Luasan Panen Padi di Jawa Timur Berkurang 42.720 Hektare
loading...
A
A
A
SURABAYA - Potensi luas panen padi di Jatim pada 2022 mencapai sekitar 1,70 juta hektare. Luasan tersebut berkurang 42.720 hektare atau 2,44 persen dibandingkan 2021 yang seluas 1,75 juta hektare. Data ini sesuai keterangan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.
Sedangkan untuk produksi padi, sepanjang Januari hingga September 2022 mencapai sekitar 8,17 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Capaian tersebut turun 232.720 ton GKG atau 2,77 persen dibandingkan Januari-September 2021 yang sebesar 8,41 juta ton GKG.
Berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Padi September 2022, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2022 ialah sebesar 1,51 juta ton GKG.
Sehingga, total potensi produksi padi di Jatim pada 2022 adalah sebesar 9,69 juta ton GKG. Jumlah itu turun 0,10 juta ton GKG atau 1,05 persen dibanding 2021 yang sebesar 9,79 juta ton GKG. Capaian di 2021 juga turun jika dibanding 2020 yang sebesar 9,94 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2021 dan 2022 terjadi di bulan Maret.
Baca juga : Jauh Lebih Murah, Mesin Kopi dan Cokelat dari Jember Tak Kalah dengan Produk Eropa
Di Jatim, Kabupaten Ngawi tercatat sebagai daerah tertinggi surplus gabahnya se-Indonesia. Pada bulan Desember 2022, surplus gabah di kabupaten tersebut sebanyak 15.750 ton atau tertinggi kedua se-Indonesia setelah Kabupaten Karawang.
Secara kumulatif produksi gabah kabupaten Ngawi tertinggi se Indonesia. "Insyallah, stok beras dalam kondisi aman hingga Desember 2022 bahkan surplus," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Selasa (6/12/2022).
Khofifah menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, penggilingan untuk skala kecil sampai dengan besar tetap melakukan produksi. Sebagian besar digunakan untuk memenuhi pasar atau konsumsi masyarakat."Jadi sampai Desember pun diperkirakan untuk produksi beras dan pasar di Jatim masih sangat cukup, aman dan terkendali," tegasnya
Sedangkan untuk produksi padi, sepanjang Januari hingga September 2022 mencapai sekitar 8,17 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Capaian tersebut turun 232.720 ton GKG atau 2,77 persen dibandingkan Januari-September 2021 yang sebesar 8,41 juta ton GKG.
Berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Padi September 2022, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2022 ialah sebesar 1,51 juta ton GKG.
Sehingga, total potensi produksi padi di Jatim pada 2022 adalah sebesar 9,69 juta ton GKG. Jumlah itu turun 0,10 juta ton GKG atau 1,05 persen dibanding 2021 yang sebesar 9,79 juta ton GKG. Capaian di 2021 juga turun jika dibanding 2020 yang sebesar 9,94 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2021 dan 2022 terjadi di bulan Maret.
Baca juga : Jauh Lebih Murah, Mesin Kopi dan Cokelat dari Jember Tak Kalah dengan Produk Eropa
Di Jatim, Kabupaten Ngawi tercatat sebagai daerah tertinggi surplus gabahnya se-Indonesia. Pada bulan Desember 2022, surplus gabah di kabupaten tersebut sebanyak 15.750 ton atau tertinggi kedua se-Indonesia setelah Kabupaten Karawang.
Secara kumulatif produksi gabah kabupaten Ngawi tertinggi se Indonesia. "Insyallah, stok beras dalam kondisi aman hingga Desember 2022 bahkan surplus," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Selasa (6/12/2022).
Khofifah menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, penggilingan untuk skala kecil sampai dengan besar tetap melakukan produksi. Sebagian besar digunakan untuk memenuhi pasar atau konsumsi masyarakat."Jadi sampai Desember pun diperkirakan untuk produksi beras dan pasar di Jatim masih sangat cukup, aman dan terkendali," tegasnya
(msd)