Konflik Keraton Solo, Dua Kubu Saling Klaim Diserang
loading...
A
A
A
SOLO - Konflik keluarga Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) memasuki babak baru. Dua kubu yang berseberangan, yakni kubu Sinuwun Paku Buwono XIII dan Lembaga Dewan Adat (LDA) terlibat bentrok pada Jumat (23/12) malam.
Perwakilan dari kedua kubu mengaku bahwa kelompok mereka diserang terlebih dahulu.
Wakil Ketua LDA KP. Eddy S Wirabhumi mengatakan ada sejumlah 50 orang yang hendak mengunci seluruh pintu akses ke Sasana Wilapa sekitar pukul 21.00 WIB.
Salah seorang dari kelompok tersebut membawa dan kemudian menodongkan senjata api.
"Yang bertahan hanya beberapa abdi dalem kalu disuruh melawan ya pastinya tidak berani," katanya.
Menurutnya, pihak LDA yang saat itu tengah berjaga di dalam kawasan Keraton Solo dan hanya bertahan agar tetap bisa berada di dalam keraton.
"Karena ada aksi, pasti ada reaksi. Mas Yudistira tadi faktanya digebukin. Tapi setelah itu jika maksud melakukan pembelaan itu saya rasa wajar-wajar saja," ujarnya.
Edi menjelaskan, jika ada oknum lain yang ikut andil dalam perseteruan keluarga inti Keraton Solo.
"Ya kami terus mewanti-wanti untuk Jangan ikut-ikut karena ini merupakan masalah keluarga biar diselesaikan oleh keluarga inti," ungkapnya.
Perwakilan dari kedua kubu mengaku bahwa kelompok mereka diserang terlebih dahulu.
Wakil Ketua LDA KP. Eddy S Wirabhumi mengatakan ada sejumlah 50 orang yang hendak mengunci seluruh pintu akses ke Sasana Wilapa sekitar pukul 21.00 WIB.
Salah seorang dari kelompok tersebut membawa dan kemudian menodongkan senjata api.
"Yang bertahan hanya beberapa abdi dalem kalu disuruh melawan ya pastinya tidak berani," katanya.
Menurutnya, pihak LDA yang saat itu tengah berjaga di dalam kawasan Keraton Solo dan hanya bertahan agar tetap bisa berada di dalam keraton.
"Karena ada aksi, pasti ada reaksi. Mas Yudistira tadi faktanya digebukin. Tapi setelah itu jika maksud melakukan pembelaan itu saya rasa wajar-wajar saja," ujarnya.
Edi menjelaskan, jika ada oknum lain yang ikut andil dalam perseteruan keluarga inti Keraton Solo.
"Ya kami terus mewanti-wanti untuk Jangan ikut-ikut karena ini merupakan masalah keluarga biar diselesaikan oleh keluarga inti," ungkapnya.