Rumah Sederhana Layak Huni Bantu Entaskan Kemiskinan di Jateng
loading...
A
A
A
DEMAK - Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrem yang digagas oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjadi prioritas demi meningkatkan taraf hidup masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
Di Jateng akselerasi program ini bisa berjalan dengan baik setelah jajaran pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten berkolaborasi dengan pihak swasta.
Sepanjang 2022, kerjasama lintas institusi ini sukses membangun Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) bagi warga kurang mampu sebanyak 35 rumah yang tersebar di berbagai wilayah di Jateng dengan total anggaran Rp1,8 miliar.
Bermula dengan kerja sama dengan PT Djarum merenovasi 10 rumah di Kabupaten Pemalang pada Maret 2022, selanjutnya perbaikan meluas dengan memperbaiki 10 hunian warga di Kabupaten Kudus pada awal November 2022.
Berselang satu bulan, di Rembang turut diresmikan lima rumah sederhana layak huni. Selanjutnya di Demak merenovasi 10 rumah warga menjadi sehat dan layak untuk ditinggali.
Jateng tercatat memiliki 19 kabupaten yang menjadi target pengentasan kemiskinan ekstrem. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, Muhammad Arif Sambodo mengatakan, dengan wilayah sebanyak itu, kolaborasi dengan pihak swasta merupakan kunci agar program pengentasan kemiskinan bisa berjalan dengan baik.
“Tingginya daerah yang mengalami kemiskinan ekstrem ini tak lepas dari berbagai faktor terutama pandemi selama dua tahun terakhir yang membuat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan. Untuk itu, tangan kami terbuka dengan kehadiran pihak swasta agar target pengentasan kemiskinan ini bisa segera tercapai,” ujar Sambodo saat meresmikan rumah sederhana layak huni di Desa Bogosari, Demak, Rabu (21/12/2022).
Serah terima rumah sederhana layak huni dilaksanakan dalam rangka merayakan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang diperingati setiap 20 Desember.
Sementara Bupati Demak, Eisti’anah tak memungkiri bahwa tingginya angka kemiskinanekstrem di wilayahnya tak lepas dari pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, dia berharap kerjasama apik antara pemerintah daerah dan sektor swasta ini bisa ditiru oleh perusahaan-perusahaan lainnya agar warga Demak bisa menjauh dari kemiskinan.
“Peran serta seperti ini sangat berguna tak hanya dari sisi fisik yakni merenovasi rumah semata tapi juga memberikan dukungan moral bahwa pemerintah, sektor swasta dan masyarakat bersama-sama keluar masa sulit ini,” ujarnya.
Setiap rumah menghabiskan kisaran hingga Rp 60 juta. Sehingga untuk 10 rumah mencapai Rp600 juta.
Sedangkan Deputi GM Corporate Communications PT Djarum, Achmad Budiharto mengatakan, pembangunan rumah sederhana layak huni merupakan komitmen dukungan dalam mengentaskan kemiskinan dan menaikkan taraf hidup masyarakat.
“Rumah harus bisa memberikan kenyamanan dan kesehatan agar kualitas hidup orang yang tinggal didalamnya bisa semakin baik. Dengan kualitas hidup yang baik itu, para penghuninya kemudian dapat melakukan hal-hal yang bersifat produktif dan membuahkan perbaikan ekonomi bagi keluarga tersebut,” tutur Budiharto.
Bantuan rumah sederhana layak huni ini disambut positif warga. Siti Katijah (50), salah satu warga yang rumahnya di renovasi, bersyukur terpilih dalam program ini.
Pasalnya, bila mengandalkan penghasilannya sebagai buruh tani dengan pendapatan Rp40.000 per hari ia tidak akan mungkin bisa memperbaiki rumahnya menjadi sehat dan layak untuk ditinggali.
