Uang Gaji Dibawa Kabur Mandor, 13 Pekerja Jembatan Mojo Solo Meradang
loading...
A
A
A
SOLO - Para pekerja Jembatan Mojo, Semanggi, Solo turun ke jalan menuntut gajinya, Sabtu (10/12). Para pekerja terlihat berdiri di pinggir jembatan sambil membentangkan spanduk dari kardus bekas.
Sejumlah tulisan di antaranya, "Bosnya Kabur, Mana Gajiku, Taruhannya Nyawa', 'Bayar Gaji Kami Untuk Bertahan Hidup', 'Mas Gibran, Tolong Bantu Kami' dan beberapa tulisan lainnya.
Koodinator pekerja bangunan, Sandi menyebut bahwa mandor proyek Jembatan Mojo kabur dan membawa uang hak bagi para pekerja.
"Dari pihak PT sudah membayarkan ke mandor, tapi setelah uang turun orangnya kabur. Jadi kami tidak dibayar," ungkapnya.
Menurut Sandi, total ada 13 pekerja yang gajinya tidak dibayarkan. Besaran uangnya sekitar Rp. 70 juta untuk gaji selama 3 minggu.
"Diresmikan tanggal 2 Desember, katanya tanggal 7 gajian, tapi sampai sekarang tidak ada uang yang diserahkan kepada kami," katanya.
Baca: Profil Aiptu Warsito, Kusir Kereta Kencana Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Hal senada diungkapkan Deni Enrianto, seorang pemilik warung tempat dimana para tukang ini biasa makan. Dia mengaku juga mendapat imbas dari kejadian tersebut.
"Dulu kata dia mandor yang penting para tukangnya makan, nanti dihitung belakangan," katanya.
"Awalnya lancar, setiap berapa hari ada uang masuk. Tapi sejak beberapa minggu lalu sudah tidak ada uang masuk. Padahal saya yang menyiapkan makan dan keperluan lain. Total kerugian sekitar Rp. 21 jutaan," pungkasnya.
Sejumlah tulisan di antaranya, "Bosnya Kabur, Mana Gajiku, Taruhannya Nyawa', 'Bayar Gaji Kami Untuk Bertahan Hidup', 'Mas Gibran, Tolong Bantu Kami' dan beberapa tulisan lainnya.
Koodinator pekerja bangunan, Sandi menyebut bahwa mandor proyek Jembatan Mojo kabur dan membawa uang hak bagi para pekerja.
"Dari pihak PT sudah membayarkan ke mandor, tapi setelah uang turun orangnya kabur. Jadi kami tidak dibayar," ungkapnya.
Menurut Sandi, total ada 13 pekerja yang gajinya tidak dibayarkan. Besaran uangnya sekitar Rp. 70 juta untuk gaji selama 3 minggu.
"Diresmikan tanggal 2 Desember, katanya tanggal 7 gajian, tapi sampai sekarang tidak ada uang yang diserahkan kepada kami," katanya.
Baca: Profil Aiptu Warsito, Kusir Kereta Kencana Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Hal senada diungkapkan Deni Enrianto, seorang pemilik warung tempat dimana para tukang ini biasa makan. Dia mengaku juga mendapat imbas dari kejadian tersebut.
"Dulu kata dia mandor yang penting para tukangnya makan, nanti dihitung belakangan," katanya.
"Awalnya lancar, setiap berapa hari ada uang masuk. Tapi sejak beberapa minggu lalu sudah tidak ada uang masuk. Padahal saya yang menyiapkan makan dan keperluan lain. Total kerugian sekitar Rp. 21 jutaan," pungkasnya.
(nag)