Letusan Kelud tak pengaruhi produksi gula di Jatim

Selasa, 18 Maret 2014 - 18:40 WIB
Letusan Kelud tak pengaruhi produksi gula di Jatim
Letusan Kelud tak pengaruhi produksi gula di Jatim
A A A
Sindonews.com - Letusan Gunung Kelud ternyata tidak berpengaruh terhadap masa panen tebu. PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) memastikan panen raya tebu akan terjadi pada Mei atau Juni mendatang.

Data PTPN X menyebutkan, dari hasil investigasi yang dilakukan tim, letusan Gunung Kelud tidak mengganggu fasilitas produksi Pabrik Gula (PG) maupun lahan-lahan yang ditanami tebu.

“Saat letusan Gunung Kelud, kami tugaskan semua PG yang ada di Kediri melakukan survei. Sekarang kami semua kembali fokus pada upaya peningkatan produksi gula," kata Sekretaris Perusahaan PTPN X, M. Cholidi Selasa (18/3/14).

Menurut Cholidi, saat ini ada tiga PG milik PTPN X di Kediri, yaitu PG Pesantren Baru, PG Meritjan, dan PG Ngadirejo.

Tiga PG di Kediri tersebut termasuk sebelas PG milik PTPN X di seluruh Jatim. Pada 2014, PTPN X menargetkan produksi gula hingga 576.000 ton, meningkat sekitar 19% dibanding produksi 2013 sebesar 485.472 ton.

Dari pendataan PTPN X, PG-PG yang berada di sekitar Kediri tidak mengalami kerusakan berarti setelah terjadi letusan Gunung Kelud. Semua fasilitas produksi PG aman dan terhindar dari dampak letusan.

"Hanya atap perumahan karyawan, masjid, dan kantor yang dipenuhi abu. Kami pastikan mesin-mesin PG siap berputar pada Mei atau Juni nanti sesuai jadwal giling," ujar Cholidi.

Adapun terkait lahan tebu, Cholidi mengaku, hanya sedikit yang mengalami kerusakan. Tercatat 24 hektare lahan tebu yang terkena lahar dingin dan harus puso (gagal panen).

Jumlah 24 hektare itu sangat minim, jika diprosentase sebesar 0,1% dari total lahan tebu di lingkungan PG di wilayah Kediri yang mencapai sekitar 24.000 hektar.

"Dari sisi budidaya tebu atau on-farm tidak ada masalah. Selebihnya lahan tebu hanya perlu dibersihkan. Bahkan abu vulkanik yang ada di lahan tebu dalam beberapa tahun ke depan bisa menjadi pupuk yang sangat menyuburkan. Kami sudah lakukan langkah teknis agar dampak letusan tidak sampai merusak lahan tebu," ungkapnya.

Adapun PG-PG di sekitar Kediri, seperti PG Modjopanggoong di Tulungagung juga tidak terdampak. Jadi secara umum semua PG milik PTPN X dalam kondisi siap panen.

”PG milik PTPN X dalam kondisi siap memenuhi target produksi gula. Aspek budidaya tebu (on farm) maupun pengolahan di PG (off farm) tidak ada masalah," tegas Cholidi.

Cholidi optimistis produksi gula perseroan bisa mencapai level yang optimal. PTPN X telah melakukan modernisasi pada sejumlah PG miliknya, sehingga diharapkan kinerja produksi bisa semakin baik.

"Di sejumlah PG, saat ini sudah kami lakukan otomatisasi dan semi-otomatisasi. Tidak manual seperti dulu. Kami optimistis PG semakin efisien dengan tingkat produksi yang kian optimal," ujar Cholidi.

Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) Subiyono mengatakan, saat ini pabrik gula harus lebih efisien agar bisa menekan biaya pokok produksi, sehingga petani dan PG sama-sama untung.

Secara sederhana, efisiensi proses produksi mudah diukur dari kemampuan pabrik dalam menghasilkan ampas yang merupakan limbah padat tebu.

"PG yang bisa menghasilkan ampas tebu secara optimal berarti proses gilingnya lancar. PG yang bisa menghasilkan ampas tebu juga menunjukkan bahan baku tebunya berada pada fase pemanenan yang tepat alias sudah tua (masak)," tuturnya.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6224 seconds (0.1#10.140)