Siasat Serangan Balik Kerajaan Majapahit Pukul Mundur Puluhan Ribu Tentara Mongol

Jum'at, 30 Desember 2022 - 07:20 WIB
loading...
Siasat Serangan Balik Kerajaan Majapahit Pukul Mundur Puluhan Ribu Tentara Mongol
Siasat serangan balik Kerajaan Majapahit berhasil pukul mundur puluhan ribu tentara Mongol. Foto: Ilustrasi
A A A
PULUHAN ribu tentara mongol larut dalam pesta kemenangan usai perang menghancurkan Kerajaan Kediri . Mereka tak menyangka pesta besar-besaran itulah yang membinasakan mereka.

Sebelum serangan balik itu, Raden Wijaya bersama sisa kekuatan pasukan Kerajaan Singsari juga ikut berpesta sambil menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.

Dalam buku "Sandyakala di Timur Jawa : 1042 - 1527 M" dari tulisan Prasetya Ramadhan, dikisahkan bahwa Raden Wijaya kembali ke Tarik, yang saat itu dihuni pasukan tentara Mongol. Raden Wijaya berhasil membunuh 200 orang prajurit Mongol yang mengawalnya ke Majapahit.



Penumpasan pertama rombongan Mongol itu dilakukan oleh Sora dan Ronggolawe, dua panglima perang Majapahit yang merupakan paman dan keponakannya.

Rombongan terus bergerak untuk menghabisi pasukan Mongol, yang saat itu tengah dilanda pesta mabuk kemenangan. Raden Wijaya membawa pasukan yang lebih besar menggerakkan pasukannya menuju kamp utama pasukan Mongol dan melancarkan serangan tiba-tiba.



Raden Wijaya berhasil membunuh banyak prajurit Mongol, sedangkan sisanya berlari ke kapal mereka. Setelah mencapai sebuah candi, tentara Mongol disergap oleh tentara Jawa yang telah menunggu.

Sementara di pantai, armada pasukan Jawa yang dipimpin Rakryan Mantri Arya Ardikara menghancurkan sejumlah kapal Mongol. Pasukan Mongol mundur secara kacau karena angin muson yang dapat membawa mereka pulang akan segera berakhir, sehingga mereka terancam terjebak di Pulau Jawa untuk enam bulan berikutnya. Setelah semua pasukan naik ke kapal di pesisir, mereka bertarung di laut dengan armada Jawa.



Siasat cerdik Raden Wijaya memungkinkannya mengacaukan dan mengurangi sedikit demi sedikit pasukan Mongol. Selama pelarian, tentara Mongol kehilangan semua harta - harta rampasan perang yang ditangkap sebelumnya.

Armada pasukan Jawa berhasil menghalau mereka untuk berlayar ke Quanzhou selama 68 hari. Akibat serangan itu, pasukan Mongol kehilangan 3.000 prajurit terbaiknya. Total ada 12.000-18.000 tentara Mongol terbunuh, dengan jumlah orang yang ditawan tidak diketahui dan sejumlah kapal hancur.

Sebelum berangkat, mereka menghukum mati Jayakatwang dan anaknya sebagai ungkapan rasa kekesalan dan kekecewaan atas perbuatan penikaman dari belakang oleh Raden Wijaya. Jayakatwang sendiri sebelum dihukum mati di Pelabuhan Ujung Galuh, sempat menggubah sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman.

Sementara dikutip dari buku "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" dari Earl Drake, diceritakan, hampir tiga bulan pasukan Mongol tidak bisa beristirahat dan sama sekali belum mendapat kiriman logistik.

Hal inilah yang mencoba dimanfaatkan oleh Raden Wijaya dan Arya Wiraraja untuk membendung kedatangan pasukan Mongol.



Keduanya mencoba memainkan negosiasi dengan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Shih-Pi. Pertemuan negosiasi ini dilakukan sebelum bergerak menuju Singasari untuk melakukan penyerbuan ke Kediri. Di pertemuan itu mereka mengaku sebagai teman lama Kubilai Khan.

Raden Wijaya menjelaskan, dirinyalah yang menggantikan Raja Kertanagara yang dibunuh oleh Raja Kediri Jayakatwang. Raden Wijaya juga menawarkan bantuan logistik dan mengerahkan pasukannya sendiri demi membantu penyerbuan bersama terhadap raja yang telah menghancurkan Kerajaan Singasari

Raden Wijaya dengan lihainya mencoba menawarkan pasukan Mongol bakal mendapat bagian dari hasil rampasan perang. Tak hanya itu, putri raja Daha yang cantik jelita, juga menjadi bagian dari kesepakatan sebelum peperangan terjadi. Sang putri akan dikirim ke Cina untuk diserahkan kepada Kaisar Mongol, tawaran itu pun disambut dengan gembira.

Usai pertemuan khusus itu, dua pasukan gabungan dari Mongol yang dipimpin Shih-Pi dan Pangeran Wijaya yang didukung Arya Wiraraja menyerbu Kediri. Pasukan gabungan ini bahu - membahu menghabisi lima ribu orang musuh. Begitu juga korban di pihak Mongol ikut berjatuhan.

Pada hari ke-15 di bulan ketiga itu pasukan Kediri akhirnya berhasil ditaklukkan. Kerajaan Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang pun akhirnya menyerah menghadapi serangan gabungan tersebut.

Sumber:
dok.sindonews
"Sandyakala di Timur Jawa : 1042 - 1527 M" tulisan Prasetya Ramadhan
"Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1720 seconds (0.1#10.140)