“Suami saya meninggal tujuh bulan lalu. Sekarang rumah sudah tidak bocor lagi, ada lantainya sehingga saya dan anak-anak bisa istirahat dengan nyaman,” ujarnya.
Di Jateng akselerasi program ini bisa berjalan dengan baik setelah jajaran pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten berkolaborasi dengan pihak swasta.
Sepanjang 2022, kerjasama lintas institusi ini sukses membangun Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) bagi warga kurang mampu sebanyak 35 rumah yang tersebar di berbagai wilayah di Jateng dengan total anggaran Rp1,8 miliar.
Bermula dengan kerja sama dengan PT Djarum merenovasi 10 rumah di Kabupaten Pemalang pada Maret 2022, selanjutnya perbaikan meluas dengan memperbaiki 10 hunian warga di Kabupaten Kudus pada awal November 2022.
Berselang satu bulan, di Rembang turut diresmikan lima rumah sederhana layak huni. Selanjutnya di Demak merenovasi 10 rumah warga menjadi sehat dan layak untuk ditinggali.
Jateng tercatat memiliki 19 kabupaten yang menjadi target pengentasan kemiskinan ekstrem. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, Muhammad Arif Sambodo mengatakan, dengan wilayah sebanyak itu, kolaborasi dengan pihak swasta merupakan kunci agar program pengentasan kemiskinan bisa berjalan dengan baik.
“Tingginya daerah yang mengalami kemiskinan ekstrem ini tak lepas dari berbagai faktor terutama pandemi selama dua tahun terakhir yang membuat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan. Untuk itu, tangan kami terbuka dengan kehadiran pihak swasta agar target pengentasan kemiskinan ini bisa segera tercapai,” ujar Sambodo saat meresmikan rumah sederhana layak huni di Desa Bogosari, Demak, Rabu (21/12/2022).
Serah terima rumah sederhana layak huni dilaksanakan dalam rangka merayakan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang diperingati setiap 20 Desember.
Sementara Bupati Demak, Eisti’anah tak memungkiri bahwa tingginya angka kemiskinanekstrem di wilayahnya tak lepas dari pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, dia berharap kerjasama apik antara pemerintah daerah dan sektor swasta ini bisa ditiru oleh perusahaan-perusahaan lainnya agar warga Demak bisa menjauh dari kemiskinan.
“Peran serta seperti ini sangat berguna tak hanya dari sisi fisik yakni merenovasi rumah semata tapi juga memberikan dukungan moral bahwa pemerintah, sektor swasta dan masyarakat bersama-sama keluar masa sulit ini,” ujarnya.
Setiap rumah menghabiskan kisaran hingga Rp 60 juta. Sehingga untuk 10 rumah mencapai Rp600 juta.
Sedangkan Deputi GM Corporate Communications PT Djarum, Achmad Budiharto mengatakan, pembangunan rumah sederhana layak huni merupakan komitmen dukungan dalam mengentaskan kemiskinan dan menaikkan taraf hidup masyarakat.
“Rumah harus bisa memberikan kenyamanan dan kesehatan agar kualitas hidup orang yang tinggal didalamnya bisa semakin baik. Dengan kualitas hidup yang baik itu, para penghuninya kemudian dapat melakukan hal-hal yang bersifat produktif dan membuahkan perbaikan ekonomi bagi keluarga tersebut,” tutur Budiharto.
Bantuan rumah sederhana layak huni ini disambut positif warga. Siti Katijah (50), salah satu warga yang rumahnya di renovasi, bersyukur terpilih dalam program ini.
Pasalnya, bila mengandalkan penghasilannya sebagai buruh tani dengan pendapatan Rp40.000 per hari ia tidak akan mungkin bisa memperbaiki rumahnya menjadi sehat dan layak untuk ditinggali.
“Suami saya meninggal tujuh bulan lalu. Sekarang rumah sudah tidak bocor lagi, ada lantainya sehingga saya dan anak-anak bisa istirahat dengan nyaman,” ujarnya.
(shf)