Kapten Kapal Perang AS Dipecat Gegara Laporkan Koordinat Palsu

Selasa, 14 April 2020 - 10:15 WIB
loading...
Kapten Kapal Perang...
Kapal perang USS Decatur milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Foto/Diana Quinlan/US Navy/Handout via REUTERS
A A A
WASHINGTON - Laporan investigasi dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa kapten kapal perang USS Decatur dipecat dari posisinya Januari lalu. Musababnya, dia berbohong dengan melaporkan koordinat palsu soal lokasi kapal ke layanan Angkatan Laut AS yakni Armada Ketiga.

Laporan koordinat lokasi kapal USS Decatur tidak akurat atau tidak sesuai dengan fakta.

Juru bicara Armada Ke-3 Angkatan Laut AS, Letnan Rochelle Rieger, mengungkapkan kepada Task dan Purpose pada 16 Januari bahwa kapten John "Bob" Bowen telah dipecat dari posisinya sebagai komandan USS Decatur. Layanan Angkatan Laut AS kehilangan kepercayaan atas kemampuannya untuk memerintah setelah dilakukan investigasi.

Hampir tiga bulan kemudian, San Diego Union-Tribune memperoleh catatan dari investigasi tersebut yang merinci bahwa Bowen telah melaporkan koordinat palsu ke armada ketiga dalam upaya untuk menutupi pemberhentian empat jam untuk pemeliharaan pada poros baling-baling yang keluar dari keterpaduan saat bepergian antara Hawaii dan California Seal Beach Naval Weapons Station pada 13 September.

Untuk membuatnya tampak seolah-olah kapal perusak kelas Arleigh Burke itu tidak pernah berhenti selama perjalanannya, Decatur's Combat Information Center menonaktifkan Link 16 dan sistem elektronik Global Command and Control untuk mencegah posisi aktual kapal dikomunikasikan secara otomatis.

"Ada selembar kertas di mana waktu dan kecepatan dihitung," kata seorang pelaut yang menyatakan bahwa dia menolak untuk berpartisipasi dalam kebohongan tersebut. "Itu, menurut pendapat saya, dirancang agar terlihat seperti kita melanjutkan jejak kita...ketika kita tidak melakukannya," ujar pelaut yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (14/4/2020).

Namun, ketika diwawancarai oleh penyelidik, Bowen mengklaim dia tidak ingat memerintahkan kru untuk mematikan pelacak elektronik atau melaporkan koordinat palsu. Pada saat yang sama, dia mengakui memberi tahu petugas jembatan untuk tidak berkomunikasi dengan Armada ke-3 bahwa mereka sudah mati atau tidak aktif di air.

"Saya tidak mengerti manfaat dari tidak memberi tahu mereka posisi kami," kata Bowen kepada investigator, menurut transkrip investigasi. “Oke, kami tidak memberi tahu mereka bahwa kami akan (mati di air) untuk melakukan (kalibrasi nada). Baiklah tidak apa-apa. Tetapi mengapa kita perlu memalsukan posisi kita? Itu tidak masuk akal bagi saya."

Baca Juga:Bohong soal Lokasi Kapal, Kapten Kapal Perang AS Dipecat

Sebelum dipecat, John Bowen adalah komandan kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Decatur (DDG 73) yang memantau operasi selama latihan Neon Union 19. Neon Union 19 adalah latihan operasi keamanan laut dan udara bilateral untuk memperkuat kemampuan perang yang kritis dan meningkatkan kesiapan interoperabilitas dan operasional antara Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Kerajaan Bahrain.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kisah Jane Foster, Intelijen...
Kisah Jane Foster, Intelijen Amerika yang Memata-matai Soekarno-Hatta Setelah Kemerdekaan Indonesia
Kisah Gertrude Banda,...
Kisah Gertrude Banda, Agen CIA yang Bawa Kapolri Pertama ke Amerika demi Melawan Komunis
Momen Serangan Pattimura...
Momen Serangan Pattimura yang Membuat Belanda Kehabisan Kapal Perang hingga Terpaksa Menyewa
Strategi Jitu Pattimura...
Strategi Jitu Pattimura Buat Belanda Takluk Dua Kali di Benteng Duurstede Maluku
Kisah Ki Gede Bungko,...
Kisah Ki Gede Bungko, Laksamana Kesultanan Cirebon yang Dikenang dengan Musik dan Tarian
Diaspora Papua di AS:...
Diaspora Papua di AS: Terima Kasih Indonesia atas Program Beasiswa LPDP
Kehebatan Kapal Perang...
Kehebatan Kapal Perang Majapahit Bermeriam Cetbang Jaga Samudera Hindia hingga Laut China Selatan
Geger, Bos Resor asal...
Geger, Bos Resor asal Amerika Ditemukan Tewas di Perairan Mentawai
WNA Amerika Serikat...
WNA Amerika Serikat Meninggal setelah Menyelam di Raja Ampat Papua
Rekomendasi
Kunjungi Pangkalan Militer,...
Kunjungi Pangkalan Militer, JD Vance Tuding Bujuk Warga Greenland Bergabung dengan AS
Jasa Marga: 1,4 juta...
Jasa Marga: 1,4 juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Saat Puncak Arus Mudik
Iran Siapkan Operasi...
Iran Siapkan Operasi True Promise III Menarget Israel, Berikut 3 Skenarionya
Berita Terkini
Pasca Puncak Arus Mudik,...
Pasca Puncak Arus Mudik, Pelabuhan Merak Lengang H-2 Lebaran
5 menit yang lalu
Jelang Lebaran, Kemenko...
Jelang Lebaran, Kemenko Polkam Pastikan Distribusi Logistik di Jawa Barat Aman
1 jam yang lalu
Puncak Arus Mudik di...
Puncak Arus Mudik di GT Kalikangkung, Volume Kendaraan Naik 169 Persen
1 jam yang lalu
Update Mudik 2025: 83.031...
Update Mudik 2025: 83.031 Kendaraan Melintas di Jalur Gentong Tasikmalaya
1 jam yang lalu
DPR ke Krakatau Steel...
DPR ke Krakatau Steel Cilegon: Dorong Industri Baja Nasional Berkembang
1 jam yang lalu
Gempa Myanmar Jadi Peringatan,...
Gempa Myanmar Jadi Peringatan, HIPMI Jaya Dorong Regulasi Bangunan Antigempa di Jakarta
2 jam yang lalu
Infografis
Bersiap Perang, 450...
Bersiap Perang, 450 Juta Warga Uni Eropa Diminta Timbun Makanan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved