteri Agama dan Mendagri No 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah) yang berlaku,” jelasnya.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyambut positif atas rekomendasi FKUB dan akan segera melakukan pertemuan dengan kedua belah pihak untuk mencari solusi yang terbaik.

Namun begitu tetap mengimbau kepada pimpinan umat beragama agar umatnya mendinginkan suasana dan tidak terpancing isu-isu negatif yang dapat mengeruhkan suasana.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4606 seconds (0.1#10.140)