Angka DBD Tinggi, DPRD Kendal Akan Evaluasi Kinerja Dinkes

Minggu, 24 Maret 2024 - 23:20 WIB
loading...
Angka DBD Tinggi, DPRD Kendal Akan Evaluasi Kinerja Dinkes
Ketua Komisi D DPRD Kendal Mahfud Sodik meminta Dinkes Kendal lebih serius melakukakan pencegahan kasus DBD. (Foto: istimewa)
A A A
KENDAL - Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kendal, membuat DPRD Kendal gerah. Ketua Komisi D DPRD Kendal Mahfud Sodik mengaku akan segera mengevaluasi kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal, karena dinilai belum sepenuhnya bergerak konkret dalam mengatasi masalah DBD tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus DBD di Kabupaten Kendal termasuk yang tertinggi di tingkat nasional terkait dengan angka kematiannya. Hal itu diungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Imran Pambudi, baru-baru ini.

Disebutkan, kasus kematian akibat DBD tertinggi se-Indonesia terjadi di Jepara, Bandung, Subang, Kendal, dan Blora. Adapun jumlah total kasus DBD sepanjang tahun 2024 mencapai 290 kasus, dan di Kendal angka kematiannya sudah mencapai 15 jiwa.

“Kasus DBD bukanlah kasus asing yang terjadi di Kabupaten Kendal, karena menjaadi kasus tahunan dan hampir tiap tahun terjadi. Seharusnya Dinkes Kendal bisa memprediksi sebelumnya dan melakukan langkah antisipatif. Oleh karena itu kami akan segera mengevaluasi kinerja dinas kesehatan, terutama pada sisi perencanaannya," kata Mahfud Sodik, Minggu (24/3/2024).

Mahfud menyebut, evaluasi dibutuhkan untuk memastikan penanganan kasus DBD dilakukan secara massif dan nyata sehingga angka kasus bisa segera menurun. Dia mengatakan, seharusnya Dinkes Kendal bisa lebih massif lagi dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) karena dinkes merupakan motor penggerak dalam penanganan kasus DBD sampai ke tingkat paling bawah.

“Kami menduga, angka kasus DBD sebenarnya lebih tinggi dari yang ada di data Kemenkes. Sebab, misalnya di daerah Kendal bagian atas, seperti Kecamatan Patean dan Sukorejo, banyak warga yang terserang DBD tapi dirujuk ke rumah sakit di wilayah Kabupaten Temanggung, sehingga datanya tidak masuk ke Dinkes Kendal. Baru-baru ini juga terjadi kasus kematian akibat DBD di Patean," ujarnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kendal A Bambang Setyawan mengatakan, sejak Januari hingga Maret 2024 total kasus DBD di Kabupaten Kendal mencapai 155 kasus, dengaan angka kematian mencapai 15 orang.

Dia menyebut Dinkes Kendal telah berupaya serius untuk melakukan pencegahan dan penanganan agar kasus DBD tidak meluas, di antaranya dengan melakukan berbagai langkah konkret, seperti melakukan PSN secara serentak di permukiman, perkantoran, dan sekolah-sekolah serta tempat-tempat umum.

"Kami juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan pencegahan dan penanganan DBD," ucapnya. ADV
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.8107 seconds (0.1#10.140)