Terharu, Korban Gempa Cianjur Salat Jumat di Halaman Sekolah Ambruk
loading...
A
A
A
CIANJUR - Suasana haru dan khusyuk nampak jelas terlihat dari raut muka korban gempa Cianjur saat melaksanakan Salat Jumat. Para pengungsi mulai dari orang tua, anak-anak, hingga relawan turut berbaur dalam satu barisan saf yang sama.
Di tengah kedukaan dan bencana, mereka khusyuk memanjatkan doa kepada sang khalik. Mereka melaksanakan ibadah Salat Jumat dengan beralaskan terpal.
Salat Jumat digelar dihalaman sekolah SDN Cipetir yang ambruk dan lokasi pengungsian warga di Kampung Cipetir, Desa Ciwalen, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Jumat (25/11/2022).
Doa qunut juga diselipkan dalam ibadah Salat Jumat tersebut guna mendoakan para korban gempa Cianjur.
Jejen, salah satu korban gempa Cianjur mengaku, tidak menyangka harus mengalami jumatan dengan keadaan seperti ini. "Gak biasa, dan gak nyangka bisa seperti ini," kata Jejen yang rumahnya ambruk.
Dia menjelaskan, rumah bersama perabotan yang ia miliki hancur saat guncangan Gempa Magnitudo 5,6 memporak porandakan Cianjur. Sehingga, dirinya bersama keluarganya harus rela mengungsi di tenda pengungsian.
"Rumah hancur dan perabotan. Saya bersama istri dan anak harus ngungsi karena belum ada tempat tinggal lagi," ujarnya.
Jejen mengaku pasrah kepada Allah SWT atas apa yang dialaminya.
"Saya mah pasrah, kumaha Allah we, mudah mudahan ada hikmah dibalik semua ini," tuturnya.
Di tengah kedukaan dan bencana, mereka khusyuk memanjatkan doa kepada sang khalik. Mereka melaksanakan ibadah Salat Jumat dengan beralaskan terpal.
Salat Jumat digelar dihalaman sekolah SDN Cipetir yang ambruk dan lokasi pengungsian warga di Kampung Cipetir, Desa Ciwalen, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Jumat (25/11/2022).
Doa qunut juga diselipkan dalam ibadah Salat Jumat tersebut guna mendoakan para korban gempa Cianjur.
Jejen, salah satu korban gempa Cianjur mengaku, tidak menyangka harus mengalami jumatan dengan keadaan seperti ini. "Gak biasa, dan gak nyangka bisa seperti ini," kata Jejen yang rumahnya ambruk.
Dia menjelaskan, rumah bersama perabotan yang ia miliki hancur saat guncangan Gempa Magnitudo 5,6 memporak porandakan Cianjur. Sehingga, dirinya bersama keluarganya harus rela mengungsi di tenda pengungsian.
"Rumah hancur dan perabotan. Saya bersama istri dan anak harus ngungsi karena belum ada tempat tinggal lagi," ujarnya.
Jejen mengaku pasrah kepada Allah SWT atas apa yang dialaminya.
"Saya mah pasrah, kumaha Allah we, mudah mudahan ada hikmah dibalik semua ini," tuturnya.
(shf)